[6]

4.5K 578 149
                                    

Jungkook pagi ini ngebut ke sekolah. Jungkook nggak telat kok, cuma ada sesuatu yang harus dia selesaikan. Dia udah nggak sabar. Udah lama nggak gini lagi.

Setelah dapat beberapa info, Jungkook dengan segera ke lapangan basket indoor di sekolahnya. Di bukanya pintu itu lebar-lebar. Nampak seseorang sedang membereskan bola basket kedalam keranjang.

Jungkook menghampirinya, dan langsung memegang kerah bajunya erat-erat.

"MAU LO APA?!! DEKETIN HYERI KAYAK GITU?!! MAU CARI MATI?!!" teriak Jungkook, membuat siswa yang kebetulan lewat tertarik masuk ke dalam ruangan itu juga.

"Maksud lo ap--"

BUGH!

Jungkook meninju pipi kanan lawannya hingga jatuh tersungkur. Terdapat darah di sudut bibirnya.

"MESKIPUN MARGA KITA SAMA, BUKAN BERARTI LO SAUDARA GUE BANGSAT!!"

BUGH!

Pukulan Jungkook kali ini mengenai perut sang lawan.

"JEON WONWOO! BERDIRI LO!"

Wonwoo berdiri dengan terhuyung. Kepalanya pusing bukan main. Palingan kalo di film kartun gitu di kepala Wonwoo muncul burung yang muterin kepalanya.

Jungkook menggapai kerah baju Wonwoo lagi. Lalu dibisikkan sesuatu kata yang siapa aja merinding ngedengernya, "Lo gausah deketin Hyeri! Jangan gagalin semua rencana gue!! Atau lo..."

Jungkook menatap Wonwoo dengan penuh kebencian. "... bakal mati," lanjutnya disusul dengan tinjuan mengenai pelipis Wonwoo. Jungkook daritadi nggak sadar kalo di lapangan itu udah rame. Meskipun rame, nggak ada satupun yang berani melerai mereka. Lo semua pasti tau konsekuensi ikut campur urusan Jungkook.

Jungkook masih ngos-ngosan. Dia nggak tau lagi harus gimana sama si Wonwoo kalo rencana deketin Hyeri buat manfaatin pinternya doang gagal.

"Lo suka Hyeri? Gue nggak salah denger? Atau lo cuma manfaatin dia doang?" suara bariton Wonwoo terdengar parau. Dan itu menyulut emosi Jungkook kembali.

Pukulan pun tak terelakkan. Wonwoo cuma diem. Dia nggak ngelawan. Tapi senyuman khas Wonwoo terpampang jelas di wajahnya yang penuh lebam. Jungkook lagi-lagi ninju Wonwoo. Mungkin dia udah kehilangan akal sehatnya.

Nggak ada yang laporin ke guru apa? Masa gurunya nggak denger?

Jawabannya cuma satu, lo mau cari mati sama Jungkook? Meskipun lo sembunyi dimana-mana, dan meskipun lo secara sembunyi-sembunyi ngelapor ke guru, Jungkook bakal tau.

Jungkook berkali-kali mukul, nendang dan ninju Wonwoo. Lalu matanya nggak sengaja ngeliat bangku yang bisa dilipat. Jungkook pun perlahan bangkit setelah ada di atas Wonwoo. Dia beranjak ngambil bangku itu. Dengan gerakan cepat, Jungkook melipat bangku itu dan kembali ke Wonwoo yang masih tergeletak.

Semua histeris saat Jungkook mulai menaikkan tinggi-tinggi kursinya. Bersiap-siap untuk memukul Wonwoo dengan benda yang terbuat dari besi itu.

Namun, saat Jungkook mulai melayangkan bangku itu ke wajah Wonwoo gerakannya seketika terhenti. Badannya kaku. Pikirannya kembali normal namun detak jantungnya masih nggak karuan. Jungkook menatap seseorang yang kini memeluknya.

"Jungkook, sadar lo! Sadar, Kook! Jangan ngebunuh orang, plis udah, jangan mukulin kak Wonwoo lagi," ucap seseorang itu dengan nada yang gemetar. Semua mata tertuju ke orang itu, mereka semua terkejut.

Perlahan kursi yang tadinya mau Jungkook lempar ke Wonwoo turun perlahan dengan dramatisnya. Lalu Jungkook dengan nggak tau malunya masih cengo. Badan dia gemetar hebat. Sementara cewek yang meluk Jungkook menatapnya. Kemudian melepaskan pelukan mereka dan beralih ke Wonwoo, yang masih tergeletak.

"Kak Wonwoo?! Kakak masih sadar kan?! PANGGIL TIM PMR WOI!!" seru cewek itu. Sedetik kemudian, kerumunan makin ramai, mereka ada yang langsung bopong Wonwoo ke ruang UKS. Dan seketika itu juga, Jungkook narik tangan cewek itu, menarikknya dengan kasar. Menuju rooftop sekolah.

"Jungkook! Lepasin! Sakit!!" Permohonan cewek itu dihiraukan Jungkook. Dia malah mempercepat langkahnya ke rooftop.

Jungkook mendorong bahu cewek itu dan punggungnya langsung ngebentur tembok. Membuat si cewek meringis kesakitan. Namun Jungkook sendiri memilih berdiri di pembatas besi rooftop.

"Lo apa-apaan sih?! Sakit tau! Udah, ah! Gue mau ke UKS. Ngecek kak Wonwoo."

"Diem disitu apa lo mau liat gue loncat dari gedung ini!" ancam Jungkook. Cewek itu pun diem, Jungkook juga diem.

"Hyeri, lo suka Wonwoo?" tanya Jungkook tanpa noleh ke arah lawan bicara. Dia berusaha memecah keheningan.

"Kenapa sih lo nanya hubungan gue sama kak Wonwoo mulu! Oh! Jangan-jangan..."

Jungkook akhirnya noleh ke arah Hyeri. Menatapnya dari jauh. Lalu Hyeri melanjutkan kalimatnya, "...lo juga nge-fans kak Wonwoo ya?!! Astaghfirullah Jungkook! Istighfar! Lo itu masih ganteng! Kenapa gay coba?! Banyak yang mau sama lo! Gue nggak habis pikir ternyata lo penggemar rahasia kak Wonwoo."

Jungkook cengo. Pengen banget dia ketawa ngakak guling-guling di sini.

"Lo itu pinter tapi goblok ya?"

"Apa?!"

"Gue normal! Kalo gue suka Wonwoo ya mana mungkin tadi gue mau ngebunuh dia?!"

Hyeri diam. Dia mulai merutuki kebodohannya.

"Lo mau gue buktiin kalo gue masih normal? Sekarang gue bisa kok!" Jungkook dengan cepat jalan kearah Hyeri, sambil ngelepas sabuknya. Hyeri membulatkan matanya saat Jungkook menghimpit badannya yang mungil.

"Gueㅡbisa buktiin sekarang, kalo gue normal. Lo mau nyoba?" bisik Jungkook di telinga Hyeri. Membuat bulu kuduk Hyeri berdiri. Lidah Hyeri kelu.

Hyeri pun cuma geleng-geleng. Beneran pengen nangis Hyeri. Matanya udah berkaca-kaca.

"Kenapa nangis, hm? Jangan takut elah. Nggak sakit kok."

Oke.

Kata-kata Jungkook udah ambigu banget. Dan air mata Hyeri pun turun gitu aja. Dahi mereka udah nempel.

"Mana Hyeri-ku yang biasanya ngebentak, hm? Jangan nangis dong. Gue nggak macem-macem. Cuma satu macem aja." Jari telunjuk Jungkook menelusuri wajah Hyeri. Mengusap air matanya dengan lembut.

"Gue cuma mau lo jadi pacar gue aja mulai sekarang. Dari detik ini juga lo resmi jadi pacar gue. Dan gue nggak nerima penolakan! Oke?"

Hyeri akhirnya nangis sesegukan sampe ingusnya keluar. Nangis antara lega dan nggak paham.

"Aduh-aduh, kasihan. Sini peluk? Jangan takut sama gue ya? Gue sayang sama lo. Kita jadian. Lupain Jeon Wonwoo, inget terus Jeon Jungkook. Oke?" tanya Jungkook antusias. Hyeri masih belum jawab. Dia masih aja nangis. Takut.

Siapa yang nggak takut coba? Tadinya Jungkook ngehajar Wonwoo habis-habisan, Hyeri mau di macem-macemin dan sekarang?

Kata-katanya lembut, nadanya ceria, anget deh pokoknya. Nggak dingin kayak biasanya. Dan itu membuat jantung Hyeri berdegup kenceng banget, kayak nyewa sound sistem dangdutan terus volumenya dikencengin.

Jungkook pun meluk Hyeri yang masih nangis. Mereka masih di rooftop sekolah berdua. Hanya suara Jungkook yang mengucapkan, 'cup-cup-cup' dan suara isak tangis Hyeri. Tanpa Hyeri ketahui, Jungkook senyum penuh kemenangan di balik punggungnya.

🎈🎈🎈

Apdet yuhuuu. Maksih ya yang udah vomment di chapter-chapter sebelumnya. Maaf keterlambatan apdett.

Ya masa gue deg-deg an sumpah ngetik Jungkook ngelus-elus pipi😂 senyum-senyum sendiri gue😂.

Met taun baru !! Met natal !!

Tengkyu yaaaaa




















Tetep vomment ya gaes hehehe,.


261216

[180618 Revisi]

Selir Hati + Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang