Bag. 7

6.8K 461 13
                                    

Dhea Pov

Matahari siang yang menyengat membangunkan tidur panjang Dhea. Matanya melirik kearah jam yang berada di samping tempat tidurnya. Dia pun langsung meloncat turun dari tempat tidurnya.

"Aku terlambat...!!!!" teriaknya. Ternyata waktu telah menunjukkan pukul 11.40 wib. "Bagaimana ini! Bos pasti marah besar. Mana aku belum minta Izin lagi". gumamnya dalam hati.

Dhea segera meraih Hpnya untuk menghubungi manager Restoran tempat dia bekerja. Ternyata ada 5 panggilan tak terjawab dan 1 sms dari Bella. Diapun langsung membuka sms itu.

Morning Sweety...

Hmmm...Kamu pasti belum bangun.

Aku cuma mau bilang kalau aku udah minta izin ke manager mu, kalau kamu ga bisa masuk hari ini karena sakit. Dia bahkan ngasih izin kamu 3 hari. Jadi kamu harus istirahat total 3 hari ini, supaya cepat sembuh.

Dan jangan lupa MAKAN terus OBATnya juga diminum. Maaf, aku ga bisa menjaga mu siang ini karena ada kerjaan. Nanti kalau ada waktu aku datang lagi. Semoga cepat sembuh manis.

Dhea hanya bisa senyum-senyum sendiri melihat SMS Bella. "Ahh lapar..." keluhnya sambil memegang perutnya yang keroncongan.

"Tok..tok.." Terdengar ketukan dari pintu.

"Siapa?"

"Kiriman..." terdengar suara berat dari balik pintu.

"Hmm...ini pasti Bella." gumamnya dalam hati. Dia mau coba membohongi ku lagi. "Daarrrr...!!!" teriaknya setelah membuka pintu. Tapi kemudian Dhea tertegun, karena yang datang beneran BangJek (Ojek online), bukan Bella.

"Ehemm...maaf Bang, kirain teman ku" ucapnya dengan wajah memerah karena menahan malu.

"Ga apa-apa Mbak!" balas BangJek sambil tersenyum. Mungkin dia merasa kalau kejadian tadi cukup lucu.

"Dari siapa Bang?"

"Dari Bella Dermawan Mbak!"

Setelah BangJek pergi Dhea melihat isi kiriman dari Bella. Ternyata isinya makanan, dengan Note di atasnya 'Selamat makan Sweety'.

Dhea teringat kembali mimpinya semalam. Dia mimpi berciuman dengan Bella. Bukan hanya sekedar ciuman biasa, tapi ciuman panas yang sangat lama."Kenapa aku bisa mimpi seperti itu?" batinnya.

Walaupun hanya mimpi, tapi hal itu sangat mengganggu fikirannya. Dia bahkan belum pernah ciuman sebelumnya, bagaimana dia bisa bermimpi seperti itu. Apalagi yang dia cium adalah perempuan, itu sungguh aneh. Secara refleks Dhea memegang bibirnya. Ntah kenapa, dia jadi teringat dengan bibir Bella yang merah merona. Tiba-tiba Hpnya berbunyi. Membuyarkan semua lamunannya. Ternyata yang menelpon adalah Bella.

"Hallo..." ucapnya dengan pelan, untuk menutupi kegugupannya.

"Hi Sweety...Kiriman ku udah datangkan? udah dimakan? obatnya udah diminum? Berondong Bella.

"Nanyanya satu-satu donk!" balas Dhea.

"Maaf, kebiasaan...hehehe..." jawabnya terkekeh. "Jadi, kamu udah makan?" tanyanya lagi.

"Nih baru mau makan. Kiriman dari kamu baru nyampe".

"Jadi dari tadi pagi kamu belum makan sama sekali? Berarti bubur yang aku sediain tadi pagi belum tersentuh donk!"

"Bubur?" Dhea melihat sekeliling dan menemukan semangkok bubur yang diwrapping plastik. "Oh...maaf, aku baru bangun dan baru liat kalau ada bubur di sini".

"Oh, gitu"

"Kamu sendiri udah makan blum?" tanya Dhea balik.

"Sarapan sih udah, tapi makan siang belum. ini juga baru selesai meeting. Makan siangnya ntar aja kalau udah istirahat." balas Bella. "Ngomong-ngomong kamu mimpi apa semalam? Kok sampai ngigau gitu!"

"Mi mi mimpi apa?" jawab Dhea dengan tergagap. "Aduh...apakah dia tau kalau aku mimpi ciuman dengannya tadi malam? gimana ini..." gumamnya dalam hati.

"Tadi malam kamu ngigau sambil manggil-manggil Bunda gitu! Tapi Kenapa kamu kaget aku tanya seperti itu? Oh, jangan-jangan kamu juga mimpi erotis tadi malam?" berondong Bella dengan semangat.

"Bagaimana dia bisa tau..." batinnya. "Ya ya galah...aku cuma mimpi tentang Ibu aja kok!" jawabnya dengan suara yang agak keras.

"Santai bro...kalau memang cuma mimpi ibu kamu, ya udah, ga perlu marah-marah gitu donk!" goda Bella. "Ya udah, kamu makan gih, trus langsung minum obat yah...aku mau lanjut kerja dulu".

"iya. Kamu juga jangan lupa makan siang".

"Ok!"

"Terima kasih sebelumnya"

"Sama-sama manis. Bye..."

"Bye...." balasnya, kemudian menutup telepon. "Hufft...untung masih bisa ngeles" gumamnya. Dhea pun mulai melahap makanannya.

TBC





Potret (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang