Mia-one

26 12 5
                                    


Seperti biasanya,riko selalu membukakan pintu mobilnya layaknya mempersilahkan tuan putri nya masuk.

"Rik,kayanya pulang nanti aku ga bisa bareng kamu deh" kata ku saat diperjalanan menuju kampus "Loh? Kenapa?" jawab riko yang awalnya fokus menyetir lalu menoleh ke arahku. "Iya,soalnya kiran minta tolong buat nemenin dia beli buku" kataku kepadanya. "Yaudah,gapapa. Nanti kalau mau dijemput hubungi aku ya" katanya sambil mengusap lembut tangan ku. Aku pun langsung mengangguk sambil tersenyum. Ya inilah riko,laki laki yang amat aku sayangi. Dia adalah laki laki yang perhatian,lembut,dan selalu ngertiin aku. Dan dia jugalah yang menemaniku selama 1 tahun belakangan ini.

"Kamu mau disini aja ya?" suara riko mengejutkan ku. Dan tanpa aku sadari ternyata kami sudah sampai di kampus. "Kamu kenapa? Sakit? Kok melamun aja dari tadi?" dan lagi,suara riko yang amat lembut dan sentuhan tangannya yang lembut itu membuatku terbangun dari lamunanku. "Enggak kok rik,aku cuma bahagia aja,bisa kaya gini terus sama kamu. Dan aku harap selamanya kita bakalan kaya gini terus" jawab ku sembari memberikan senyuman termanisku dan membalas sentuhan tangan darinya. "Aku juga bahagia,dan aku juga berharap selamanya kita bakal sama sama terus" kata nya sambil mengecup puncak kepalaku. "Yaudah masuk yuk" ajaknya dan ku balas dengan anggukan. Dan sekali lagi,sebelum aku membuka pintu mobil,riko sudah lebih dulu membukakan pintunya untukku. Dan lagi lagi aku tersenyum bahagia karna nya.

••••

"Mi nanti lo jadikan nemenin gue ke toko buku?" suara kiran membuatku refleks menendang kakinya dari bawah,bukan apa apa soalnya sekarang kami sedang ada di kelas dan lebih parahnya yang masuk adalah Pak Joko,dosen yang terkenal killernya dan dia juga paling tidak suka kelasnya ribut bahkan suara jangkring pun dia tidak suka jika mengganggu kelasnya. "Apa apaan sih lo mi,aduh sakit nih kaki cantik gue" yap suara kiran yang udah kaya toak mesjid ini membuat semua orang refleks melihat ke arah kami,dan jangan tertinggal Pak Joko si kumis tebal ini juga melihat ke arah kami dengan tatapan tajam,layaknya harimau lapar yang ingin menerkam mangsanya

"Kalian keluar atau saya yang keluar!!" Teriaakannya membuat seluruh penghuni kelas ini diam mati kutu. "Tapi pak...." ucap aku dan kiran serempak "Kalian keluar atau saya yang keluar!!!" ulang nya lebih keras dan tanpa menjawab aku dan kiran langsung keluar sambil menunduk dan tak berniat membela diri,karna jika kami membela diri itu sama saja kami mencari mati.

"Ini semua gara gara lo" ucapan kiran membuat aku melengo dan dengan tetapan beloon ku kea rah nya. Apa apaan ini,jelas jelas ini semua gara gara dia,jadi kenapa malah aku yang salah.
"Jelas jelas ini salah lo,ngapain coba teriak teriak ? lo kira kita dihutan apa" kataku dengan tatapan tajam ku. "Gue gak akan teriak kalo kaki sialan lo itu gak nendang kaki cantik gue kampret" nih orang bego atau oon sih,jelas jelas dia yang salah "sialan lo,gue juga gak mungkin nendang kaki lo kalo mulut sialan lo itu ga berisik,ah uda ah capek gue berdebat sama orang oon kaya lo" kataku sambil jalan meninggalkan nya.

"Miaaaa tungguin gue" teriaknya lagi,tapi kali ini benar benar tidak akan aku dengar kan. Tanpa memperdulikannya aku berjalan dengan langkah yang super lebar

••••

Setibanya kami dikantin,kiran tak henti henti nya meminta naaf karna kesalahannya membuat kami jadi dikeluarkan dari kelas,tapi untungnya sekarang dia udah sadar bahwa dialah yang salah bukan aku. Sebelum itu,kami telah memesan makanan favorit kami yaitu mie pangsit dan mie ayam bakso dan duduk di tempat yang sering kami berdua tempati yaitu di bangku paling pojok dekat dengan taman kampus.

"Sorry deh,iya gue salah. Gara gara gue kita jadi dikeluarin gini" kata kiran dengan wajah memohon. Tapi maaf kiran,untuk kali ini aku tidak bisa dengan mudah menerima maaf mu,dan kali ini aku akan mengerjaimu "Ayo dong mi,jangan ngambek gini,sorry deh sorry" ucap nya lagi dengan wajah yang semakin memohon. Ah sialan,aku benar benar tidak tega melihat wajah nya itu. Dia sangat tau aku yang tidak bisa melihat orang memohon seperti ini,karna aku memang orang yang sangat baik hehe.

"Tau ah,sebel gue sama lo" kataku dengan memalingkan wajahku ke arah lain,kau pasti paham kenapa aku memalingkan wajah ke arah lain. Karna aku tidak sanggup melihat wajah memohonnya itu. "Iya iya,janji gak gini lagi. Jangan sebel dong,kalo lo sebel ntar siapa dong yang nemenin gue ke toko buku?" Sialan banget nih orang,berarti dia minta maaf gak tulus dong? Berarti dia minta maaf supaya nanti aku tetap menemaninya ke toko buku? Ah parah banget punya sahabat kaya gini. "Kampret lo" percayalah meski aku menjawabnya dengan umpatan seperti ini,aku tetap memaafkannya,karna aku sangat menyayangi nya dan pasti aku akan tetap menemaninya nanti ke toko buku.

Selesai kami berdebat,tak harus menunggu lama lagi pesanan yang kami tunggu akhirnya datang juga. Setelah itu kami langsung makan,karna cacing yang diperut sudah demo meminta jatahnya

"Mi lo berasa gak sih,kalo tuh cowok ngeliatin kita mulu?" Ucap kiran sambil mengarahkan dagu nya ke seseorang yang tidak jauh dari kami dan aku pun melihat orang yang di maksud kiran tadi. Tunggu deh,kayanya aku kenal siapa dia,tapi siapa ya. Wajahnya sangat asing,seperti orang yang aku kenal tapi aku benar benar lupa siapa dia

"Mi.. Kok malah bengong sih,ih kebiasaan deh" suara kiran membuat aku kaget dan aku pun langsung melihat kiran

"Kir,kayanya gue kenal deh dia siapa,kaya.....
Astaga,diakan......"

~TBC

"Mia Story"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang