Aku masih berada dalam gelungan hangat selimut merah mudaku di apartemen yang lumayan besar, kata Soojung saat pertama kali keapartemenku. Tapi sialnya, saat aku membuka grup line yang berisi temen satu kelasku dikampus, aku mengetahui satu pemberitahuan baru bahwa jam pengganti bisnis akan diadakan pada pukul 9 pagi, dan itu setengah jam lagi. Bunuh saja aku.
Dengan mengumpulkan nyawa yang masih melayang-layang diatas kepalaku, aku menyibakkan selimut lalu melompat dari kasur yang menurut perkiraanku sudah harus diganti sebulan lagi jika tidak ingin pinggangku merasakan sakit seperti awal-awal datang bulan. Saking terburu-burunya aku ingin menginjak lantai dibawahku, aku sampai tidak sadar bahwa ada damon berada dibawah sana, maafkan aku wahai anakku.
Tidak memperdulikan damon yang kini menggonggong sambil melompat-lompat kecil akibat tangannya yang kuinjak. Eh kaki atau tangan ya? Kurasa kaki walaupun itu terletak pada bagian depan tetapi mereka menggunakannya untuk berjalan jadi anggap saja itu kaki. Aku segera masuk kedalam kamar mandi, jangan berpikir aku akan mandi. Saat keadaan seperti ini mandi adalah sunnah. Jadi lebih baik tidak melakukannya, cukup dengan mencuci wajah dan menyikat gigiku lalu mengusapkan sedikit air kerambutku agar terlihat bahwa aku habis mandi dan terakhir mengganti celana dalam serta bajuku. That's Perfect.
Mendorong pantat damon keluar dari apartemenku, lalu menguncinya dari luar dan bersiap mengambil aba-aba untuk menunjukkan pada para tetanggaku bahwa aku pelari yang baik saat sekolah dulu. Aku mulai berlari sekuat tenaga melewati lorong apartemenku yang tidak terlalu lebar. Menuruni tangga dengan hati-hati sambil mempertahankan kecepatanku.
"Hai, bibi Marry. Hari yang indah ya" ucapku masih sambil berlari saat tidak sengaja bertemu denganya disimpang jalan menuju kekampusku. Bibi Marry adalah tetanggaku.
"Perhatikan langkahmu" ucap bibi Marry. Dan aku hanya memberikan isyarat oke pada tanganku tanpa memandangnya. Aku sudah tidak punya banyak waktu.
Dan akhirnya aku sampai juga, berhenti sebentar untuk menghirup oksigen yang tiba-tiba menipis diparu-paruku. Aku membungkuk sebentar, menopang tanganku pada lututku. Keringat bercucuran ditubuhku. Yang kuharapkan hanya satu saat ini, bahwa tubuhku tidak mengeluarkan bau yg aneh. Ugh kau mengerti maksudkukan?
Sepertinya cukup, aku menegakkan kembali tubuhku tapi sial beribu sial. Haruskah aku mengatakan 'fuck' pada seseorang yang berada sekitar 10 meter dariku saat ini.
Disana, ditempat parkir mobil yang benar-benar lebar seperti lapangan golf itu, aku melihatnya sedang mencumbu bibir lawan jenisnya. Bahkan aku melihat tangan panjang pria itu menyelinap masuk kedalam baju gadis itu, meraba perutnya lalu makin naik, naik, naik dan hap dia mendapatkan apa yang dicarinya dari tadi. Dasar bajingan.
Kurasa cukup untukku menodai mataku dengan tontonan seperti itu. Karna kupastikan itu akan berlanjut sampai 1 jam atau mungkin lebih. Aku melirik jamku, good bahkan aku lupa memakai jamku. Aku berjalan cukup cepat tidak berlari, jika didalam kampus aku harus menjaga image, benarkan?
Tapi tak kusangka, bukan hanya Jongin yang kutemui pagi ini. Bahkan teman sekutunyapun kutemui saat ini. Oh Sehun, pria itu sedang berjalan menghampiriku, ah tidak, aku terlalu percaya diri. Dia memang berjalan kearahku tapi bukan untuk menghampiriku. Bahkan hanya dengan menggunakan kaos putih lengan pendek yang digulung ujungnya menambah pendek lengan baju itu, jangan lupakan topi hitamnya yang sengaja dibalik dan headset yang menyumpal kedua telinganya, dia tetap terlihat mempesona. Kenapa orang tua Oh Sehun sangat baik dalam menciptakan anaknya. Aku menggelengkan kepalaku, idiot jika aku berpikir Oh Sehun tampan. Argh kurasa aku harus mencuci otakku. Kau memang mengasihankan Bae Suzy.
"Bae Suzy?" panggil Sehun padaku saat dia berdiri tepat dihadapanku. Sejak kapan dia disitu.
"Eoh?" Sehun memandangku sambil mengerutkan dahinya yang mulus bak porselen. Dahinya saja seperti itu, bagaimana dengan bagian lainnya. Ups
"Kau tidak bisa menipuku?" ucapnya sambil menyeringai, seringaian itu lagi. Aku membencinya.
"Apa?" ucapku ketus.
"Biar kutebak.... hm kau kesiangan, jadi kau hanya menyikat gigimu dan mencuci wajahmu. Tapi saking terburu-burunya kau mencuci wajahmu, kau sampai lupa mencuci jejak aliran sungai kecil yang berasal dari mulutmu dan bermuara ditelingamu. Ih itu benar-benar menjijikan Bae Suzy" ucapnya dengan wajah tenang dan berakhir dengan wajah menjijikkan miliknya.
Jangan tanya reaksiku bagaimana, karna sumpah demi dewa-dewi rasanya aku ingin menjatuhkan diriku dari puncak tertinggi Namsan Tower. Agar tak ada satu orangpun yang tahu bahwa aku pergi kekampus tanpa mandi. Oh Sehun sialan, brengsek, mati saja kau.
Shit...