Aku tahu seharusnya ibu sudah membuang telepon tua itu semenjak ia bercerai dengan ayah. Namun, ia bersikeras untuk merawat telepon itu meskipun ia tahu bahwa benda itu sudah tak bisa digunakan.
Alasan ibu pasti, "Ini peninggalan kakekmu. "
Keputusan yang fatal telah terjadi.
Tak lama setelah benda itu ditaruh di dalam kotak kaca di ruang bawah tanah, peristiwa mengerikan mulai bermunculan. Mengerikan sampai aku tidak bisa tidur semalaman, seakan-akan jika aku tidur, aku tidak akan bisa membuka mataku esok paginya.
Aku takut aku tak akan bisa melihat teman-temanku di sekolah jika aku tidur.
Aku takut aku tak akan bisa membuka mataku lagi. Hanya kegelapan yang menjadi temanku.
Aku tak mau itu terjadi.
Benda terkutuk itu masih terpajang manis di dalam kotak kaca di ruang bawah tanah. Tak ada yang berani mendekati apalagi menyentuhnya.
Seperti virus yang menular, hal buruk--mengerikan akan terjadi tak lama setelahnya setelah ada yang mendekati benda itu.
Aku juga tidak tahu darimana ibu mendapatkan benda itu. Sejak aku lahir, benda itu sudah ada di rumah ini.
Aku ingin telepon itu enyah dari rumah ini, tapi aku bahkan tak berani membuka pintu menuju ruang bawah tanah.
Tapi, ada hal baik yang selalu aku pikirkan. Tetapi, jika ini terjadi, akan menjadi sangat mengerikan.
Telepon itu sudah tidak berfungsi, 'kan? Tak mungkin itu bisa berdering.
Setidaknya, hanya itu yang bisa membuat ketakutanku berkurang meskipun hanya untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phone Call
Teen FictionSetiap kali telepon itu berdering, aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Entah apa yang membuatku menjadi seperti itu, tapi aku yakin bahwa hal buruk akan terjadi. "Itu hanya sebuah telepon." Tidak! Mereka tidak mengerti. Tidak akan ada yang ta...