Surat dari Bulan

742 38 3
                                    

Teruntuk Bumi,
Seseorang yang ku kasihi,

Halo Bumi, masihkah kau mengejar Matahari ? Ah aku lupa, kau tak akan pernah berhenti. Benarkan ?. Aku turut senang mengetahui bahwa Matahari juga mencintaimu. Sakit ? Oh tidak usah mengkhawatirkanku, aku sudah kebal dengan semuanya. Sekarang kau tak butuh aku kan ? Haha, aku juga ingin pergi, namun sialnya orbitku hanya mengitarimu. Coba saja Tuhan mengubah orbitku, aku akan pergi sejauh mungkin, membawa seluruh luka yang telah kau ukir. Bukan, bukan aku membencimu, tapi tugasku sudah selesai, tugasku hanya memberimu semangat agar kau mendapatkan matahari, sialnya Tuhan tak membebaskanku dari tugas ini. Berbahagialah kau dengan Matahari, aku akan tetap menikmati keajaiban ini, ah tidak maksudku kutukan ini.
Maafkan aku yang terlalu lugu mencintaimu, yang terlalu mudah jatuh hati kepada sosok yang sama sekali tak menginginkanku. Untuk sekarang mungkin aku tak akan pergi, ah tidak maksudku Tuhan belum mengizinkanku untuk pergi. Cari saja aku bila kau membutuhkanku, aku selalu ada di sekitarmu. Aku hanya ingin menekankan sesuatu, kau terlalu jauh mengejar Matahari hingga kau melupakanku. Terima kasih telah membaca surat bodoh ini, semoga Tuhan segera menjauhkanku darimu.

Tertanda,
Anak kecil yang selalu kau sakiti

---

Teruntuk Matahari,
Sosok yang sangat dicintai orang yang kucintai,

Hai !. Kau pasti tak mengenalku bukan ? Ya aku Bulan. Mungkin kau sering melihatku namun kita tak pernah berbicara, aku terkejut saat kau mengirimkan surat untukku. Bagaimana kisah cintamu dengan Bumi ? Wah, pasti mengasyikkan bisa dikelilingi oleh orang yang kau cintai. Tolong jangan sakiti Bumi ya, aku mohon. Aku memang bukan siapa-siapa Bumi, aku hanya satelit bodoh yang terlalu berharap akan cinta Bumi, tapi bila kau menyakitinya, sama saja kau menyakitiku, menyakiti seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa. Kau bertanya di dalam suratmu, "Kau masih muda, kenapa kau tak mencari bintang dan malah mengharap Bumi ?", kini akan kujawab. Aku memang mencintai Bumi, jangan salahkan aku karena ini kehendak Tuhan. Menyesal ? Sering, aku sering menangisinya dan menyesal telah mencintainya. Ingin berpaling ? Sangat, namun Tuhan tak membiarkanku melakukan hal demikian, Ia tak menghapuskan rasa cintaku pada Bumi. Salahkah aku bila begitu ?. Kini kau sudah mendapatkan Bumi. Selamat. Tenang, aku tak akan merebutnya, bukan aku tak mau, tapi aku tak bisa. Aku ingin menekankan suatu hal, Bumi terlalu jauh mengejar Matahari sehingga ia melupakan Bulan, iya dia melupakanku. Terimakasih telah menjadi orang yang spesial untuk Bumi. Berbahagialah dengannya, kalian pantas mendapatkan itu.

Tertanda,
Seseorang yang kalian anggap sebagai anak kecil

Matahari, Bumi, Bulan, Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang