Bulan

2.3K 78 5
                                    

Bulan, ia adalah satelit Bumi. Ia senantiasa menemani Bumi, mengelilingi Bumi, menghibur Bumi, dan selalu berusaha mendapatkan perhatian Bumi. Ia adalah satelit yang terdekat dengan Bumi, meski begitu Bumi tetap mengacuhkan Bulan. Alasan Bumi sederhana, ia mengacuhkan Bulan karena ia sudah memiliki matahari. Serta ia terlalu tua untuk Bulan, ia terlalu besar sehingga menganggap Bulan hanya seperti anak kecil.

Bulan selalu ada di sisi Bumi, meskipun terkadang ia terluka, meski terkadang ia kecewa, ia tetap setia menemani Bumi, menyemangati Bumi agar tetap tak berhenti mengelilingi dan mengejar Matahari. Bahkan Bulan tahu, Bumi akan tetap terus berada di sisi Matahari, ia akan tersakiti dengan hal itu namun kasih sayang yang ia berikan begitu tulus, ia rela menyemangati Bumi agar Bumi selalu berada di sisi Matahari. Bulan akan terus berada di sisi Bumi, ia pun tak tahu kapan ia bisa berhenti.

Pernah suatu hari Bulan bertanya pada dirinya sendiri. "Apakah aku mengganggu Bumi ? Ataukah Bumi senang akan perhatian, kasih sayang serta dukungan dariku ?. Akankah Bumi menyadari akan cinta yang ku berikan untuknya ? Akankah dia berpaling dari Matahari ? Akankah kami bisa bersatu ?"

Bulan juga tidak tahu jawabannya, ia hanya terlalu takut, takut untuk mengutarakan segala pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Bulan akan tetap mengelilingi Bumi, menyinarinya dengan cahaya yang redup meski ia akan terus tersakiti, membantu Bumi untuk tetap mengelilingi Matahari.

Bulan yang awalnya terang, semakin hari semakin redup. Cahayanya kalah jauh dengan Matahari yang terang benderang, membuat Bulan hanya seperti angin lewat bagi Bumi. Meski begitu Bulan tetap setia, ia akan tetap menemani Bumi, menyinarinya dengan sinar yang redup, sinar yang penuh akan ketulusan, meski ia menyimpan sejuta iri dengan sang Matahari.

Jikalau Tuhan memerintahkan dia untuk berhenti menemani Bumi, berhenti mencintai Bumi, akankah ia akan kuat menghadapi kekosongan hatinya ? Akankah Bulan mampu menahan cahaya yang semakin hari semakin redup ? Akankah Bulan mampu untuk merindukan Bumi selama berjuta-juta tahun ? Akankah Bumi akan mengingat Bulan ?

Bulan tak pernah mengeluh, ia memang memiliki sejuta iri dengan Matahari yang ia pendam, mungkin rasa iri ini akan ia pendam untuk selamanya. Biarlah Bulan yang terpuruk, asal ia bisa melihat senyum Bumi bersama Matahari. Biarlah, Bulan kuat. Ia akan rindu, Bumipun pasti tak akan kuat namun Bulan yakin Bumi tak akan menghabiskan waktunya hanya untuk merindukan Bulan, biar Bulan saja yang merasakan sakitnya merindukan, beratnya merindukan karena senyum Bumi lebih penting dari segala ego yang dimiliki Bulan.

-----

Hei kalian !! Ku malas lanjutin Ardi nih peace ✌.
Jadi ini kayak short story based on real life tapi ya pake umpamaan aja wkwkwk.
Bagi yang nggak ngerti ini maksudnya apa, coba pahami dulu. Pokoknya inti dari cerita ini adalah seseorang yang mencintai sebelah tangan namun mengupayakan apa saja demi seseorang yang ia cinta #eaa~

Voment please :)

Matahari, Bumi, Bulan, Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang