Part 21

2.2K 74 0
                                    


Jangan berharap lebih jika tidak ingin terluka.

***
Suasana sekolah masih tampak sunyi sedangkan Marvel sedang berjalan di sekitar koridor sekolah dan berniat beranjak menuju loker untuk mengambil beberapa buku yang akan menjadi mata pelajarannya di hari kamis ini.

Ia pun mengalihkan fokusnya ke kolom chat dirinya dengan anak-anak basket tanpa memperdulikan disekitarnya saat ini.

UNYUUU SQUAD(5)

Rizky Guntur: gais pengen curhat nih. Broken gue

Rio. Xx : curhat? Sejak kapan lo jadi abg melow? Haha njir

Rizky guntur : ihh aku tuh serius. Jangan kacangin gue dong qaqa. Wkwkwkwk

Rexy Fernandez : anjing. Cocok lo ngamen di lampu merah. Pake lipstick merah kayak emak-emak.

Rama Satriano : BANG JONO BANG JONO GOYANGNYA BIKIN HAPPY BiKIN LO KETAGIHAN SEMUANYA DI GOYANG

Rio.xx : Eh sableng itu bang JALI bukan bang JONO

Rizky Guntur : ih rex lo kok tega sih sama gue. Aku mah apa atuh cuma selingkuhan kamuhhhhh

Rexy Fernandez : NAJIS! Stress lo pada kek TAI.

Rio.xx : tai? Yang warna kuning kan? Yang bau?

Rexy Fernandez : bukanlah warna pink! Yakali tai ada yang warna pink dasar oon.

Rama Satriano : tai itu bau. Dan bau itu busuk dan busuk itu.... Sama kayak Rizky. Wkwkwkwkwkkwkw

Rizky guntur: ANJING LO!

Rama Satriano : BABI LO!

Rio.xx : LO BERDUA. KUTIL BADAK!

Rexy Fernandez : LO RIO PAKE NGECENGIN ORANG SEGALA NAH LO APAAN?

Rio.xx : COgan cool ganteng di berlin. high school yang punya cewek segudang.

Rexy Fernandez : Njir. Buntilan Kentut! Bentar lagi lo mau TUnangan. Jangan macem-macem lo!

Rama satriano : SKAKMAT!

Rizky Guntur : SKAKMAT!(2)

Rexy Fernandez : SKAKMAT(10)

Rio.xx : iya gue sadar diri kok. maapin om ya btw anju! Lo salah urutan rexy sableng.

Rexy Fernandez : BODO AMAT. Masih ganteng kok gue.

Rizky Guntur : TAI

Revan Sandika  : Berisik aja lo nyet gangguin gue lagi belajar lo pada!

Rama satriano : Bodo.

Revan Sandika : TAI.
*Read*

Aku masih saja berjalan dan terkekeh membacah ocehan-ocehan anak-anak club basket, meskipun baru menjadi anggota club basket dan bergabung menjadi bagian dari mereka aku sudah langung sangat akrab. Tidak ada lagi canggung saat bertemu mereka yang ada kehilangan urat malu, aku segera mengalihkan tatapanku ke arah sepatu Nike-ku yang berwarna Hitam-putih. Dan terus melangkah sampai sesuatu membuatku berhenti.

bruk!

Aku merasa tubuhku menabrak seseorang yang membuat buku-bukunya terjatuh begitupun ponselku. Anak itu terlihat panik saat menatap wajahku dan dengan gerakan cepat ia segera mengambil ponsel ku tanpa memperdulikan buku-bukunya yang berserakan.

DECEMBER TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang