Para siswa dan siswi saling berdesakan di depan papan mading untuk melihat absen kelas mereka, karena pada saat itu baru pembagian kelas untuk siswa baru. Dan gue masuk di daftar absen kelas X IPA1 yang berada di ruangan atas dan gue langsung bergegas munuju tangga untuk mencari dimana kelas gue. Saat itu lah gue terpisah dari teman-teman gue dulu waktu MOS(Masa Orientasi Siswa). Namun, disinilah gue bisa kenal+jadi sahabatnya si Rery karna waktu itu gue blm tau dimana kelas X IPA1 dan gue menganjurkan untuk nnya ke salah seorang yang lagi berdiri di balkon sekolah. "Permisi. Mau tanya dong kelas X IPA1 dimana ya?" ucap gue. "Oh lu nyari kelas IPA1? Sini gue anterin, kebetulan gue juga mau ke kelas. Kelas gue sebelahan sama kelas X IPA1. Sebelumnya kenalin nama gue Rery Firdaus, panggil aja gue Rery," ucapnya sambil mengurlurkan tangannya. "Nama gue Andriana Dwi Mareta. Panggil aja Adriana, Dwi, atau reta, kalo ribet yaa Ana aja gpp kok," jawab gue tersenyum kecil lalu menjabat tangannya. "Hehehe nama panggilan lu banyak juga ya ternyata," katanya terkekeh kecil. Kami pun berjalan menyusurin koridor untuk menuju kelas gue X IPA1. Di sepanjang koridor beberapa siswi yang sedang mengobrol seketika merilik gue dan Rery saat lewat, namun Rery hanya diam saja. "Na? Nih kelas X IPA1," ucap Rery. "Oh iyaa.. Makasih ya ry,"jawab gue dengan seulas senyum. "Iya sama-sama. Kelas gue di sebelah kalo perlu bantuan lu ke kelas gue aja ya," ucap Rery lalu pergi menuju kelasnya. Udah ganteng baik juga pula ucap gue dalam hati.
*******
Gue pun langsung masuk ke kelas. Disana sudah ramai sama murid-murid baru gue, iya karena kelas diacak makanya gue bilang mereka murid baru. Gue memilih duduk di bangku paling belakang, karena kalo duduk disana enak misalkan ada guru kiler gue bisa tidur atau dengerin lagu pake earphone.
Selang beberapa menit ada suara langkah kaki terdengar masuk ke dalam kelas. Ya, Pak Karim salah satu guru Matematika yang ada di sekolah gue, dan pelajaran pun di mulai.
******
KRING!! KRING!!Bel istirahat pun berbunyi semua
teman kelas gue udah pada ke kantin kecuali gue. Gue masih berdiri di deket balkon menimati sejuknya semilir angin. Hinggap tanpa sadar udah ada orang berdiri di samping gue. "Eh ry? Lu ngapain disini?" tanya gue. "Hehehe gue gk ngapa-ngapain kok," jawabnya. "Lu gk ke kantin?" tanya gue lagi. "Yaudah yukk kita ke kantin," ajak Rery sambil narik tangan gue. "Eh.. eh.. Yaudah yukk lahh," jawab gue sambil ngikutin arah dia narik tangan gue. Sedikit deg-degan lah pasti, panas dingin gue kalo gini terus batin gue.
Di sepanjang perjalanan gue dan Rery menuju kantin seperti biasa banyak sekali siswi yang melihat Rery dengan kagum. Mungkin karna ketampanan yang dia miliki membuat semua menyukainya, bahkan kadang ada yang menyapanya. Namun hanya di balas senyum oleh Rery. Sesampainya di kantin dia langsung nyuruh duduk disalah satu kursi yang ada disana. "Lu mau beli apa?" tanya Rery. "Gue beli sendiri aja deh nanti," jawab gue. "Udah sini sekalian lu mau apa biar gue yg traktir deh," ucapnya sambing ketawa kecil. "Hah? Serius loh?" jawab gue karna terkejut. "Iyee cepetan mau pesen apa?" tanya Rery lagi. "Hmm.. Gue beliin siomay aja deh sama teh kotak satu," jawab gue. "Sipp deh," ucapnya sambil mengakat kedua jempol tangannya.
Selama Rery pergi buat beliin
makanan yang gue pesen, gue cuma ngeliat sekeliling kantin yang ramai sama murid sekolah ini. Tak lama kemudia Rery kembali dengan dua mangkok siomay ditangan-nya dan teh kotak di saku celananya. "Eh ry, duhh ribet ya? Maaf kalo ngerepotin lu," ucap gue sambil ngebantu dia. "Gpp kok. Kan gue yang minta lu mau makan apa," jawabnya. Kami pun makan siomay hingga bel masuk berbunyi. Kami pun langsung menuju kelas, "Na? Nanti pulang bareng gue yaa," ucap Rery. "Eh gk usah kok, rumah gue deket lagian juga gue pulang pake sepatu roda," jawab gue. "Udah gpp, please yaa bareng gue na?" kata Rery sambil memasang wajah memelas. "Yaudah deh iyaa," jawab gue.
Detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, minggu menjadi bulan. Semenjak kejadian tersebut kami jadi sering bersama hingga kami pun menjadi sebuah sahabat.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
RomanceKisah seorang gadis remaja yang menyukai sahabatnya sendiri. Namun di balik persahabatan mereka ternyata satu diantara mereka menyukainya. Disaat sudah ingin bersama satu diantara mereka hanya hadir untuk sesaat dan singgah sebentar untuk menghilang...