"Satu suara untuk Dila" ucap Bu Heni, lalu orang yang berdiri di depan papan tulis mencoret satu garis, dibawah nama Dila.
"Satu suara untuk Rizky" mencoret satu garis dibawah nama Rizky.
"Dan satu suara terakhir untuk..Rizky" dan mencoretnya lagi.
Pemungutan suara sudah habis, waktunya menghitung.
Hm, beda tipis.
"18 suara untuk Dila dan...22 suara untuk Rizky"
Semuanya bertepuk tangan.
"Sudah bisa dipastikan sekarang, Rizky yang akan menjadi ketua kelas dan Dila menjadi wakilnya. Kerjakan tugas kalian berdua dalam mengurus kelas ini ya" lanjut Bu Heni.
"Baik, Bu" jawab Dila dan Rizky
Kringgg...
Bel istirahat berbunyi, yess."Baiklah, ibu permisi dulu. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
~~~
"Oyy" eanjir gue kaget. David, toh.
"Eh, kaget bego. Ada apaan?" jawab gue
"Sorry, hehe. Nama lo..Lea atau Abel? Yang Lea mana yang Abel mana? Gue gatau" David ohh David
"Gue Lea, nah kalo ini temen gue, Abel" kata gue sambil nunjuk Abel
"Hai, David" ucap Abel menyapa David
"Hai, Abel" bales David
"Eh lo mau ke kantin kan? bareng yaaa" ucap David sambil memasang pupy eyes-nya
"Yaudah, ayok"
—●—●—
Di kantin..
Setelah mendapatkan meja nomor 6 yang tempatnya di pinggir nempel tembok, kita semua duduk."Lo mau pesen apa aja? Biar gue yang pesenin deh" ucap David
"Gue siomay sama es teh manis" ucap Abel
"Gue samain aja kayak Abel"
"Oke, wait"
David berjalan kearah pedagang penjual siomay di pojok kantin. Kantin belum terlalu rame, sepuluh menit lagi mungkin akan rame dan berdesak-desak-an.
"Le, David baik juga ya?" Abel mulai bicara setelah David pergi.
"Yaa, keliatannya sih baik"
"Kata lo, kedepannya dia orangnya kayak gimana?" Lah mana gue tau, Bel.
"Ya gak tau lah gue"
"Ish, coba di tebak-tebak aja"
"Kayak nya dia orang nya baik deh, baru temenan gini aja udah keliatan baiknya" pikir gue
"Hm, iya juga ya. Friendly"
David dateng bersama Mang Dadang. David bawa nampan yang isinya 3 gelas es teh manis, dan Mang Dadang bawa nampan yang isinya 3 piring siomay.
"Nih, non siomay nya" kata Mang Dadang sambil menaruh nampan yang dibawanya di meja kami.
"Makasih, Mang"
"Sama-sama non, saya permisi dulu yaa." Mang Dadang pun pergi
"Nih es teh nya" kali ini David yang menaruh nampan bawaannya.
"Makasih, Dav"
"Iya, sama-sama"
Kita makan sambil sesekali bercanda. Dia kepo gitu, nanya-nanya tentang nih sekolah. Ngobrol sama dia gak ngebosenin juga ya.
'David asik juga orangnya' pikir gue
KAMU SEDANG MEMBACA
KekasihKu SaudaraKu~
Teen FictionGak seharusnya gue ketemu lo, gak seharusnya gue punya rasa kayak gini sama lo. Gak seharusnya juga gue ngerasa nyaman kalo didekat lo, David. -Alea Farahzectia Zuhair Gue gak tau kenapa semuanya jadi kayak gini, gue bingung. Disini siapa yang bisa...