Someone POV
Aku mengedarkan pamdanganku keseluruh ruangan ini, tidak berubah sama sekali sejak 15 tahun yang lalu. Aku mataku menangkap sebuah foto keluarga besar dan seorang badut dora, awalnya aku heran dengan foto itu. Aku tidak menemukan diriku ada disana, namun lama kelamaan aku menyadari. Bahwa aku sebenarnya ada difoto itu sebagai badut dora. Hah mengingat kejadian itu aku rasanya sangat ingin menangis. Oh iya masalah gadis yang kuserahkan pada orang itu sepertinya akan berhasil aku yakin. Dia akan melakukan keinginan orang itu cepat atau lambat.Tok... Tok... Tok...
"Masuklah!" Kulihat dari ekor mataku seorang pria masuk dan tersenyum.
"Ada apa sepertinya dirimu bahagia sekali? Apa yang terjadi?" Kutolehkan pandanganku kepadanya.
"Aku sudah menemukan cara terbaik agar semua rencana ini berhasil. Aku akan memberi sebuah ramuan padanya. Aku yakin sekali semua dendam dan benci akan tertumpuk dihatinya membuat dia akan mengikuti kemauan kita." Aku memutar bola mataku kesal.
"Kalau masalah itu, aku sudah tau dari dulu. Apa kau lupa jika ramuan itu aku yang meraciknya?" Pria bodoh itu hanya menggaruk tenguknya yang tidak gatal dan tertawa bodoh.
"Ah iya aku lupa, Hahaha. Tapi walaupun kita tidak memberi ramuan itu tetap saja dia akan melenyapkan orang-orang itu. Kau tau aku ini psikolog, aku bisa melihat dari wajahnya hasrat membunuhnya sangat kuat namun ditahan oleh kebaikan hatinya. Aku rasa jika orang itu menumpuk setidaknya 1/2 takaran kebencian lagi maka, kebaikan hatinya akan lenyap." Aku memandangnya datar.
"Apa maksudnya 1/2 takaran? Kau kira kita sedang ingin membuat kue dengan tema kebencian? Kau ini aku tak habis pikir bagaimana bocah sepertimu bisa lulus dengan lulusan terbaik sebagai psikolog." Pria itu kembali terkekeh.
"Ahahahaha maksudku 50% kebencian. Aku yakin sekali sebenarnya dia sudah tidak tahan, tetapi dia kurang dukungan. Aku merasa kita perlu membuatkannya yel-yel agar dia semangat." Kulemparkan buku tebal dan mengenai wajahnya.
"Sepertinya dirimu ini sangat tidak berguna bagaimana bisa kamu mengatakan hal itu saat aku sedang serius? Sejak tadi kerjaanmu hanya mengikuti kata-kata dari otak tumpulmu itu." Pria itu mengernyitkan dahinya sambil memegang jidatnya yang terkena buku yang kulempar tadi.
"Ah... tidak perlu memuji aku hanya mencoba menolongmu agar kau tidak stres. Apa kamu tau penuaan dini akan terjadi jika seseorang stres. Ah iya aku lupa, aku menjual sebuah produk di tokoku itu untuk mencegah penuaan dini. Apa kau ingin membelinya aku akan memberikam discount 5% kepadamu. Dan satu lagi! Apakah agar tidak tumpul otakku harus kuasah dengan pengasah pisau?" Kulemparkan lagi buku yang ukurannya dua kali lebih besar dari sebelumnya.
"Aku rasa dirimu tidak ada gunanya disini. Apa kau mengejekku tua hah? Umurku ini memang sudah 40 tahun tetapi jiwa raga serta wajahku masih jelas terlihat bahwa diriku ini masih 19 tahun. Dan jika kamu ingin mengasah otakmu menggunakan pengasah pisau silahkan aku tidak melarangmu. Dan masalah produkmu akan kupertimbangkan lagi tapi kenapa discountnya sedikit sekali hah?" Pria itu melompat kegirangan.
"Yey akhirnya kau tertarik pada jualanku. Sebenarnya sudah sejak dulu aku ingin menjualnya padamu, tapi aku takut nanti kamu akan memakanku." Aku memandangnya sekilas dengan wajah datar.
"Kau pikir aku Kaneki di Tokyo Ghoul? Dan jelas sekali walaupun aku seorang ghoul, kau itu tidak layak untuk dimakan dagingmu sedikit isi tubuhmu adalah kulit dan tulang saja." Dengan cepat dia menggeleng.
"Tidak isi tubuhku itu ada banyak tahu, usus besar, usus kecil, ginjal, paru-paru, limfa, hati, jantung. Dan hmmm... apalagi yaa aku lupa ah... cari sendiri saja dibuku biologi semuanya ada. Aku pulang saja aku ingin membakar sekolah Kasumi dulu agar besok dia libur pasti dia bahagia byee byee." Pria gila itu berlari aku hanya bisa menghela nafas kasar bisa bisa aku mengenal orang gila sepertinya.
Aku memungut buku-buku yang kulempar tadi. Bagaimanapun juga aku harus mengganti partner kerjaku. Aku akan gila jika dia yang masih berada disekelilingku. Aku punya sebuah rencana licik akan kubuatkan dia surat phk hahahhahahahahahah.... mengingat kepintaran otakku aku menark oppa gangnam style diruang kerjaku. Tiba-tiba...
"Huaaaaa... Hiks... hiksss. Tolong aku tadi aku dimarahi oleh guru disana karena meledakkan petasan sehingga dia kaget dan menelan cincin lamaran dari pacaranya yang ditaruh di cup cake." Aku menggelengkan kepalaku sekaligus menepuk jidat. Bagaimana bisa aku mengenal orang gila sepertinya.
Hai... hai bagaimana ceritanya aneh yaa? Hahahahahha... Cill lagi kurang kerjaan. Btw thx yaa buat yang udah baca dan ngevote cerita Cill. Apa lagi ada yang masukin di reading list makasih banget yaa. Makasih udah mau baca ceritaku walau masih abal abal. Makasih banyak untuk LoR chapter 03 akan dipost besok 😊. Sekali lagi makasih yaa. GBU
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Revenge
Mystery / ThrillerAkyo Kasumi seorang anak ceria dan baik hati. Namun, dibalik keceriaan itu dia menyimpan segala kekecewaan di hatinya. Bagaimana tidak, orang tuanya lebih memperdulikan anak angkatnya dibanding dirinya. Dia selalu dianggap sebagai kutukan bagi orang...