TIGA

8 0 0
                                    

Warning!!!! : TYPO

Hello guys balik lagi ni, buat yang udah baca makasih banget yaahh.... kalian yang terbaik!!!
Btw ada yang kangen gak?? Pasti pada penasaran kan sama kelanjutan ceritanya??? Ya udah deh gak usah lama-lama... cuzzz

Enjoy it!!

****

        Ghia melangkah pelan menghampiri Jimmy yang terlihat duduk tenang sambil memainkan ponsel tidak jauh dari ruangan dr. Yuda.

"Jim!" Panggilan Ghia membuat Jimmy yang masih asik memainkan ponsel lantas mendongak dan sontak tersenyum begitu melihat Ghia sudah berdiri di hadapannya.

"Gimana hasil tesnya? Dokter bilang apa?" Tanya lelaki itu masih sambil tersenyum.

"Gue cuma pusing kok, gara-gara terlalu tegang ngadepin olimpiade tempo hari jadi gak merhatiin pola makan,"

"Tuh kan, gue bilang juga apa. Lo tuh terlalu maksain diri, jadi gini kan hasilnya,"

"Bawel lo ah, gue juga gak kenapa-kenapa kok," ucap Ghia sedikit kesusahan dan sedikit tidak sabar.

"Ya udah, yuk gue antar pulang, ntar kemaleman lagi dijalan,"

****

"Lo gak mau nyuruh gue masuk?"

" Enggak dulu deh. Gue mau langsung tidur, udah capek banget seharian. Thanks yaa udah nganterin." Seru Ghia seraya berlari masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Jimmy yang tertawa kecil dalam mobil.

Ghia menjatuhkan dirinya di atas sofa ruang tamu rumahnya yang sunyi. Ucapan dokter di rumah sakit kembali berputar dalam ingatannya. Sama sekali bukan sesuatu yang pernah terpikir olehnya.

"Berapa banyak waktu yang aku punya?"

"Saya tidak bisa memastikannya, Ghiana. Bisa setahun, dua tahun, dan bisa saja hanya tinggal beberapa bulan,"

Ghia meraih ponsel, mencari kontak Rama sebelum kemudian menghubunginya.

"Ram...." Gumam Ghia lirih.

Tiga kali mencoba, sebelum panggilan keempat ia mendapat jawaban dari operator bahwa ponsel Rama sedang tidak aktif.

Air mata mulai mengalir dari pipi gadis itu. Tangannya bergetar menyebabkan ponsel dalam genggamannya jatuh ke lantai.

"Aku takut Ram.... Aku takut.."

****

       Bel berdering beberapa kali, pertanda kelas akan segera dimulai. Rama mengalihkan perhatiannya pada bangku di sebelah Jimmy yang masih belum diduduki pemiliknya. Tatapannya kemudian beralih pada Jimmy dan mendapati sahabatnya itu sedang menggumamkam sesuatu padanya. Ia menggeleng pelan tidak menangkap maksud Jimmy. Ia sendiri tidak mengerti apa ingin disampaikan temannya itu.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka. Namun tak seperti biasa, kali ini wali kelas mereka tidak datang sendirian, melainkan dengan seorang gadis berwajah asing yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.

Guru paruh baya yang biasa dipanggil Pak Bayu itu terlihat membisikkan sesuatu pada sang gadis sebelum gadis tersebut tersenyum pada seisi kelas yang disambut tatapan kagum oleh seisi kelas terutama murid laki-laki.

"Hai semuanya. Nama saya Arieska Indira Putri. Mulai sekarang, saya akan belajar bersama kalian di kelas ini. Saya dari Australia, mohon bantuannya." Ucap gadis bernama Arieska itu seraya sedikit membungkuk di akhir kalimat.

BEST PART PIECE I'VE EVER HADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang