•Sembilan•

39 3 0
                                    

Terima kasih Jo atas hari ini." Aku menoleh ke arah Jo yang sedang memegang stir mobil tanpa menjalankannya karena dia sedang menunggu lampu merah berubah menjadi lampu hijau.

Jo berbalik menoleh ke arahku, sedikit memiringkan kepalanya, "Terima kasih untuk apa?"

"Pertama, terima kasih sudah menjemputku dari rumah dan mengantarkan aku ke RCM. Kedua, terima kasih sudah membuat janji dengan Anne sehingga aku dan Anne bisa bertemu dan kita berempat bisa menghabiskan waktu hari ini dengan mengobrol di kafe. Ketiga, terima kasih sudah mengantarkan aku untuk pulang sekarang." Aku mengulas senyum kepadanya sampai sedikit menampakkan lesung pipitku yang hanya ada di pipi kiri.

"Terlalu sungkan. Kita sudah berteman lama, Claudia Chloe." Jo sudah tidak bertatapan denganku karena lampu hijau sudah menyala sehingga dia harus fokus kembali dalam mengendarai mobilnya.

Aku hanya terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya aku memecahkan kesunyian ini.

"Kamu tahu, Jo, RCM begitu luas. Awalnya aku dan Anne diarahkan ke Concert Hall. Lalu aku berkenalan dengan orang yang ada di sekitarku. Dan kamu harus tahu kalau aku berkenalan dengan orang korea. Namanya Song-Raa. Matanya sipit, rambutnya bewarna hitam seleher, kulitnya bewarna kuning langsat, bibirnya mungil, dia sungguh cantik! Baru kali ini aku punya kenalan orang korea. Dan kamu harus tahu, disana ada Amy Dickson!! Amy Dickson, Jo!! Dia memainkan saxophonenya di atas panggung. La Strada. Tahu kan, Jo? Aku yakin kamu pasti tahu. Selain Amy Dickson, banyak lagi alumni alumni penting jebolan RCM yang bermain di atas panggung. Lalu setelah itu, aku"

"Hei tunggu tunggu, Claudia." Jo memotong ceritaku secara tiba-tiba yang membuatku harus menghentikan mulutku mengeluarkan lanjutan kalimat yang ingin aku sampaikan kepadanya.

Aku sedikit cemberut karena aku disela begitu saja oleh Jo.

"Ada apa, Jo? Aku sedang cerita."

"Kamu begitu semangat, Claudia. Begitu membara menceritakannya sampai sepertinya kamu lupa untuk sedikit mengambil nafas." Jo tertawa meledekku.

"Ah, Jo. Kamu sudah merusak suasana." Aku menggerutu kepadanya. Melipat tanganku di depan dada dan cemberut memperhatikan jalan di depan.

Jo menoleh sekilas melihat tingkahku. "Yang benar saja seorang Claudia Chloe bertingkah seperti itu. Sudahlah, baiklah, lanjutkan ceritamu." Terdengar tawanya yang mengejek.

"Ah, tidak perlu. Aku sudah malas denganmu, Jo. Lagipula, sudah mau sampai di rumahku. Cepatlah, aku ingin istirahat." Aku tetap menggerutu. Sejujurnya, aku tidak marah. Aku juga hanya sengaja mengambek seperti ini.

Jo tertawa dan meminta maaf kepadaku atas kelakuannya tadi.

Tak lama, sampailah aku di rumah. Jo menghentikan mobilnya tepat di depan rumahku. Aku turun dari mobil Jo lalu kami berpamitan. Aku melihat mobil Jo sudah semakin jauh dari pandanganku dan akupun masuk ke dalam rumah.

Hari sudah malam. Seharian aku pergi.

Aku mengikuti Tour Open Day di RCM hampir 2 jam lebih. Lalu aku berjalan kaki sedikit untuk menghampiri Jo dan Simon di The Queens Arms.

 Lalu aku berjalan kaki sedikit untuk menghampiri Jo dan Simon di The Queens Arms

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SaxophoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang