[Ekstra Chapter] #3

2.7K 270 28
                                    

Hyeri cuma nonton tv dengan raut muka datar. Sekarang, dia harus tinggal sama Taehyung di apartemen kecil yang di beli Taehyung beberapa minggu sebelum nikah. Alhasil, Hyeri disini sendirian. Nggak ada celotehan mamanya, papa nya yang biasa ngurusin burung, suara Mingyu yang ngerusak gendang telinga pas maen ps di kamarnya.

Semua itu berubah total. Hyeri sadar. Sekarang dia udah tumbuh dewasa. Udah nikah malah. Ibu mertua juga sering ke sini, buat nengokin Hyeri ato pun anaknya-- Taehyung. Kadang mamanya sama ibu mertua juga kesini bareng. Cuma makan malam. Dan mereka pun selalu tanya, "Duh.. Jadi pengen punya cucu ya?"

7 bulan tinggal sama Taehyung emang nggak ngebosenin. Tapi Taehyungnya sering pergi ke kantor dan pulang malem. Di hari kedua mereka nikah pun gajadi bikin keturunan karena Taehyung tiba-tiba disuruh atasannya mengatasi presentasi. Sakit, sih. Sampe sekarang, mereka belom menyentuh sama sekali. Sekedar kisseu aja.

Lamunan Hyeri buyar saat ada seseorang menekan bel interkomnya. Hyeri melihat pasangan membawa beberapa kantong plastik. Hyeri pun segera membuka pintu.

"Daerim? Mingyu? Ayo masuk! Nggak bilang kalo kalian kesini!" Hyeri mempersilahkan kedua sahabatnya masuk. Tapi Mingyu cuma diem di depan pintu.

"Gue titip Daerim aja, Hyer. Gue kerja dulu ya. Dia tadi mau mampir kesini. Yaudah sekalian bareng gue. Sayang! Gue berangkat kerja ya!" teriak Mingyu. Daerim pun kembali ke depan pintu dan menyerobot meluk Mingyu.

"Tiati, Gyu."

"Iya, sayang. Gue berangkat ya. Duluan, Hyer. Titip istri gue," ucap Mingyu sambil jalan keluar ke lorong apartemen.

2 bulan yang lalu, kedua sahabat Hyeri ini memutuskan nikah. Ya walaupun Hyeri nggak tau gimana awal mereka kencan, tapi dia ngerestuin dua-duanya kok. Mereka juga cocok ahay.

"Hyeri. Kamu belom makan?" Daerim membuka topik.

"Udah kok. Ngapain kesini? Tumben?"

Daerim ngambil remote tv dan ganti channelnya. Kantong plastiknya dia letakkan di meja depannya. "Aku bosen di rumah, Hyer. Mingyu kerja. Aku sendirian. Nggak tau mau ngapain kalo di rumah sendiri."

"Gue juga, Rim. Taehyung sering kerja."

Tiba-tiba wajah Daerim berubah menjadi serius. Matanya menatap perut datar Hyeri. "Eh, Hyer. Udah berapa bulan?"

Dahi Hyeri berkerut. "Apanya?"

Daerim menghela nafas panjang. Dia menatap Hyeri. "Itu loohh. Kandunganmu. Berapa bulan?"

Deg!

Hyeri pengen nangis.

Hyeri pengen bilang ke Daerim, kalo mereka belom bikin sama sekali. Ngeliat Hyeri diem aja, Daerim menyimpulkan kalo Taehyung bikinnya belom tepat sasaran.

"Gapapa, Hyer. Mungkin belum dikasih sama yang di Atas. Coba aja bikin lagi. Kan Taehyung pasti juga ngerㅡ"

"Gue masih perawan, Rim."

"Apa?!!!"

Hyeri pun nggak bisa membendung kesedihannya lagi. Dia nangis didepan Daerim. Hyeri menutup wajahnya dengan tangan untuk menyembunyikan isak tangis yang keluar dari mulutnya.

"Kok..kok bisa, Hyer? Kenapa? Kamu takut?" Hyeri menggeleng. Dia membuka tangannya. Menatap Daerim dengan mata berair.

"Kita nggak pernah buat, Rim. Dia belom nyentuh gue sama sekali hiks hiks. Taehyung selalu sibuk kerja. Gue sebenernya pengen, tapi ngeliat Taehyung pulang kerja gitu gue kasian. Dia capek. Kalo libur kerja juga gue suruh istirahat dirumah aja hiks...hiks. Gue...hiks.. Gue juga takut. Kata orang-orang kan sakit hiks hiks," jelas Hyeri sambil terisak hebat. Beban di pundak Hyeri perlahan terangkat. Dia agak lega karena bisa mengutarakan yang dia pendam selama ini.

Selir Hati + Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang