Rasa ingin tahuku terhadap seseorang ini tak berujung, perasaan bodoh apa ini sebenarnya? Apa yang telah terjadi pada diriku ini?
"Sa, bangun Sa! Sekolah hei sekolah!" teriak Kakaku sambil membuka jendela kamarku. Perlahan-lahan aku membuka mata, ini sangat berat, pikiranku masih berada dalam mimpi. Aku mencoba melihat jam dinding yang ada di depanku. Jarum jam itu, mengapa bergerak sangat cepat? Sepertinya memang tidak ada lagi kesempatan untukku tidur berlama-lama seperti saat liburan, huft. Terlambat, jarum jam itu menunjukan waktu pukul 05.45, ini waktu yang sangat singkat untuk menyiapkan diri bersekolah, sungguh sangat malas.
06.45, aku sampai di sekolah, begitu ramai sekolah hari itu. Orang-orang yang mengenakan seragam putih abu-abu berjalan melewati gerbang sekolahku, itulah yang aku lihat saat ini, dari atas motor Kakak.
Rencanaku hari ini gak boleh gagal, pulang sekolah harus pergi ke perpustakaan lalu bertemu laki-laki itu lagi, aku hanya ingin tahu, kenapa dia bilang aku cantik? Padahal dia mungkin baru melihatku sekali saja, dasar cowok! Tapi kenapa kejadian itu selalu merasuki pikiranku? Sungguh, aku sangat penasaran. Kenapa, kenapa harus dia? Syafiq, nama yang bagus menurutku, aku tersenyum dalam diam.
"Kir senyum-senyum sendiri, ada apa sama kamu?" tanya Sabrina.
Aku ingin menceritakan semua kejadian itu, tapi aku belum begitu kenal dengan Sabrina, aku takut dia hanya baik kalau aku ada, sewaktu aku gak ada itu menjadi rahasia dia.
"Gak ada apa-apa Sab, cuman ingin senyum aja," jawabku lantang.
"Ah kamu pasti bohong, percayalah aku ini gak akan nyebarin cerita kamu, aku bakal nyimpen rahasia kamu karena kamu itu sahabatku sekarang." jelas Sabrina.
"Ok deh aku cerita, jadi gini waktu itu aku pergi ke perpustakaan pas pulang sekolah, nah aku gak sengaja nabrak cowok gitu, terus entahlah aku jadi penasaran sama dia," kataku.
"Dia siapa? Kakak kelas? Atau seangkatan? Kamu tau gak namanya? Kalau kamu tahu mungkin aku juga akan tahu siapa orangnya, dan semoga aku juga tahu tentang dia," kata Sabrina penasaran.
"Kata Nasal sih dia itu Syafiq, orang itu bilang ke aku katanya anak kelas 2 IPA 5, bener gak sih?" tanyaku.
"Hah?! Syafiq?" Sabrina yang sedang minum seperti tersedak saat itu. Aku hanya mengangguk saat mendengar itu.
"Dia itu punya banyak fans di sekolah ini, kakak kelas, adik kelas, bahkan angkatan kita juga, banyak banget cewek yang suka sama dia! Ya secara, dia itu kan tinggi, ganteng, anak basket lagi, kece banget pokonya Kir!" jawab Sabrina dengan raut wajah yang kaget.
Ah ternyata benar dugaanku, dia sama seperti Kakakku, idaman banyak wanita di sekolah. Kalau gini sih gak usah lah mikirin dia terus, lagi pula dia itu bukan tipe aku!
"Terus dia bilang apa aja ke kamu Kir?" tanya Sabrina.
"Dia nyapa aku, sempet juga dia bilang kalo aku cantik. Ah emang kalo cowok idaman banyak cewek itu suka ngomong seenaknya, paling dia cuman nyari perhatian biar aku juga berada dibarisan para cewek yang suka sama dia." kataku yang sangat kesal.
"Serius Kir? Setahuku dia emang ramah, tapi aku gak sering lihat dia ngobrol sama cewek, paling senyum aja. Si Syafiq itu suka disebut cowok pendiem gitu soalnya kan dia gak banyak ngomong, gak suka barengan sama temen juga, kemana-mana dia suka sendiri, kalo gak sendiri ya sama temen basketnya," Sabrina, dari wajahnya aku melihat dia itu sangat serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm Gone
Roman pour AdolescentsKejadian yang pernah kita alami di masa lalu itu hanyalah sebuah perjalanan yang sangat berharga bagi siapapun orang yang menghadapinya. Itulah pendapat Shakira, seorang anak "broken home", yang memiliki hobby mengunjungi setiap perpustakaan hanya u...