Bab 2 (Jadi pacarnya)

98 6 0
                                    

-Ku tak menyesal menjatuhkan nya. Menjatuhkan rasa sayang ku kepadamu. Entah bagaimana kau membalasnya ku tak peduli -

Tak disangka rasa penasaran itu
Membuahkan suatu masalah bukan jawaban.
-Dina

Pagi ini, Dina berangkat dengan Ayahnya. Rasa penasaran Dina ternyata masih ada.

Gue yakin kalau kak Adji itu punya aura aneh

Hanya itu yang ada dipikirannya sekarang.

"Dina, cepet makannya"
"Ya, Yah"

Ayahnya Dina adalah orang tua tunggal Dina yang masih hidup. Saat umurnya 8 tahun ia ditinggal oleh ibunya. Ternyata Allah lebih sayang pada Ibunya dibanding Rasa sayang Ayah dan Dina.

Pagi ini, bagi Dina dia merasa filing nya itu benar.

***

Sesampai disekolah, ia berbicara dengan Rina tentang filing nya.

"Gue yakin ya, kalau kak Adji itu ada aura anehnya, Rin,"
"Ya, dulu setahu gue kak Adji sama kak Daffa itu sahabatan, Din,"
"Kak Daffa?, kakel yang sering buat honar disekolah itu?,"
"Ya,"
"Lo tahu dari mana?, kayaknya nggak mungkin deh, Rin,"
"Kak Daffa itu kakak sepupu gue,"
"Serius?,"ucap Dina sambil melihat wajah Rina dengan seksama.
"Lo tuh nakutin tahu!,"
"Heleh"
"Gue itu pernah tahu kak Adji ke rumah nenek gue, "
"Lah itu berarti kak Adji bukan sahabatan ama kak Daffa tapi sahabatan sama nenek lo, kan datangnya ke rumah nenek lo bukan ke rumah kak Daffa"
"Bego, bego,"ucap Rina sambil menepuk jidat Dina
"Aduh, Rin"
"Kak Daffa itu tinggal dirumah nenek gue,"
"Oh..., kira kira berapa tahun yang lalu?"
"empat tahun yang lalu Din"

Dina pun langsung membuka handphone nya.

"Lo ngapain? "ucap heran Rina
Menulis nama ' akun ig Adji Rafi Putra Pratama' di google.
Muncul lah beberapa akun.

"Akhirnya ketemu lo,"
"He, itu kak Daffa"ucap Rina girang melihat foto kak Adji dan kak Daffa.
"Lo hebat dah"

"Dari captionnya sih kayak sahabatan"

Foto kak Daffa merangkul kak Adji dengan caption 'Bersamamu jauh lebih baik daripada sendiri'

"Gue makin penasaran sama kak Adji deh"ucap Dina pelan.

***

Bel istirahat berbunyi. Dina yang masih penasaran pun memilih pergi ke ruang Osis. Teka teki makin merumit bagi Dina.

Sesampainya diruang Osis, Dina dikejutkan oleh suara 'Brak... '

"Kayak ada orang didalam"

Dina pun membuka sedikit pintu nya, tapi karena gugup ia membukanya lebar lebar.

"Lo ngapain disini?,"
"Em---" ucap Dina yang nggak bisa berkata kata lagi.
"Ada urusan apa lo kesini?,"
"Tadi kakak Merokok?,"ucap Dina langsung tanpa basa-basi.
"Iya, kenapa?" ucapnya santai
"Kakak kan ketua Osis kok ngerokok?,"ucap Dina tanpa basa-basi.

Dia adalah kak Adji, ketua Osis SMA Mutiara Mulia.

"Kalau lo nggak ada urusan, mending lo pergi! "

"Gue tadi ngomong apa sampai kak Adji marah kayak gini, gue emang bego banget"

"Maaf, kak"ucap Dina langsung pergi.
"Eh, entar nama lo siapa?"
"Mati gue, sumpah gue mati"
"Lo Andina Elisabeth Putri Arum? "lanjut kak Adji
"Ya, kak"ucap Dina pelan lalu langsung lari.

Sesampainya dikelas, ia diberi dua ribu pertanyaan dari Riana lagi.

"Lo habis dari mana?, Dapat petunjuk nggak?"
"Tak disangka sangka rasa penasaran itu membuahkan masalah bukan jawaban"ucap Dina sedih.
"Lo kenapa sih?,"

***

"Dina? Lo dipanggil kak Adji Didepan"Ucap Ari teman sekelas Dina dan sekaligus ketua kelas. "Gue harus ngapain nih, Rin,"ucap Dina panik.
"Lo tuh kenapa? "

"Ada apa?,"ucap Dina sok tenang
"Gue tunggu lo di gerbang sekolah nanti!"ucap kak Adji lalu pergi tanpa mendengarkan jawaban Dina

"He, serius tuh kak Adji ngajakin Dina ketemuan?, mending juga gue kemana mana! "ucap geng 'Netelia'.

Netelia adalah geng dikelasku yang baru dibentuk kemarin. Mereka stalker

***

Jika ada jalan pulang selain lewat pintu gerbang, mungkin Dina akan mengambil jalan itu.

"Apa gue sok nggak tahu aja!"

Dina berjalan seperti tidak mengetahui apa - apa. Dia berjalan melewati kak Adji.

"Andina Elisabeth Putri Arum"panggil kak Adji
"Gue tetep jalan aja kali ya"
"Dina, lo jangan sok sok nggak tahu"
Langkah Dina mulai berhenti.
"Dina"
Dina, membalikkan badan nya.
"Kak kok lo tahu nama---"ucap Dina langsung membekam mulutnya.
"Lo disini cukup terkenal banyak temen gue yang bicarain lo,"
"Maksud lo? "
"Membicarain lo hal buruk sampai hal baik"
"Oh,"
"Gue nggak yakin kalau lo bakal tutup mulut, agar lo tutup mulut lo mulai hari ini jadi cewek gue"
"Ha? , ngga---"
"gue lagi nggak nanya jadi nggak butuh jawaban"ucap kak Adji memotong ucapan Dina.
"Lo mau pulang? "tanya kak Adji
"Udah tahu nanya"jawab Dina mengendus kesal.
"Cepet naik"ucapnya narik tangan Dina menuju motornya.

Author Note :
"Nih lanjutan  nya ya. Jgn lupa vote dan comment"


28 Maret 2017

Real Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang