"Jangan pernah menyesali yang telah hilang, karena ketika kau berharap,mencari bahkan hingga kesudut bumi sekalipun kau takkan menemukannya. Dekaplah yang menjadi milikmu, jangan pernah sia-siakan orang yang menyayangimu barang sekali-duakali. Karena, penyesalah selalu datang diakhir" -ElyndaDea
----💕----
"Dor," kata Cantika mengagetkanku.
"Eh anjing gila lo ya mau bikin jantung gue copot! Lo bisa ganti hah!," ucapku sewot.
"Yaela neng lebe bener dah, lagian lu si ngelamun gitu kaya jones lagi mikir ena-ena. Hahaha eh lu emang jones ya Ra baru keinget gua anjay," ucap Cantika.
"Rese ya lo, bacot mulu ngapain lu disini! Sana jagain baso gua" ucapku.
"Ya gue cari lu lah pe'a lu lama banged ke'a sipud lagi ngapain si lu? Berak? Yaela cantik cantik jorok amat lu Ra," ucap cantik super sewot.
"Bacot Can! Uda gua mau makan baso gua, dahhhhh" ucapku meninggalkan Cantika.
"Eh bangsat rese ya lo uda bener-bener gua samperin eb malah ditinggal, tunggu woi!" Ucap Cantika.
----💕----
Author POV
Matematika wajib merupakan pelajaran yang amat membosankan ditambah lagi Pak Sigit sang guru mapel yang selalu memasang wajah datarnya itu yang tidak pernah bisa diajak bercanda, jangan bercanda senyumpun ia tak pernah mengesankan seolah-olah ia benar-benar enggan untuk hidup. Mungkin karena 2tahun yang lalu istrinya meninggal akibat serangan jantung dan ia tidak memiliki anak maka dari itu ia nampak kesepian. Ralat, sangat kesepian.
Diluar kelas, seperti kebiasaan November yang basah bulir demi bulir air jatuh dari langit. Setetes demi setetes membasahi dandelion-dandelion yang ada dilapangan sekolah yang terlihat dari dalam kelas seolah tak takut jika kelopaknya akan gugur, dandelion itu tetap menari diatas hujan.
Disebalik jendela, seorang terduduk manis hanyut melihat pemandangan itu. Ia tak menghiraukan segala aktifitas yang ada disekitarnya. Ia hanya sedang rindu, rindu akan sebuah masa dimana hujanlah yang berkali-kali membuat hatinya selalu tampak mekar ibarat bunga yang akan mekar bila disiram air hujan.
Flashback on.
"Kamu tau, aku ingin seperti dandelion itu. Apa kau tau alasannya?" Ucap wanita itu saat meneduh disebuah gazebo.
"Karena dia itu cantik? Lucu? Atau apa?" Jawab lelaki yang sudah bersamanya 6bulan belakangan ini.
"Tidak, aku ingin seperti bunga dandelion sebab bunga itu kuat diterpa segala macam cuaca, walaupun saat diterpa angin dandelion rapuh dan kelopaknya akan berterbangan namun ketika ia jatuh ia akan tumbuh kembali menjadi dandelion-dandelion baru yang sama indahnya. Aku ingin menjadi wanita yang kuat disegala keadaan apapun dan bagaimanapun, wanita yang tegar disetiap masalah, wanita yang bisa berbaur dengan keadaan, walaupun aku jatuh aku akan tetap bangkit kembali menjadi diriku yang semula-kuat," Ucap wanita itu dengan pandangan tak berpaling dari dandelion itu.
"Dengar sayang, seperti apapun kamu dan bagaimanapun kkamu menurutku kamu sudah teramat kuat untuk menjalani semuanya. Berjanjilah bahwa kau takan perna menangis jika aku tiba-tiba menghilang atau bahkan pergi," ucap lelaki itu dengan penuh kelembutan sambil membelai rambut panjang wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A For Be
Novela Juvenil"Aku tidak tahu,bahwa mencintaimu harus sangat benar-benar serahasia ini.Mungkin terlalu sadis jika aku harus merebut seseorang dari sahabatku sendiri,ah.. tidak aku bukan perebut ,dia yang telah meninggalkan cintanya untukku.Sebuah kebodohan nyata...