#3 Vernon, Si Cowok Angkuh

177 14 1
                                    

Playslist Track

SEVENTEEN - OMG



Vernon,  Si Cowok Angkuh


Vernon,  Si Cowok Angkuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Buruan bangun. Nyokap gue nunggu lo di rumah. Sebenarnya agak menyedihkan gitu denger cerita tentang lo.  Tapi untung aja lo nggak sampai dibunuh."

Lelaki yang berdiri dengan angkuh  tanpa merasa bersalah berkata seperti itu bernama Vernon. Lelaki yang lumayan tampan dengan wajah bule nya itu. Vernon dikenal sebagai idola sekolah, tidak ada yang tidak mengenalnya. Siapapun mengenal Vernon, tidak hanya tampan lelaki itu berbakat dalam hal bidang musik. 

Menurut informasi yang aku dengar, sudah ada banyak tawaran yang menghampiri Vernon untuk syuting film. Dengan gaya nya yang angkuh, ia menolaknya tanpa perasaan sama sekali. Mengabaikan segala tawaran itu dengan dingin. Begitulah sikapnya, dan aku termasuk salah satu orang yang takut dengannya.

"Buruan bangun. Waktu gue nggak banyak. Gue hitung dari sekarang. Satu..  Dua..  Ti.. "ucapnya kembali dengan datar.

Aku langsung bangun dan berdiri. Ku helakan napas sejenak. "Mama lo mau ketemu sama gue?"

"Tuli? Budeg?  Atau sengaja pura-pura nggak denger? Gue udah bilang kan, nyokap gue mau ketemu yaudah nggak usah banyak nanya."

Vernon sukses membuatku membeku. Barusan saja ia membentakku dengan sengaja. Ya, jika sudah seperti ini memang aku sudah kembali ke duniaku.

"Maaf. Gue kan nggak sengaja nanya kayak gini."

Vernon kemudian melepaskan jaket almamater yang ia gunakan itu. Diberikannya jaket itu dengan kasar kepadaku. "Pake! Diluar hujan. Gue nggak mau nyokap marah-marah lagi karena gue nggak bener anterin lo. Yuk!"

Aku mengikuti langkahnya. Entah apa yang terjadi, langkah Vernon jauh di depan sana jauh denganku. Meninggalkanku yang bersusah payah untuk menyamakan langkahnya. Tidak pernah ada niatan lelaki itu untuk menungguku.

Vernon membuka kaca mobil hitamnya itu. Gayanya yang begitu angkuh menyuruhku untuk memasuki mobilnya itu. Sebelum lelaki itu kembali mengumpat, aku lebih baik menurut dengannya.

Vernon menyalakan musik di dalam mobil itu dengan keras. Aku sempat tidak menyukai genre musik hiphop yang ia setel dengan keras. Rasanya kepalaku ingin pecah mendengarnya. Tidak mengerti apa yang diucapkan oleh pelantun lagu itu. Hanya nada cepat dan kalimat tidak jelas yang aku mengerti.

"Vernon, musiknya bisa di kecilin nggak? Gue keberisikan."Ucapku dengan pelan berharap lelaki itu tidak marah.

Vernon menoleh dengan wajah datarnya. "Bawel!  Suka-suka gue lah, mobil ini bukan punya elu, "

GOING SEVENTEEN    [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang