What?

9.7K 511 7
                                    

Tan merasa aneh dan mengerutkan dahinya . Aron pun menghadap ke belakang sambil tersenyum dan mengacungkan jempol . Sepertinya dialah dalang dari semua ini . Dia kira Ara lah yg telah membuat mukanya babak belur . Padahal Ara lah yang menyelamatkan Tan dari tiga berandalan itu .

_____________________________________

     Guru Bp mengayun ayunkan penggaris kayu ke tangannya . Suasana di kantor Bp hening sejenak .

     TAKK!!

     Suara penggaris yang memukul meja . "Sampai kapan kamu terus berulah ?hah !!" Ara hanya diam dan santai mendengar omelan dari bapak gurunya. Dia sudah biasa diomeli seperti itu , dan dia sudah sering keluar masuk kantor Bp . Jika bukan karena dia pintar ,, pasti dia sudah dikeluarkan . Ya sebenarnya Ara jarang belajar , bahkan ketika di kelas dia hanya tidur saja .Karena IQ Ara yang tinggi , hanya dengan mendengar kan atau membaca buku sekali saja dia sudah bisa mengingatnya . Waw ,, seandainya IQ ku kaya Ara . Tinggal baca buku sekali , sudah di nempel di otak .

     OKE !! back to the story

     "Lebih baik panggil orang tuamu ke sekolah" ucapnya sambil melambai lambaikan tangannya seolah olah sedang mengusir ayam

     "Hukuman saja" Jawab Ara santai serasa di pantai

     "Bapak sudah tidak tahan dengan kamu ! walaupun kamu terus menerus mendapat hukuman, kamu pasti ngk akan jera! sebaiknya panggil orang tuamu ke sekolah   Bapak akan menyuruh wali kelasmu menelepon mereka .Sebaiknya kamu kembali ke kelas sana"

     "Bapak  ngk usah ikut serta kan orangtua dalam masalah saya !" Dia pun langsung meninggalkan ruangan itu

     "Ish . ARA !!!"

***

TENG ... TENG ... TENG ..

     Tan merasa bersalah sama Ara , sebenarnya dia yang udah ngebantuin tan supaya ngk dibuat bapak belur(?) eh .. babak belur oleh trio kwek kwek itu . Tapi Aron malah salah faham -_-

     "Hei.Ke kantin bareng yok" Ajak Aron dan teman-teman cowok lainnya

     "Ayok"

     Di kantin Tan duduk bersama Aron  dan teman teman lainnya sambil makan bakso . Kebetulan dia melihat Ara duduk sendirian yang sedang makan . Tan memindahkan mangkuk baksonya ke tempat Ara. Jadi ,, ceritanya Tan nemenin Ara gitu ..

     "Hai.Thanks ya yang tadi . Gue minta maaf kl masalah lo dipanggil guru Bp . Sbenarnya itu cuma salah paham" Ara ngk merespon sama sekali . Dia hanya fokus sama baksonya dan sekali kali menyeruput esnya .

     "Oh iya , lo-"

     "Kalau makan jangan banyak ngomong" Ara memutuskan pembicaraan Tan. Tan hanya bisa terdiam sambil menyeruput esnya

     Ara menaruh sendoknya kemudian pergi meninggalkan Tan . Mungkin dia sudah kenyang , padahal bakso dan esnya masih tersisa . Aron yang melihat tingkah aneh sahabatnya itu langsung menghampiri Tan

     "Eh bro. Lo itu bandel banget sih jadi anak . Gue kasihan sama orang tua lo , mungkin lo ngk pernah dengerin kata kata orang tua lo ya ? gue prihatin . Lagian juga lo ngapain sih masih deket2 sama dia? udah gue larang juga .. lo mau dibulat(?) eh dibuat-" Tan menyumpal mulut Aron dengan bakso utuh . Dia langsung tertawa geli mendengar ocehan temannya itu

     "Makan itu gaboleh sambil ngoceh , bawel"

***

     Pulang sekolah , Tan terus membututi Ara. Ara yg merasa dibuntuti langsung membalikkan badannya dan menghampiri Tan.

     "Ngapain lo ngikutin gue?"

     "Haha. Siapa juga yg ngikutin lo? rumah gue kan lewat sini juga"

     "Semua orang juga tau kali kalo rumah lo itu lewat sana"nunjuk arah yg berlawanan.Sekarang Tan tertangkap basah , dia ngk tau harus cari alasan apa lagi .

     "Lo itu kenapa sih? ngk pernah senyum , ketawa , bisanya marah marah aja"Tan bicara kaya anak anak .

     Ara langsung pergi tanpa berbicara apapun, dan Tan tetep aj ngikutin dia terus . Kayak anak kucing aja ..

     Ara berhenti di depan rumah seseorang . Rumah itu sangat berisik , dia mendengar suara seorang laki laki dan perempuan yg sedang berkelahi . Rumah di sebelahnya sepertinya tidak ada penghuninya . Mungkin karena ngk tahan harus mendengarkan  dua orang itu berantem ..

     "Ini rumah gue" Mata tan membesar ketika mendengar Ara mengucapkan kata kata itu

Can I Have You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang