Syamizah ~

Prolog ~ Berawal dari Zahra ~

Chapter 1
Budayakan memencet bintang
Dan vote yaaaa

Selamat Membaca~

Hufft!

“Zahra oh Zahra Audiya dimana kamu , zah izah?” Ujar seorang laki laki berambut agak gondrong sambil membawa sebuah kertas .

“Disini Ka..” Ujarku .
Laki laki itu ternyata Ka Syam nama panjangnya Syamsu Arifin dia cerita kenapa namanya Syamsu kayak nama merek rokok terkenal di Indonesia

“Awalnya namaku Syamsul tapi yang ngetik Akte kelahiran salah malah jadi Syamsu gak pake L, yang ngetik malah bilang ke ayah ‘Udah pak gak apa apa namanya Syamsu aja itu bagus kok, siapa tahu dia dapet diskon kalau beli rokok’ What the fuck kan jadinya”.

Aku dan Ka Syam bukan saudara kandung , tapi kita udah sahabatan dari kecil dari lahir bahkan TK, SD, SMP Satu sekolahan orang tua kita juga udah saling kenal.
Kita lahir hanya beda 1 tahun dan lahir dihari yang sama yaitu dihari Jumat, orang bilang yang lahir hari Jumat itu kehidupanya seperti Air , Air akan terus mengalir kemanapun , sama banget kayak kita ngalir terus gapernah kembali bebatuan yang menghalangi jalan pun akan kami lewati hehe.

“Ada apa sih ka? Dari tadi aku ditaman lagi duduk duduk sambil ngerjain tugas” Ujarku sambil merapikan buku buku yang berserakan di meja di taman , rumahku lumayan besar jadi ada tamanya Alhamdulillah

Tap Tap Tap

“Bukanya bilang kamu disini, kaka nyari nyari cape tau” Sambil duduk didepanku dan memberikan kertas yang dibawa nya.
Dia terlihat cape mungkin lelah mencariku sambil sesekali mengipas ngipas dirinya sendiri.
" Eh lukisan ini kok mirip aku ? ini siapa ka?” Tanyaku Ka Syam memang hobby melukis, lukisan lukisan nya bagus banget bahkan ada yang dijual katanya biar nambah nambah tabungan masa depan
" Iya emang kamu , tapi ada yang aku ubah dikit liat tuh dibagian pipinya jadi tirus kan ? padahal aku tau tembem banget " Ujarnya sambil mencubit pipiku.
"Oh gitu jahat banget kamu ka, daritadi nyari nyari aku cuman ngasih lukisan ini ? Ini sama aja ngehina aku kak , udah aku gak suka pipi aku udah dari sananya tembem jangan dibuat tirus" Ujarku sambil meletakan kertas itu dan menatap ka Syam sinis
" Udah jangan marah, kamu pengen tirus kan ? tuh liat kakak udah buat lukisan kamu dengan pipi setirus mungkin, padahal aslinya tembem kayak Panda " Ujarnya mencoba menenangkan keadaan
Kayak Panda ? Iya aku suka panda bahkan punya banyak boneka Panda dan yang paling aku sayang itu Upan boneka panda hadiah dari Bunda. Tapi alesan suka panda bukan karena sama sama tembem tapi warna panda itu menarik HItam putih kayak kehidupan.

“Yaudah iya, tadi kakak nyari aku kemana aja kok baru ketemu aku sekrang?” Tanya ku
“Kakak nyari kamu ke kamar kamu ngetok2 pintu gak ada jawaban jadi masuk eh gak ada orang, di ruang tamu, di ruang makan , di dapur, sempet ditaman tapi kamu gak ada yaudah kakak balik lagi kerumah kakak nanyain kamu datang ga katanya enggak , terus kakak ke tukang eskrim yang didepan kamu masih gak ada. Kamu tau gak kenapa nyari ditukang eskrim?” Ujar Ka Syam

Aku pun tertawa mendengar cerita Ka Syam sampai segitunya nyari nyari aku bahkan ke tukang eskrim. Dia bilang

“Aku nyari di tukang eskrim karena aku tau kamu gak bisa hidup tanpa eskrim kamu cinta mati ke yang namanya eskrim sama kayak aku ke kamu , gak bisa hidup kalau gak ada kamu”.

Dihh gombal mulai
"Udah ah aku mau belajar" ucapku sambil mengambil buku berjudul Fisika kelas IX aku paling suka pelajaran Fisika karena Fisika itu main hitung hitungan, Volume aja dihitung apalagi cinta kamu :v

"Ijah? Darah" ujar Ka Syam sambil mengambil tisu dari saku celananya dan mengusap darah yang keluar dari hidung Zahra

Darahnya semakin banyak sampai menetes di buku Fisika Zahra , muka Zahra semakin pucat dan tubuhnya tiba tiba panas
"Ayah Zahra !! Zahra mimisan lagi.... Tubuhnya panas" ucap Syam sambil panik mencari tisu untuk melap darah Zahra karena tisunya habis
"Ka.. Udah bawa aku ke kamar aja , aku mau istirahat" ujar Zahra
"Kamu harus ke RS sekarang muka kamu pucat"
"Udah biasa , kakak kayak yang gak pernah liat aku gini, ayok anterin aku" Sahut Zahra sambil merangkulkan tanganya ke pundak Syam

Syam pun mengatar Zahra ke kamarnya, sekarang Zahra sedang berbaring di kasurnya yang ber sprei gambar Panda, Kamar yang cocok buat Zahra semuanya serba Pink dan bergambar Panda dia suka sekali itu. Bahkan di sebelah kiri jendela terdapat 1 lemari yang isinya hanya boneka boneka Panda. Zahra bilang sampai kapanpun dia gak akan buang boneka boneka nya soalnya boneka Panda itu pemberian dari keluarga dan sahabat sahabatnya.

Tak lama kemudian ayah Zahra menghampiri Zahra dia kelihatan sangat takut penyakit Zahra semakin parah dia meminta Syam untuk cerita apapun tentang penyakitnya kepada Zahra karena itu akan membuat Zahra semakin drop
Syam pun mengiyakan itu semua dia pun berpamitan kepada ayah Zahra karena hari mulai gelap dan Zahra harus istirahat.

"Sampai kapan pun Zahra jangan pernah ngeluh, karena aku tahu tuhan pasti memberikan kebahagian dibalik semua ini" Syam