Chapter 3 The Strategist, Nara Shikamaru

1.5K 85 0
                                    

Ketukan jarinya terdengar nyaring saat Sakura menyandarkan tubuh di kursinya. Sedangkan tangannya yang lain sibuk mengobrak-abrik segala macam kertas yang berserakan di meja. Gadis berumur 19 tahun itu menggaruk kepalanya.

Ia menghela nafas.

"Sial..."

Sakura menggembungkan pipinya, kemudian mendorong oksigen yang ada di dalam mulutnya itu keluar ke atas, sehingga poninya lah yang melambai duluan. Matanya terlihat lelah.

Untuk ke lima belas kalinya, Haruno Sakura kembali menguap lebar.

Jarum jam menunjukkan pukul empat lewat lima belas menit, dan dari tadi dia sama sekali belum menyentuh ranjang, sekedar mengistirahatkan tubuh saja tidak. Setelah pulang dari rumah Ino untuk mengambil kertas-kertas ini, Sakura langsung duduk di meja kerjanya dan berkutat dengan komputer semalaman.

Kutuklah si piggy itu karena terlalu overexcitedmengenai kasus tak jelas ini.

Sakura mengambil berkas-berkas yang sudah ia staples menjadi satu. Gadis berambut unik itu sekali lagi meneliti isi kertas tersebut—berharap tidak ada informasi yang ketinggalan mengenai data-data orang ini.

Sakura berdiri, di tangannya sudah tergenggam erat map yang barusan ia selesaikan. Ia membuka pintu meja kerjanya dan menutupnya perlahan, kemudian berjalan menuju kamar mandi yang letaknya ada di pojok ruang apartemen kecilnya.

Gadis itu merasa lega saat air dingin jatuh membasahi dirinya, menyelimutinya dengan sensasi calm yang menyeruak.

Namun, kelegaan itu berubah menjadi keseriusan yang mendalam ketika dirinya mengingat sesuatu.

Berkas yang kini sudah tersimpan aman di ranselnya itu kembali teringat di pikirannya.

Sakura menutup kedua matanya.

Nara Shikamaru, pria berumur 28 tahun itu memang hebat. Menurut situs yang barusan Sakura hack di internet, pria keturunan Nara itu adalah manusia yang... jenius. Menurut situs tersebut, Shikamaru sudah bisa menyelesaikan aritmatika dasar saat usia dua tahun. Dan karena itulah, otak Shikamaru semakin berkembang pesat hingga mendapat gelar Doktor sekaligus Professor secara bersamaan.

Kelopak mata itu mulai terbuka, menampakkan sinar emerald yang sedikit redup.

Meskipun begitu, Sakura tidak keberatan untuk menjalankan kerjasama dengan orang bermarga Nara ini. Asalkan dia bisa mengatur strategi dan tidak suka membuat onar, gadis itu sama sekali tidak keberatan. Tapi, ada satu hal yang membuat batin Sakura digelitiki oleh hawa keraguan.

Nara Shikamaru sudah menikah.

Saat melihat sebaris kalimat itu, Sakura sama sekali tidak percaya. Di usianya yang masih belia—26 tahun, Shikamaru telah mengikat janji suci dengan Nara Temari, istri Shikamaru saat ini. Ia pikir pria itu masih bujang, bahkan tidak mau memikirkan apa yang namanya asmara—karena Sakura berpikiran kalau orang jenius itu tidak membutuhkan cinta—tapi pemikiran itu ditepisnya jauh-jauh. Dia pikir orang pintar itu hanya berkutat dengan buku-buku tebal nan abstrak dengan penelitian-penelitian yang diluar nalar. Tapi orang itu berbeda. Meskipun pintar, Shikamaru tetaplah manusia, dan manusia normal pasti akan membutuhkan pasangan manusianya.

Sakura mematikan keran shower, kemudian membalutkan tubuhnya dengan handuk.

Sudahlah, mungkin kalau dirinya ditolak, ia akan mencari yang lain. Atau mungkin Sakura lah yang menjadi ahli strateginya untuk penangkapan Uchiha Sasuke nanti. Tapi Sakura setidaknya sudah mencoba, jadi kalau ditolak, ia dapat mendengarkan alasannya.

Gangster Squad *Pause*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang