Perpustakaan

23 12 0
                                    

Kantin seperti biasanya ramai oleh murid yang berebut ingin pesanannya langsung diberikan. Seberapa pusing ibu bapak yang menjaga di warung-warung kantin. Hari ini, gue ke kantin hanya berdua bersama Nada. Alka nggak masuk, gara-gara sakit, sedangkan Wigani ada kumpulan basket.

Si murid baru yang kemaren ada di sini, bersama teman-temannya, duduk di kursi paling pojok depan. Gue ngerasa dia ngeliatin gue terus nggak tau apa sebabnya, wajahnya juga nggak asing buat gue. Tapi, gue gatau dia siapa. Ah, bodo amat lah, nggak perduli banget.

Gue ke warung tiga buat beli kebab, sedangkan Nada ke warung lima buat beli bakso. Minumannya kayak biasa jus alpukat, kalau Nada sih lebih suka beli jus jeruk. Katanya, jus jeruk itu enak seger banget, kalo manis tetep seger, kalo asem bikin melek mata, kayak kalo ngeliat cogan. Yah, suka-suka dia aja lah, cogan -cowo ganteng- mulu yang ada di otaknya.

"Eh, sepi amat ya berdua gini?" ucap gue ke Nada

"Iya, biasa berempat. Si Wigani sih segala kumpulan-kumpulan" balasnya sambil memasang wajah sebal.

"Nanti balik sekolah nengok Alka, yuk! Ajak si Wigani juga" ucap gue.

"Ayo dah, tapi gue nebeng ya?" ucap Nada sambil nyengir.

"Gampang udah" balas gue.

"Eh, Chan! Tuh ada yang ngeliatin lo mulu dari tadi, kayaknya dia naksir beneran deh sama lo." Matanya mengarah ke arah depan pojok, menunjuk orang yang memerhatikan gue.

Gue ikut melihat ke arah yang dimaksud oleh Nada. Ternyata benar ada yang merhatikan gue, si anak baru itu. Gue langsung buang muka, lanjut fokus dengan kebab yang gue makan.

"Apaan si, Nad. Kenal juga kagak" jawab gue santai, "eh, tapi wajar si kalau dia suka sama gue. Gue kan cantik ya? ya kan? ya kan?" Tanya gue bercanda.

"Iya cantik, kalau dibandingin sama si Merry" jawab Nada. Merry adalah cowo yang berpura-pura menjadi cewe, ya sejenis waria lah. Tapi dia baik banget, walau pertama-pertama gue kenal dia, gue takut juga, sih. Sebelumnya nggak pernah punya teman yang model beginian soalnya. Dia orangnya humble, friendly, baik, humoris banget, jadi kalau bareng sama dia udah pasti bakal sering tertawa deh. Dia biasanya ada di sekitar halte dekat sekolah.

"Siapa bilang? kalau sama Merry, ya cantikan Merry lah, lo juga kalah kalau dibandingin sama Merry, hahaha" balas gue tertawa.

"Ah bodo amat lah. Oh, iya, by the way, anak baru itu namanya Astra, murid pindahan dari Bandung," ucap Nada sambil mengerlipkan sebelah matanya, seolah-olah meledek.

"Gak ada yang nanya, Nad" jawab gue sambil meminum jus yang tersisa.

"Yaa, gue ngasih tau aja, siapa tau lo naksir beneran sama dia" ledek Nada sambil senyum-senyum.

Selesai makan sambil ngobrol panjang lebar, gue mengajak Nada ke perpustakaan, untuk mencari materi yang diperlukan untuk tugas biologi kemaren. Kayak gini harus kerja cepat, penelitian cuma dilakukan seminggu. Awalnya gue sama kelompok gue juga bingung mau penelitian apa, karena waktunya singkat.

Jadi kita mutusin buat meneliti yang tidak terlalu berat materinya. Gue kalau masalah pelajaran agak lama mudengnya, jadi harus benar-benar mahamin dulu. Harusnya ada Alka, dia yang paling pintar di antara kita berempat. Jadi, sepakatnya kita milih pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Entah lah nanti hasilnya gimana. Nggak bakal meneliti langsung yang pasti, kita bakal ngambil resensi dari buku juga internet. Iya kali hari gini nggak manfaatin teknologi yang semakin canggih.

Perpustakaan sepi kayak biasanya. Cuma ada yang belajar buat lomba bulan depan, tidur, mengerjakan tugas, dan mencari buku entah buku apa yang dicari. Termasuk gue sama Nada. Gue coba nyari ke barisan resensi biologi tentang penelitian yang udah ada, biasanya sih setiap tahun ada saja yang menyumbangkan hasil tugasnya ke perpustakaan, lumayan lah bisa dijadikan contoh. Pokoknya gue ngambil dua sampai lima, yang mirip-mirip sama judul yang kita ambil.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang