Part 2_Debar lain

18 2 0
                                    

"Sorry ya ta, semalam gue ninggalin lo" Vita langsung menghampiri Resta di bangkunya ketika jam istirahat berbunyi, dan murid murid berhamburan keluar, jam istirahat selalu menjadi faforit bagi para siswa, mereka berebut ke kantin sementara Resta masih membereskan bukunya.

" Kebiasaan lo , kalau sudah sama Davin lupa segalanya" Resta mencibir kelakuan sahabatnya bersahabat dengan Vita sejak kelas satu membuat Resta hafal kelakuan sahabatnya yang cinta mati sama pacarnya itu,

"maaf, tapi nggak janji kalau bakal nggak keulang" ucap vita sambil mengacungkan kedua jarinya diikuti tawa cekikikannya. Bukan hanya sekali ini saja Vita meninggalkannya, sahabatnya itu sering melakukannya tetapi biasanya gadis itu memberinya kabar dulu. Atau meninggalkan pesan untuknya.

"Lo nggak apa-apa kan?, semalam kayaknya kacau banget" Vita memandang Resta curiga, dia sebenarnya tak tega meninggalkan Resta semalam melihat keadaan sahabatnya itu yang sedang suntuk, tetapi bisa apa dia jika Davin sudah merayu.

"i am fine" Resta menjawab yakin, tak ingin sahabatnya merasa bersalah padanya,Vita sudah terlalu baik padanya, mendengarkan seluruh curhatannya bahkan mau menampungnya saat dia merasa tak aman dirumahnya.

"gue cuma khawatir aja, lo di kerjai om om mesum " ucap Vita dengan nada jail sambil terkekeh, dia hanya menggoda Resta karena Vita cukup yakin sahabatnya itu mampu menjaga dirinya dengan baik, Resta cukup mampu mengendalikan dirinya, kapan dia harus berhenti minum atau bagaiman cara menghindari orang orang yang berniat jahat padanya.

Yang tidak diketahu vita, sahabatnya semalam sempat loos control, beruntung ada yang menolongnnya.

"Sialam lo" Resta menoyor kepala Vita , kemudian gadis itu sibuk mengeluarkan paper bag dari dalam laci mejanya, membuat sahabatnya mengernyit heran, dan belum sempat Resta menghindar, Vita sudah merebut paper bag itu.

" Punya siapa itu?"Vita mlihat sebuah jaket dalam paperbag yang jelas bukan punya Resta melihat ukuran dan model jaket tersebut.

"Semalam gue ditolongin Arga, itu jaket dia, mau gue balikin" Vita membelalakan matanya, membuat resta tertawa geli,

"Arga julian yang itu" Resta mengangguk, disekolah ini Cuma ada satu Arga, jadi sudah tenntu yang mereka maksud adalah orang yang sama.

Arga julian, nama itu bukan nama populer di sekolah ini, tapi Resta cukup tahu sosok Arga pemuda itu memiliki tampang good looking dan prestasi dalam bidang akademik. yg tentu saja jika mau memanfaatkannya, kepopuleran jelas dalam genggamannya. Tetapi pilihan Arga tentu berbeda, pemuda itu lebih memilih jalur aman, menjadi siswa biasa, tidak aktif di ekstrakurikuler, cenderung menarik diri dari lingkungan.

Berbeda dengan Faresta Ariana, yang biasa dipanggil resta ini, tak cukup pintar tapi jelas wajah cantik dan kesempurnaan fisiknya menjadi poin penting dalam statusnya menyandang kata populer, aktif di cheers dan Osis juga cukup supel membuat seantero sekolah mengenalnya, lihat saja kehebohan yang mengiringi langkahnya saat masuk kelas Arga, pandangan kagum dari beberapa siswa juga bisik bisik, bahkan beberapa cibirin yang tak suka kehadirannya, tetapi Resta juga sudah terbiasa dengan semua itu, dia tak peduli dan tetap meneruskan langkahnya mendatangi pemuda yang menutup telinganya dengan headshet dan membaca buku di pojok kelas itu. Tak peduli suasana kelas yang heboh akibat kedatangan seseorang.

Resta menghentikan langkahnya di depan meja Arga, menatap pemuda yang serius dengan bukunya, pemandangan yang cukup menarik bagi Resta.

"Arga" merasa di panggil, pemuda itu mendongak, dengan tampang datar melepaskan headshet di telinganya dan langsung besitatap dengan iris coklat gadis yang ditolongnya kemarin, kedua mata itu terkunci, bukan perasaan hangat seperti kemarin tetapi justru debar lain yang tak biasa di jantung Resta. Gadis itu tahu ada yang tidak beres dengan hatinya.

Beberap detik hingga Resta mengerjapkan matanya, mengabaikan debar yang semakin menggila, tapi justru begitu menyenangkan.

"gue mau mengembalikan ini" Resta menyerahkan paper bag yang berisi jaket itu dan segera ditirima oleh pemiliknya.

"Lo baik baik aja kan?"pertanyaan yang dilontarkan dengan suara datar itu cukup membuat Resta terkejut, dibalik tampang cueknya Arga sedikit peduli padanya, dan lagi lagi dengan alasan yang resta tak tahu, pertanyaan simpel itu mampu menarik sudut sudut bibir Resta membentuk senyum kecil.

"I am fine" jelas fisiknya baik baik saja, tetapi jantungnya sangat bermasalah, apa lagi saat tak sengaja beberapa kali matanya bersitatap dengan mata hitam pekat di depannya yang penuh misteri dan menyimpan banyak rahasia itu.


"sekali lagi, thanks" Resta rasa perlu mengucapkan terima kasih lagi, baik untuk pertolongan arga malam itu ataupun kebaikan Arga mengantarkannya pagi kemarin, Arga hanya mengangguk.

"Gue balik ke kelas dulu" merasa sudah tak ada yang perlu dibahas lagi Resta memutuskan untuk kembali ke kelasnya., selain karena ponselnya yang terus bergetar yang diyakininya dari Vita sahabatnya yang sedang menunggu dikantin, juga untuk segera menyelamatkan jantungnya yang berdetak tanpa aturan.

Sementara Arga memandang gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan

For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang