LoR-04

59 7 10
                                    

Happy reading 😊

"Apa yang kau lakukan?" Suara seorang wanita yang sangat kukenali membuatku seketika terdiam. Aku mengangkat kepalaku melihatnya, dia memandangku datar.

"Di-Dia mau me-membunuhku hentikan dia." Hanako menunjukku tepat diwajahku.

"Memangnya kenapa jika dia mau membunuhmu? Apa itu salah? Dia sudah banyak menderita karena dirimu, sudah sepantasnya dirimu mati!" Michio tersenyum dan menangguk meyakinkanku untuk membunuh Hanako.

"Hahahah... kau mengira kakakku akan membela dirimu seperti orang-orang lainnya? Kau telah membunuh Kakak kembarku dan merusak kehidupanku selama ini. Aku akan membunuhmu." Aku tertawa dan berjalan mengambil borku yang sudah kusiapkan sejak tadi.

Kunyalakan bor itu dan menusuknya tepat di telapak kaki Hanako. Dia berteriak dengan kencang tetapi, Michio menutup mulutnya dengan plester sehingga suaranya tidak terlalu terdengar lagi. Tetapi sayangnya aku sangat merasa risi dengan suaranya, aku benci suara itu. Suara yang selalu membuatku menderita dengan segala tipu muslihatnya.

"Hanako-chan karena dirimu selalu berbohong dan selalu menghinaku maka aku akan memberimu hadiah." Mataku menatapnya tajam, seperti orang yang haus akan darah.

Kubuka plester yang ditempelkan Michio pada Hanako dan tampar keras pipinya sehingga dia menjerit. Dikesempatan itu pula aku menarik lidahnya dan memotongnya menggunakan gunting tumpulku. Dia begitu tersiksa, suaranya yang melambangkan penderitannya saat ini membuatku semakin bahagia. Suaranya yang sangat menderita itu, bagaikan alunan musik indah yang masuk pada pendengaranku.

"Bagaimana rasanya Hanako-chan? Sakit bukan? Apa kau tau selama ini, itulah yang kurasakan bahkan lebih dari itu karena sakitnya sudah membekas dihatiku. Hanako mari kita selesaikan semuanya." Aku mengengam pisau tajam kali ini aku akan langsung membunuhnya dengan menusukan pisau itu tepat dijantungnya.

"Apa ini yang kamu maksud hadiah natal untuk orang tuamu?" Aku menangguk menjawab pertanyaan Michio.

"Kalau begitu mari kita membersihkan demua ini jangan sampai ada jejak sedikitpun yang tertinggal aku akan membantumu." Michio mengulurkan tangannya padaku aku menerima uluran tangannya dan tersenyum simpul.

Aku rasa ini akan menjadi natal yang sangat indah bagi kedua orang tuaku. Aku membungkus mayat Michio dalam sebuah kotak hadiah yang telah kubeli, setelah itu aku menaruhnya tepat dibawah pohon natal. Michio membersihkan semua darah dan segala bukti-bukti diapun memberikanku pakaian dan sepatu baru. Aku segera mengganti pakaianku dan membakar pakaian yang kupakai saat membunuh Hanako.

Badanku tiba-tiba terasa oleng dan kakiku tidak sanggup menahan tubuhku lagi. Seketika aku terjatuh, kubuka mataku melihat keadaan sekeliling. Ini aneh harusnya aku berada dirumah orang tuaku, tapi mengapa aku berada ditempat yang tidak kukenali? Dan disini tidak ada salju, disini sedang musim semi. Aneh sekali, aku benar-benar tidak mengerti dimana ini dan bagaimana aku bisa kemari. Bukankah tadi... hah? Jangan-jangan ini adalah alam bawah sadarku. Kulihat ada sungai didepanku, aku memberanikan diri mendekati sungai. Sungai yang sangat jernih dan berbagai kehidupan ada didalamnya, kutatap wajahku melalui bayangan yang berada disungai. Aku meningat segala yang terjadi tadi, aku sangat menyesal, sungguh sangat menyesal aku sudah mengakhiri hidup orang lain. Betapa jahatnya diriku, walau Hanako jahat padaku tetapi aku sama saja sepertinya malah lebih parah. Aku sudah melenyapkannya, bagaimana bisa diriku seperti ini? Bukankah aku ini orang yang baik kenapa aku membunuh orang? Aku sangat takut, aku seorang pembunuh...

"Hei mengapa kamu menyalahkan dirimu? Kamu tidak salah, langkah yang kamu ambil itu sudah sangat tepat. Dengan begini kamu sudah tidak menderita lagikan? Orang yang menganggumu juga sudah lenyap." Aku terkejut mendengar suara itu, aku mencari-cari asal suara itu, tetapi tidak satupun kutemukan orang lain selain diriku

Love or RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang