Rumah Alka

23 8 0
                                    

"Gue mau beli makanan dulu ya, ada yang mau nitip?" Tanya Dandi, yang niatnya mau pergi ke rumah Alka hanya bertiga, sekarang jadi berlima sama Dandi dan Reza. Mereka minta ikut, ya sudahlah biar nggak sepi banget.

Reza ini teman baiknya Dandi, masih sekelas juga sama gue, orangnya pendiam, dewasa, pengertian, cocok lah dijadiin pacar, tapi gue nggak mau. Reza juga ganteng, banyak yang naksir, tapi dianya nggak mau. Sama kayak gue, banyak yang naksir, tapi guenya nggak mau. Haha, pede banget.

"Gue mau jus alpukat," jawab gue.

"Itu lagi, itu lagi," sindir Alka. Iya, sekarang kita udah di rumah Alka. Gue nggak peduliin omongan Alka, sibuk nonton film.

"Gue jus jeruk," jawab Nada "bayarin ya bang, dede ngidam nih," lanjut Nada.

"Geli Nad geli," saut Dandi.

"Gue mau jus mangga," jawab Wigani, emang kita punya kesukaan masing-masing, kalo lagi kayak gini biasanya orang kan belinya makanan atau minuman cafe. Tapi kita lebih milih jus. Menurut gue, kalo beli makanan atau minuman cafe, ya enaknya dimakan di sana, sambil ngobrol ngalor ngidul. Lagian jus lebih segar.

"Alka lu nggak nitip?" Tanya Reza ke Alka.

"Cieee Reza cieeeeee," ledek Nada "pipinya jangan merah gitu dong, ah," lanjut Nada masih meledek Reza.

"Kapan jadiannya nih?" Tanya Wigani meledek.

Oh, iya. Gue belum cerita ya? Reza itu suka sama Alka, mereka juga dekat, kadang berangkat atau pulang bareng. Kadang suka jalan, tapi mereka nggak pacaran. Nggak tau kenapa. Kalo ditanya suka? ya mereka jawab suka, entahlah terserah mereka, yang penting mereka bahagia. Toh, setiap orang punya pemikiran yang beda.

"Gue bingung, lagi sakit belinya apaan ya? Es? gue batuk, gorengan? Sama juga, ah bodo lah. Gue mau jus jambu sama kebab," jawab Alka.

"Yaelah lu, lagi sakit juga, dasar," ucap Reza.

"Uuuuu jadi pengen punya cowo." Ceplos Nada sambil mengerling-ngerlingkan matanya. Kita hanya tertawa melihat tingkahnya.

"Eh, eh. mau kebab juga, Dan," ucap gue "bayarin ya ya yaaa?" Lanjut gue, sambil memasang wajah seimut mungkin.

"Apa-apaan?" Tanya Dandi.

"Duit gue abis, nggak bawa lebih tadi, lupaa. Tapi, mau kebab," sambil nyengir.

"Nggak mau ah!" ucap nya "yuk, Za!" Lanjut Dandi. Gue memasang wajah kesal.

Dandi pasti kalau ikut gabung dengan kita, dia pergi sebentar, entah beli makanan atau minuman, jalan-jalan sebentar atau ke wc, pasti ada aja dia begitu. Gue tahu, itu salah satu bentuk pengertiannya ke kita. Dia ngerti bahwa para cewek selalu punya bahan cerita rahasia kalau sedang ngumpul, dan dia ngasih waktu buat kita cerita dulu.

"Eh, lu pada nginep dirumah gue ya hari ini? Besok kan libur. Gue sendirian nih, nyokap bokap lagi di luar kota. Kakak gue lagi ada tugas penting gitu, jadi nggak bisa balik." Ini bukan pertanyaan, tapi, lebih tepatnya permintaan dari Alka.

"Iye. Tapi, gue nanti balik dulu, mau ngambil barang-barang," ucap gue.

"Yaelah, kebiasaan banget. Mau ngambil apaan si?" Tanya Alka. Tiap dia minta nginep pasti gue balik dulu.

"Daleman ya Allah, mau daleman lu gue pake?" Jawab gue.

"Ya, lu mah jawab gitu mulu. Nanti pas balik ke sini bawa tas gede banget, kek mau camping" sindir Alka, gue pernah bawa tas gede banget, soalnya pas itu sekalian besoknya mau pergi. Jadi ya bawa barang-barang sekalian aja, malas ke rumah lagi soalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang