Apa yang kau pikirkan saat hari senin datang dan kau harus mengikuti mata kuliah jam pertama dengan dosen yang super duper membuatmu menguap berkali-kali meskipun itu dipagi hari? Oh jika kau bertanya padaku, maka aku akan menjawab bahwa rasanya aku ingin membakar kampus ini agar tak ada lagi kuliah yang diadakan. Berlebihan memang tapi itulah pikiran liarku jika saat itu tiba.
Berjalan sendirian menuju ruang kelas tanpa ditemani seorangpun memang akan menjadi pusat perhatian bagi mahasiswa lain, tapi sepertinya terkecuali untukku. Wajar saja, aku hanya mahasiswa semester 5 yang biasa-biasa saja, jadi jika dibandingkan dengan mahasiswa mahasiswi baru tahun ini mungkin mereka lebih tertarik untuk memandangi hobbae daripada sunbae sepertiku. Seperti kata mereka, hobbae jauh lebih menggemaskan. Berbanggalah kau para hobbae, tapi pada saat waktunya tiba kalian juga akan merasakan sepertiku. Terbuang, terbengkalai, alay memang.
"Suzy~ahhh" panggil sahabatku yang saat itu duduk dibangku panjang depan ruang kelas yang akan kami tempati selama mata kuliah bisnis berlangsung.
"Dosen botak itu belum datang?" tanyaku pada Soojung.
"Hem, katanya dia akan datang terlambat" angguk Soojung yang mulai berdiri dari duduknya.
"Tumben sekali" ucapku bingung, pasalnya dia paling tidak suka terlambat jadi aneh saja jika saat ini dia yang terlambat.
"Sudahlah ayo masuk. Jongin berada didalam, kudengar dia mengambil jam pagi ini. Kau tahu betapa bahagianya aku Suzy~ahh" ucapnya dengan kedua pipi yang bersemu merah. Aku bingung apa yang dilihat oleh Soojung dari seorang Kim Jongin? Bahkan Baekhyun lebih tampan menurutku, tapi saat aku mengatakan pendapatku Soojung malah membantahnya dan mengatakan mataku yang bermasalah karena tidak bisa melihat pesona seorang Kim Jongin. Ya tuhan, yang bermasalah mataku atau mata si gadis pirang ini.
♡♡♡
"Disitu saja" tunjuk Soojung pada kursi sebelah kanan, dekat jendela yang berada pada baris kedua. Aku tahu motif Soojung memilih kursi ini. Kalian mau tahu kenapa? Karena tepat dibelakang kursi itu adalah kursi yang diduduki oleh Kim Jongin.
Dan aku bisa melihat dengan jelas Soojung mencuri-curi pandang pada si hitam itu. Aku berniat ingin melihat kearah Jongin untuk memastikan bagaimana reaksinya saat Soojung dengan jelas memperlihatkan ketertarikkannya padanya. Tapi pandanganku bukannya jatuh pada Jongin melainkan pada mahkluk disebelah Jongin yang saat ini sedang menyeringai kearahku."Wae?" tanyaku risih pada seringainya.
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau melihat kearahku?" tanya pria itu yang kuketahui bernama Oh Sehun, playboy nomer satu dikampus ini. Memang banyak playboy dikampus ini, tapi tetap saja aku menomer satukan Sehun jika masalah memainkan perempuan. Dan aku benar-benar tidak menyukainya.
"Aku? Heh kau terlalu percaya diri tuan" ucapku lalu membanting tasku dimeja dan mendudukan pantatku dikursi itu. Moodku benar-benar hancur sekarang, kurasa membakar saja tidak cukup mungkin aku harus memusnahkan kampus ini biar sekalian Oh Sehun sialan itu juga ikut musnah. Dan sialnya lagi aku mendengar kikikkan menjijikkan itu tepat dibelakangku. Brengsek.
Berniat mengabaikan pria penafsu wanita itu, aku lebih memilih mengedarkan pandanganku pada seisi kelas. Dikursi depanku ternyata diisi seorang kutu buku, tapi dia tidak cupu. Namanya Kyungsoo, Do Kyungsoo. Dan aku sedikit..... mengaguminya. Hanya sedikit tidak lebih. Dipojok kiri terdapat pasangan paling romantis, bagaimana tidak dikatakan romantis... mereka selalu bersama dimanapun. Saat ada yang bertanya 'apakah kalian pacaran?' Mereka akan menjawab 'kami hanya teman'. Sungguh miris menyembunyikan fakta bahwa mereka memiliki hubungan special tapi berusaha ditutupi karena sang wanita ternyata sudah memiliki kekasih, dan bodohnya si pria mengetahui kebenaran itu dan tetap menjalin hubungan. Bukannya aku mau menggosip, tapi itu fakta yang dikatakan oleh si ratu gosip, Son Naeun.
Ngomong-ngomong soal Naeun, ternyata gadis itu duduk tepat disebelah Mingyu. Ah selalu begitu, menghalalkan segala cara agar mendapatkan perhatian dari pria yang terkenal menyukai basket itu.Lalu beralih pada kursi disebelahku yang ditempati oleh Hani cs, dari pendengaranku yang lumayan tajam bahkan mengalahkan pendengaran seekor kelelawar 'mereka sedang membicarakan Sehun' anggukku mengerti tapi detik selanjutnya mataku melotot tak percaya. Mereka sedang membicarakan Sehun? Lebih tepatnya ketampanan seorang Oh Sehun. Telingaku berdenyut tiba-tiba saat mendengar nama pria itu disebut. Aku berharap amnesia sementara.
Tiba-tiba khayalanku buyar seketika saat merasakan lenganku disenggol oleh seseorang yang ternyata adalah Soojung. Gadis itu memberi isyarat menggunakan matanya bermaksud mengatakan padaku bahwa aku harus melihat objek didepanku saat ini.
Demi Pangeran ken yang diciptakan untuk menjadi pendampingnya barbie, didepan sana tepatnya dibelakang meja dosen, pangeran kuda putih itu berdiri dengan gagahnya sambil menumpukan tangannya pada masing-masing ujung meja dengan kemeja pas badan yang bagian lengannya sengaja digulung hingga siku. Dia tersenyum tipis sambil mengedarkan matanya pada seisi kelas yang kuyakin saat ini benar-benar terfokus oleh sosoknya.
"Ekhm, perkenalkan namaku Park Chanyeol" ucapnya dengan suara bass miliknya yang terdengar seksi ditelingaku.
"Kurasa kalian bingung saat ini mengapa aku yang berdiri disini, bukannya Ahn seam yang seharusnya mengajari kalian..... Baiklah sepertinya aku harus menjelaskan sedikit. Ahn seam saat ini sedang mengerjakan penelitiannya yang mengharuskan beliau keluar kota untuk sementara waktu, dan beliau memintaku untuk menggantikannya. Apa ada yang keberatan dengan itu?"
Dan seruan yang mengatakan tidak keberatan terdengar menggema diseluruh ruang kelas ini, dan yang pasti suara para mahasiswi yang mendominasi termasuk aku, jangan tanya betapa bahagianya aku karena beberapa minggu kedepan aku tidak akan bertemu dengan si botak itu. Dan berkah yang kudapatkan, aku bisa melihat wajah pangeran berkuda putihku setiap senin pagi. Sepertinya perkataanku yang mengatakan akan membakar kampus ini ku urungkan sementara waktu sampai si botak itu kembali.