Sixth Part

21 1 0
                                    

Akhirnya gue sama Rasya pun sampai di rumah gue. Setelah gue turun dari mobilnya gue pun langsung melesat masuk ke dalam rumah gue.

"Nah loh ini motor sapa?  Kek kenal gue" gue bergumam sendiri sambil mengingat siapa pemilik motor ninja hitam di halaman depan rumah gue ini.

Akhirnya gue pun berinisiatif untuk bertanya pada satpam rumah.
"Pak, ada tamu?"
"Iya non Via. Baru aja dateng." Ucap Pak Harun.
"Siapa pak?"  Ucap gue sambil mengerutkan kening tanda bingung karena daritadi gue gak bisa mengingat siapa pemilik motor ninja di hadapan gue ini.
"Den Radith non, masa' non Via lupa sama mantan sendiri heheheheh..."
Astagah.. pantes gue kek kenal motornya. Ternyata mantan gue dateng. Lah? Ngain dia kesini?!  Batinku tak berhenti bertanya-tanya.

Tak mau membuang waktu lebih lama hanya untuk memikirkan alasan tamu tak diundang datang ke rumah tiba-tiba. Gue pun langsung memasuki rumah.

"Oh. Hai Vi, tenanglah aku datang dengan damai kesini dan lagi aku sudah tau kau sudah ada yang punya. Jadi marilah kita berdamai." Ucapnya seenak jidat saat gue baru saja masuk keruang tamu.
"Ngapain kesini?" Ucap gue mengalihkan pembicaraan dan menyampirkan tangan dikedua pinggang.

"Mampir doang. Lo gak mau tau gitu gue dapet alamat lo darimana? Gue jauh-jauh lo kesini sampe nyeberang pulau."

Oh iya juga ya, ah pasti ini kerjaannya Raisa dan Romi. Mereka adalah sahabatku saat di Balikpapan dulu. Ah pasti mereka yang memberikan alamatku ke Radith. Gue harus cepet-cepet marahin tuh dua anak dijah yellow.

"Eh eh lo mau kemana? Ada tamu kok malah di cuekin sih?" Ucap Steven yang baru saja keluar dari dapur dengan membawa dua gelas teh hangat dengan sepiring biskuit di nampan.
"Au ah terang, lagian tamu gak diundang." Ucapku sambil menaiki tangga menuju kamarku.
"Hallah.. sejak kapan ada tamu rumah diundang? Emang kawinan??" Ucap Steven sambil menaruh nampan tadi diatas meja tamu.
"Au ah serah lu bang" ucapku sambil memasuki kamar.

Setelah memasuki kamar gue langsung nge line Raisa dan Romi.

LetsVia: weh!
LetsVia: weh!
LetsVia: weh!
Raisa12: paan!?? Nge spam ae lu ganggu njer.
RamaRomi: hooh njir apaan??
LetsVia: kalian kasih alamat gue ke Radith?!
Raisa12: iya
RamaRomi: iya (2)
Wanjer jahat amat sahabat gue.
LetsVia: kenapa?
Raisa12: dia ngancem kita
RamaRomi: hooh
What?! Tapi kenapa??
LetsVia: emang dia ngancem apaan?
Raisa12: kalo kita gak ngasih alamat lo dia gak mau nraktir kita lagi hehehe
RamaRomi: iya Vi, kan lumayan, sejak lo pergi dia jadi nurut sama kita gak tau kenapa. Trus kita selalu di traktir makan.
LetsVia: ohastaga gara2 itu. Bagus deh. Gue kira kalian bakal diapa apain sama dia. Trus ngapain dia kesini?
RamaRomi: katanya dia jenguk neneknya jadi dia mau sekalian nengokin lo
LetsVia: oh yaudah thx yoo. Tidur gih sana besok sekolah. Bhay 😚
Raisa12: wokeh
RamaRomi: miss you Vi😘

Gue kangen sama lo berdua.
Udah ah saatnya tidur.

***********
Pagi ini gue bangun dengan tenang karena bang Steven gak ada mata kuliah jadi lah dia bangkong hari ini. Dan gue bakal bebas dari gedoran pintu dia.

"Pagi ma, pa" ucapku sambil duduk di kursi makanku.
"Pagi Vi. Sarapan dulu. Mau dibawain bekal atau enggak?" Ucap mama sambil berdiri menuju dapur.
"Bekalin boleh deh ma."
"Okeh" ucap mama sambil membuatkan ku bekal hari ini.
"Mbak Via hari ini ada kegiatan apa?" Ucap papaku.
"Oh kayaknya gak ada apa-apa deh pa. Kenapa emangnya?" Ucap gue sambil mengoleskan selai coklat kacang di rotiku.
"Oh gapapa kok mbak. Soalnya papa gak ada kerja hari ini. Sapa tau ntar mau jalan sama papa?" Ucap papaku sambil terus fokus ke koran yang dibacanya.
"Boleh deh pa." Ucapku setelah menelan roti yang kukunyah.

Setelah selesai sarapan dan menaruh bekal kedalam tas, gue berpamitan untuk pergi ke sekolah.

Perjalan ke sekolah hari ini lancar tanpa harus mengalami kemacetan yang tak berujung.

***
"Woi!! Setip ek gue!!"
"Weh pinjam pulpen weh!"
"Buku gue lenyap kemana?!"
Sepintar dan serajin rajin nya orang cerdas mah pasti ada situasi dimana mereka jadi malas kan? Begitupula dengan kelas XI IPS 2, pagi ini banyak yang belum mengerjakan tugas kimia yang diberikan Bu Rina minggu lalu. Untung gue udah ngerjain tuh tugas.

*Via melamun sendiri*
"Hei Vi, kenapa?"  ucap Rasya sambil menepuk pundak gue.
"Eh enggak kok keingat adek-adek gue aja." Ucap gue sambil memperbaiki posisi duduk gue.
"Oh gitu, cerita dong beb" ucap Rasya penasaran
"Yaudah deh.." ucapku sambil mencari posisi nyaman untuk bercerita.
"Jadi sebenarnya gue bukan orang sini.  Gue lahir di Jogja tanggal 21 oktober taon 2001, terus waktu umur 3 bulan gue dibawa sama nenek gue ke Balikpapan karena Mama gue mau lanjut kuliah. Dari situ gue terus tinggal sama nenek, kakek dan keluarga gue. Mama gue orang Balikpapan asli tapi ngerantau ke Jogja dan ketemu sama Papa yang notabene nya orang asli Jogja. Terus waktu gue umur 15 bulan adek gue lahir, jadilah gue balik ke Jogja. Dia adalah satu-satunya sodara kandung gue. Namanya Varrel Alexander. Terus habis adek gue lahir, gue  tinggal di Jogja sampe sekitar umur 3 tahunan dan balik lagi ke Balikpapan sama Varrel bareng nenek gue. Gue sayang sama Varrel. Sayang nya gue gak punya hubungan baik sama dia,  kita sering banget berantem dari kecil sampe remaja. Kita jarang banget rukun, tapi sekalinya rukun bisa kayak sibling goals. Gue kangen banget sama di sekarang." Gue diam sebentar menenangkan diri.
"Jadi Steven?" Rasya pun bingung.
"Dia kakak tiri gue. Orang tua gue cerai karena Papa yang egois selalu menekan Mama dan Mama orang nya gak bisa di tekan. Setelah mereka cerai, gue yang waktu itu masih SD pun bingung. Tapi gue ngerti. Maka dari itu dari kecil pola pikir gue udah dewasa. Terus waktu kelas 5,  pas Mama ke Balikpapan gue nangis-nangis pengen Mama tinggal di Balikpapan toh memang kampung halaman Mama. Jadilah mama balik ke Balikpapan. Sejak itu gue gak pernah balik ke Jogja. Terus pas gue kelas 8,  akhirnya mama menikah dengan seorang Kepala Perusahaan di Balikpapan. Hidup gue lancar-lancar aja sampai gue di hadapkan dengan pilihan sebelum lulus SMP. Karena gue yang notabene nya persis kelakuan papa. Jadilah sering gak cocok sama orang rumah, gue egois. Jadilah gue bingung, gue di hadapkan dengan pilihan yang membingungkan. Gue disuruh pilih sekolah asrama di sana atau pindah kesini ikut papa. Lama gue pikirin akhirnya gue pilih ikut papa. Toh hidupku terjamin disini. Dan lagi gue gak mau makin nyusahin orang rumah. Pas gue kelas 9 tepatnya beberapa bulan sebelum umur gue 15 taun mama melahirkan adek gue.  Dia dikasih nama Virra Amalia ya kamu tau lah kenapa gak pake Alexandra. Setelah itu gue ngerasain gimana jadi seorang kakak yang sebenarnya. Capek banget~.  Tapi yang namanya gue ini anaknya labil, gue sering bingung sama pilihan itu. Apa gue harus korbanin kebahagiaan gue disini untuk pindah ke Jakarta?  Tapi gue tenang karena tiap taun gue bakal pulang ke Balikpapan. Gue juga ninggalin sahabat-sahabat gue disana. Awalnya mereka bener-bener marah dan kesel sama keputusan gue untuk pindah tapi akhirnya mereka merelakan gue. Dan lagi gue bisa memulai hidup baru gue disini. Yah begitu lah. Kamu tau kelanjutannya, kamu juga pasti tau tentang keluargaku disini dan kehidupan gue disini." Ucapku sambil tersenyum di akhir.
"He-em kok aku ngerti. Pasti berat jadi kamu, anak pertama, anak paling dewasa yang harus selalu bersikap dewasa. Susah ya ternyata jalan hidup kamu selama ini. Itulah hidup Vi. Terkadang kita bingung apakah harus senang atau malah harus sedih dengan ketentuan Tuhan." Ucap Rasya sambil mengacak rambut Via.

****

Setelah pulang gue langsung melaju ke rumah setelah sebelumnya mengantar Fanny kerumahnya.

Ciittt!!!!
Suara mobil yang di rem mendadak pun berbunyi nyaring di sebuah jalan komplek.

"Eh sorry lo gapapa? Sorry gue ga liat" ucap Via sambil membantu seorang anak remaja yang hampir aja di tabraknya tadi.
"Gue gapapa kok lagian-- MBAK VIA?!" Ucap remaja laki-laki itu sambil menatap Via baik-baik.

-------------------------------------------------------------

Stay tuned terus ya...

Just follow and leave your Vomment

Keep enjoy it

-Za-

Always Together with YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang