Terhitung sudah lima bulan, Bae Suzy dan Oh Sehun menjalin hubungan. Selama itu pula Suzy mulai menerima cinta seorang Oh Sehun walaupun dengan cara yang terbilang tak lazim.
Seperti kata orang-orang, cinta datang karena terbiasa dan itulah yang Suzy rasakan. Walau otak terus menyangkal, mengatakan bahwa hidupnya akan suram bersama Sehun. Tapi hati tetap bersikeras melawan, bahwa memiliki Sehun adalah yang terbaik, walaupun masa depan dipertaruhkan.
Maksudnya, masa depan yang akan Suzy jalani untuk menuju keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Yang ada hanya kegilaan yang akan menghiasi hari-hari pernikahan mereka. Suzy pun tidak tahu kenapa berpikir sejauh itu, mengingat ia dan Sehun masih kuliah.
Tapi bayangan menghabiskan sisa hidup dengan pria itu terus menari breakdance diotaknya. Walau seberapa keraspun ia menggelengkan kepala.
Ceklek!
Gadis itu segera mengalihkan pandangan pada pintu apartemennya yang terbuka.
"Hai sayang. Mama datang!"
"Ha? Mama?!" Ia terlonjak, melompat berdiri dari duduk cantiknya diatas sofa. Memandang penuh horor pada wanita paruh baya yang kini menghampirinya.
Menarik tubuhnya yang tegang untuk ia peluk, "Hai sweetheart, mama merindukanmu!" ucap mamanya gemas, menggoyangkan tubuh Suzy yang berada dipelukkan. Terakhir memberikan tepukkan sayang pada pantat Suzy dengan cukup keras.
"Ma!" Protes Suzy.
"Hehe... bagaimana kabarmu, baikkan?" Wanita paruh baya itu beringsut duduk, melepaskan jaket tebalnya lalu beralih pada sepatu boots selututnya.
"Hem. Dimana papa, tidak ikut?" tanyanya juga menghempaskan diri disamping ibunya yang masih terlihat sibuk.
"Ikut. Dia dibawah, tadi tidak sengaja bertemu seorang pria muda, sepertinya tinggal disini juga. Papamu minta ditemani ke kedai kopi, jadi pria itu yang mengantarnya"
Suzy cemberut, melemparkan sepatu ibunya kearah rak sepatu berada. "Kau diculik bagaimana?"
"Tidak mungkin. Papamu itu sudah tua. Dagingnya juga alot, tidak mungkin diculik" gelengnya dengan anggun, menyandarkan tubuh lelahnya pada sofa tidak empuk dibelakangnya.
"Ngomong-ngomong, kau sudah punya pacar?" Alisnya naik turun, menatap penuh selidik putri satu-satunya yang tidak cantik sepertinya.
"Ada" jawabnya ketus.
"Benarkah? Siapa yang mau denganmu?" Tubuhnya ia condongkan, menyenggol dengan bersemangat bahu putrinya yang mencebik kearahnya.
"Tentu saja seorang pria!"
"Iya mama tahu. Tapi siapa?"
Ceklek!
"Sayang aku pulang!"
Suzy mengurungkan niat akan menjawab, ketika suara sang papa lebih dulu terdengar dari arah pintu masuk.
"Pa, dari mana saja?" Gadis itu beranjak, berlari kearah pelukkan sang papa yang membuka tangannya lebar.
"Papa merindukanmu sayang!" Ucap papa Bae memeluk erat putrinya, mencium pipinya secara bergantian dengan gemas.
"Membeli kopi sebentar. Ah ya, tadi papa bertemu seseorang jadi minta bantuan untuk mengantar ke kedai kopi. Tapi ternyata tujuan kami sama. Dia ingin kesini, katanya temanmu" jelas papa Bae panjang lebar.
"Benarkah? Mana dia?"
"Tadi diluar mengangkat telepon"
"Oh ya? Sia--"
"Permisi!"
Suzy merasakan bola matanya hampir meloncat keluar. Pria didepan pintu sana tersenyum dengan manis saat menangkap raut terkejut dari gadisnya.
"Ah itu dia. Masuklah. Kau ingin bertemu Suzy 'kan?" Panggil papa Bae tanpa menyadari raut wajah pucat milik putrinya.
"Jadi kau teman Suzy? Woah... beruntung sekali putriku ini memiliki teman setampan dirimu"
"Ha? Ah bukan, aku bukan temannya. Aku-- argh!" Sehun memekik tertahan ketika Suzy dengan cepat berlari kearahnya, menginjak kakinya dengan hentakan yang kuat.
"Yya! Kenapa kau menginjaknya, sayang?" Mama Bae maju, menyingkirkan tubuh Suzy dari Sehun. Membawa pria itu untuk masuk kedalam apartemen.
"Ma! Biarkan dia pulang!" Suzy coba menghentikan, menarik kerah jaket Sehun dengan kuat.
"Kau ini kenapa memperlakukan tamu seperti itu!" Kali ini papa Bae yang menyela, melepaskan pegangan Suzy secara paksa.
Mendorong tubuh Sehun untuk masuk lebih dalam. Pria itu menolehkan kepalanya, menjulurkan lidah kearah Suzy yang melompat-lompat kesal.
"Oh Sehun!" Geramnya dengan jemari terkepal.
♡♡♡
"Jadi kalian satu kampus?" Tanya mama Bae terkejut, meletakkan segelas susu dihadapan Sehun.
"Iya. Tapi lebih dari itu" balas Sehun malu-malu.
"Lebih dari itu? Maksudnya?" Tanya papa bingung. Suzy memilih diam dengan kegeraman yang kentara.
Sehun tersenyum, menggaruk kepalanya dengan kikuk. "Kami, besanan"
Mama, papa Bae tercengang, beralih menatap Suzy dengan tajam, "Kau punya anak?" Tanya keduannya bersamaan.
Suzy segera menggoyangkan kedua tangan dengan wajah terkejut. "Bukan ma, pa. Aku tidak punya anak, sumpah!"
"Ah... bukan anak Suzy maksudku" sela Sehun saat melihat kedua orang tua itu terlihat salah paham.
"Lalu?" Tanya mereka berdua, kompak.
"Damon dan vivi. Anjing kami" jelas Sehun.
"Ah... ANJING Ternyata!"
"Kenapa anjing-nya harus ditekan seperti itu?" Tanya mama Bae.
"Tidak apa-apa. Hanya ingin memperjelas saja" cengir papa Bae.
"Tapi ada yang lebih spesial dibanding hanya sebagai besan" sela Sehun lagi dengan sikap tenang.
Suzy menutup wajahnya kesal, kenapa mulut kekasihnya yang satu ini lemes sekali.
"Berhenti Oh Sehun. Atau ku usir kau pulang!"
Sehun meringis, menatap kekasihnya dengan pandangan imut.
"Jangan hiraukan dia. Apa, apa?" Tanya mama Bae mencondongkan tubuhnya kearah Sehun yang berada diseberangnya, hanya dibatasi sebuah meja makan.
"Kami---"
"Ya?" Papa Bae mencoba bersabar.
"--- dua sejoli yang sedang bercinta!"
"Apa?!"
"ANJING!"
END
Endingnya gaje? Emang wkwkwkwk
Benaran selesai yaa, jgn minta lagi please😫😫😫
Bye bye sampai bertemu dicerita lainnya....💋💋💋💋💋
Bonus pict 👅 :