Prolog

28 3 0
                                    

Aroma rokok, kerlap kerlip lampu dan irama musik menghentak, tak membuat gadis itu bergegas pergi meninggalkan tempat laknat itu, dia jelas tahu, gadis seusianya tak sepantasnya di sini, seharusnya dia duduk di depan meja belajar sambil membaca buku atau mengerjakan soal soal ujian mengingat saat ini dia kelas tiga SMA tentu ujian sudah berada di depan mata, tapi bukankah kegiatan itu hanya bisa dilakukan di rumah, sedang dia sudah merasa tak punya rumah lagi, bahkan tempat laknat ini jauh lebih nyaman dari rumahnya.

Resta mengerang ketika mengangkat gelas keempatnya, dan kembali meneguk cairan setan yang sukses membuat tenggorokannya terbakar, mengedarkan pandangannya yang mulai mengabur mencari sahabatnya, Vita yang pasti sudah lupa daratan saat bersama davin, kekasihnya.

" Hai cantik mau ditemenin gak?"resta menoleh dan mendapat laki laki yang resta taksir umurnya sekitar seperempat abat, memandang penuh minat padanya, dia paling benci pandangan seperti itu

"nggak perlu" jawabnya ketus, resta bangkit dari kursinya, tetapi tangannya di cekal laki laki itu,

"Kenapa buru buru, senang senang aja dulu di sini" dengan kurang ajar tangan laki laki itu menelururi wajah resta yang langsung ditepis gadis itu.

" singkirin tangan lo, brensek!" menghempas tangan yang mecekalnya, resta berjalan ke arah keluar club itu dengan tubuh sempoyongan, merasa kesal karena laki laki itu masih mengikutinya.

"Shit!" resta kembali mengumpat saat dirinya tersandung entah kakinya sendiri yang salah melangkah atau apa, tabuhnya sudah akan mencium lantai tetapi sebuah tangan menahan pinggangnya dan menarik dirinya ke dalam pelukan, gadis itu berusaha memfokukan pandangannya yang semakin kabur untuk melihat penolongnya, wajah yang tak pernah disangkanya menolongnya di sini.

Diantara kesadarannya yang semakin menipis dia mendengar perdebatan laki laki yang mengikutinya tadi dan penolongnya, diikuti beberapa orang yang mendekat sepertinya melerai keributan,

"Dia cewek gue, She is mine" kata kata itu yang didengarnya di dengarnya dari orang yang menolong dan memeluknya saat ini, sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.

For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang