"Siang itu hujan, aku ingat itu. Aku, kau dan dia masih amat kecil waktu itu. Hari dimana kau pergi. Hari dimana kau memeluk dia dan berkata "aku kesini lagi nanti, kita main puteri dan kstaria lagi yah", hari dimana aku menangis meratapi kepergianmu tapi tak berani mengucapkan perpisahan, hari dimana aku tahu bahwa kamu menyukai dia bukan aku, hari dimana aku sadar mulai saat ini cintaku tandas. Cintaku padamu."
Aku = Naya, kamu = Panji, dan dia = Hayla.
Pukul 10.00 waktunya istirahat bagi salah satu sekolah yang ada di daerah Bogor, semua anak mulai berebut untuk keluar kelas, mencoba untuk mengisi otak mereka dengan hal-hal yang menyenangkan, setelah hampir 2 jam otak mereka diisi dengan mata pelajaran sekolah. Banyak cara yang dilakukan oleh murid-murid untuk mengisi waktu istirahat mereka. Ada yang ke kantin untuk makan atau sekedar nongkrong berkumpul dengan teman-temannya yang memang berbeda kelas, sehingga dikantinlah tempat mereka berkumpul bertukar cerita. Atau ada beberapa murid yang mengisi waktu istirahat di lapangan untuk bermain sepak bola, futsal atau yang lainnya. Atau beberapa murid yang menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk membaca, atau hanya sekedar mencari suasana tenang. Ada juga beberapa murid yang menghabiskan waktu istirahatnya di kelasnya masing-masing, seperti yang dilakukan Naya.
Naya merupakan salah satu murid dari SMA itu, tepatnya di kelas XI IPA-2. Dia seorang gadis yang memilki mata bulat, kulitnya tidak terlalu putih, ,rambutnya sebahu, badannya tidak terlalu tinggi, tapi tidak juga mungil, ada lesung pipi ketika tersenyum. Tanpa terkecuali, Naya juga menghabiskan waktu istirahatnya untuk mengisi otaknya dengan hal yang menyenangkan. Dan yang dilakukannya adalah menggambar, dia cukup berbakat dalam bidang ini, dia pernah mendapatkan beberapa piagam karena kepiawayannya didalam menggambar. Menggambar sudah menjadi hobinya.
Saat itu suasana kelas XI IPA-2 dalam keadaan sepi . Hanya ada beberapa orang yang berada di dalam kelas. Tiba-tiba seorang perempuan dengan rambut lurus sebahu berlari di koridor sambil berteriak "nayaaaaaa. Lu harus tau!". Seponta semua orang yang ada di kelas mengalihkan pandangannya keluar kelas. Gadis itu masih berlari sampai akhirnya dia tiba di ambang pintu kelas XI IPA-2, belum sempat dia masuk kelas, Naya langsung menghadangnya "ada apa ? Lo dapet info apa dari kantor? Hari ini pulangnya di percepat? Atau besok libur? Aaaa kasih tau gue,." rengek Naya, minta penjelasan dari sahabatnya yang bernama Raisa.
"Parah, ini aih lebih heboh" ucap Raisa tak kalah antusiasnya menjawab pertanyaan Naya.
"Brak"tiba-tiba terdengar suara pintu di tendang di depan pitnu kelas. Semua orang yang ada dikelas termasuk Naya dan Raisa langaung menoleh ke arah sumber suara. Tepat di belakang Raisa berdiri Tono yang merupakan salah satu murid kelas XI IPA-2.
"Apa lo ngeliattin gua ? Kenapa? Terpeson sama kegantengan gua "
"Sorry yah ton, bukan gua maksud mau buat lu sedih, tapi kegantengan lu bakal di gantikan sama murid baru yang bakal masuk mulai besok" pamer Raisa.Semua orang yang ada dikelas XI IPA-2 seketika tertuju pada Raisa. Semua kaget termasuk Naya yang berada tepat di sebelah Raisa "serius lu? Anak baru ? Di kelas ini? Ganteng pula? ". Raisa hanya mengangguk penuh kemenangan karena dia merasa dia telah membawa kabar besar untuk kelasny ini. Raisa dan Naya sebenarnya bukanlah murid yang suka menghabiskan waktunya untuk bisa terkenal dikalangan kakak kelas dan adik kelas. Mereka juga bukan cewek centil yang doyannya dandan. Merema juga bukan anak yang punya sikap bossy dan punya banyak musuh. Mereka juga bukan anak kutu buku yang menghabiskan waktunya untuk membaca. Atau anak yang selalu di bully satu sekolah. Mereka hanya murid biasa yang netral yang minta keadilan di sekolah untuk bebas melakukan apapun tanpa mengabaikan tujuan mereka sekolah dan yang pasti mereka juga tergoda dengan cowok ganteng.
Tak lama bel tanda waktu istirahat telah berakhir berbunyi. Berbondong-bondong murid mulai memasuki kelasnya. Naya yang masih penasaran dengan cerita murid baru langsung menarik tangan Raisa menuju bangku mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
hujan. deras sekali.
Fiksi Remajaseorang lelaki yang selalu aku nantikan adalah "kamu", seorang lelaki yang aku cintai sejak dulu hingga sekarang adalah "kamu". seorang lelaki yang selalu aku gambar tanpa wajah adalah "kamu". dan seorang lelaki yang selalu membawa hujan di setiap k...