XII

52 3 0
                                    

Author's POV

2 years later

" Temui aku di taman kota jam 10.00 pagi, SHARP! Pakai baju yang bagus.
                                        
                                             -Niall x "

Pesan itu tertera di handphone Jackie.

"Ergh, buat apa sih pagi-pagi nyuruh pergi? Kan lagi libur, pengen tidur tau, capeeeeeek." keluhnya.

Sayangnya, tidak ada yang peduli karena tidak ada siapapun selain dia sendiri dikamarnya.

"Hff." dia menghela nafas dengan malas, mengetahui bahwa sekarang sudah pukul 09.00, dan dia harus siap siap.

"Aku terlalu cinta dengan kasurku. Kami tidak bisa dilepaskaaaaaann." dia memeluk gulingnya dan mencium kasurnya.

"Aku mau mandi. Aku akan kembali, sayang. Tunggu aku." katanya sambil mengelus elus kasurnya.

Ia pun bangun dan masuk kamar mandi.

***

Jackie turun dari mobilnya dan menoleh ke sekeliling, mencari Niall.

Niall pun terlihat di tepi sungai yang berada di sebelah taman.

Jackie pun berlari kearahnya dan menepuk pundak milik Niall yang memakai t-shirt garis-garis dan jeans.

"Sudah lama menunggu, puppy?" tanya Jackie sambil tersenyum lebar.

Niall tersentak kaget dan menoleh kebelakang, menatap Jackie dengan horor.

"Sudah kubilang jangan memanggilku dengan panggilan itu, beauté." balas Niall.

" 'Good morning' to you too, contrariété.('Selamat pagi' kepadamu juga, gangguan.)" kali ini Jackie yang membalasnya.

"Oh, désolé. Bonjour, mademoiselle. Comment es tu?(Oh, maaf. Selamat pagi, nyonya. Apa kabar?)" balas Niall.

"Je vais bien, merci.(Aku baik baik saja, terima kasih.)" balas Jackie.

"Senang mendengarnya." senyum Niall.

"Sudah selesai sesi Perancis-nya? Aku bosan." kata Jackie lalu menghela nafas.

Niall tertawa kecil dan tersenyum kearah Jackie.

"oh, comment je suis content à à plus, mademoiselle Smith.(Oh, betapa senangnya aku bertemu denganmu, Nyonya Smith.)" Niall tersenyum sambil menatap langit.

"stupide(bodoh), bukankah aku sudah bilang aku bosan dengan sesi Perancis-mu?" tanya Jackie, jengkel.

"Haha, désolé.(Maaf.)" tawa Niall.

"Niall! Hentikan bahasa Perancismu itu!" sentak Jackie.

"Je mendier pardon, mademoiselle.(Aku memohon untuk maaf, nyonya.)" kata Niall sambil berlutut dan memegang tangan Jackie.

"Meminta maaf saja masih pakai bahasa Perancis. Kau tidak kumaafkan." kata Jackie.

"Pourquoi, mademoiselle? s'il vous plaît.(Mengapa, nyonya? Kumohon.)" Niall memasang wajah sedih dan mengeratkan pegangannya pada kedua tangan Jackie.

"Ugh, baiklah. Vous êtes pardonné.(Kau kumaafkan) Puas kau?" kata Jackie sambil memutar bola matanya.

Ujung bibir Niall terangkat dan membentuk sebuah smirk dan ia mengangkat sebelah alisnya.

"Belom, belom puas." katanya.

"Ugh, Niall! Mau apa lagi sih ka--" kalimat Jackie terpotong saat Niall menempelkan bibirnya ke milik Jackie.

Setelah beberapa detik, Niall melepaskan bibirnya dari milik Jackie.

Muka Jackie pun memerah seketika dan ia menunduk.

"Air Mancur, yuk." kata Niall sambil menunjuk kearah air mancur yang terletak di tengah taman.

Jackie mengangguk dan berjalan di depan Niall kearah air mancur tersebut, dan menatap wadahnya yang terbentuk indah dengan ukiran yang rapi.

Ia pun menoleh ke belakang untuk berkata kepada Niall betapa indahnya air mancur ini, tetapi ia tidak menemukan Niall di belakangnya.

Ia pun menoleh kemana-mana untuk mencari Niall.

Ke arah sungai tadi, ke arah pohon rindang dan ke arah padang bunga kecil, tetapi ia tidak mendaparkan Niall dimanapun.

Saat dia menyadari bahwa Niall tidak bisa ia temukan, ia mengeluarkan handphone-nya dan mengetik nomor Niall di aplikasi teleponnya.

Tepat saja sebelum dia menekan call, Ia mendengar seseorang meneriakkan namanya dari belakang dan ia pun menoleh dan mendapatkan Niall dengan tuxedo berlari-lari kearahnya.

Loh, kok Niall rapi banget? batinnya.

Niall pun akhirnya menghampiri Jackie.

"Maaf aku meninggalkanmu sebentar." katanya lalu berlutut di depan Jackie dengan nafas yang berat dan capek.

"Jacqueline Leona-hah-Smith, Kau adalah wanita terbaik yang pernah kutemui. Dari pertama kali aku-hah-meletakkan mataku kepadamu, aku sudah jatuh kepadamu, tetapi waktu-hah-itu aku masih terlalu ma-hah-lu untuk berbicara dengan-hah-mu, dan akhirnya aku memutus-hah-kan untuk datang ke cafe tersebut-hah-dan menemuimu setiap-hah-Minggu. Dan berkat dukungan teman-hah-temanku, aku akhirnya berani-hah-untuk berkenalan dengan-hah-mu, dan aku sangat bersyukur saat-hah-kau mau berkenalan denganmu dan-hah-mengobrol denganku. Dan akhirnya aku bisa-hah-mencapai keinginanku untuk menyatakan perasaanku kepada-hah-mu, yaitu tepat 2 tahun yang-hah-lalu pada hari ini. Jadi, aku-hah-memutuskan untuk menyatakan perasaanku kepadamu-hah-lagi. Tetapi kali ini bukan perasaan suka-hah-tetapi perasaan cintaku kepadamu. Aku ingin melanjutkan hidupku dengan-hah-mu, membuat keluarga bersama-hah-mu dan aku ingin mati bahagia mengetahui bahwa aku mencintaimu, dead or alive. Suka-hah-maupun duka, saat sukses maupun susah dan pada saat-saat-hah-atau detik-detik terakhirku." Niall berhenti pada akhir kalimatnya dan mengambil nafas yang panjang lalu menatap Jackie yang sudah menangis tanpa suara dalam-dalam.

"Jadi, Jacqueline Leona Smith, Apakah kau bersedia menjadi pendamping hidupku selama aku masih bernafas, menjadi belahanku dan menjadi ibu dari anak-anakku nanti?" lanjut Niall dan mengeluarkan kotak cincin yang ia simpan dari tadi dan membukanya, memperlihatkan cincin perak yang indah nan cantik.

Jackie hanya bisa menangis tanpa suara sambil membekap mulutnya , lalu ia melepaskan tangannya dari mulutnya dan berkata,

"Ya, aku bersedia. Aku sangat bersedia, Niall James Horan." katanya dengan suara kecil nan indah dan ia mengulurkan tangan kirinya kepada Niall.

Niall pun tersenyum lebar dan memasang cincinnya kepada jari manis Jackie dan berdiri.

Seketika teman-teman, kerabat dan keluarga Niall dan Jackie muncul dari belakang pohon-pohon dan benda lainnya dan bersorak senang, membuat Niall tersenyum lebar kearah teman-temannya dan keluarganya dan Jackie tertawa kecil kearah teman-teman dan keluarganya. Setelah itu, mereka kembali menoleh kearah sesama dan tersenyum.

"Merci." kata Niall sambil tersenyum lalu mencium Jackie.

café || n.h.Where stories live. Discover now