A

4 0 0
                                    

Seorang pria pegawai swasta yang baru saja di phk dari kantornya pulang kerumah. Meskipun dia tau kalau kondisi di rumah dan di kantor sama kalang kabutnya. Hening langkah yang ia rasa sama dengan kondisi hatinya yang kosong. "tumben mas kok pulang cepet?" "kemarin pulang kemaleman salah, sekarang pulang kepagian salah mau kamu apa sih dek?" "yaa... engga gitu juga mas, kan mas biasanya pulang sore" "halah kamu itu kan gak tahu menau, toh yang kerja aku bukan kamu" "maaf mas" "makanya jangan nanya nanya mulu jadi istri" "mas kenapa sih? Baru pulang kok udah marah marah gitu?" "males mas" "terus harusnya gimana" "kok malah nanya lagi, harusnya kalo mas pulang yaa kamu bikinin kopi atau teh gitu" "lha gimana adek mau bikin kopi orang bahannya ga ada mas" "kan udah mas kasih duit" "kapan, dua bulan yang lalu? Udah abis mas" "makannya di iritin" "itu udah irit emang uangnya aja yang kurang, mankannya mas cari duit yang banyak, gaji sekarang udah ada mas?" "uang lagi, uang lagi, kamu itu cuman maunya uang..." "iya lah, kalo ga ada uang mau gimana?" "kemana?" "entah" menghentikan langkahnya sebelum keluar "mas, aku ga ngerti sama kamu. Dulu kamu penuh gairah dan cerita yang hebat" "memang" kembali menutup pintu "terus dimana itu sekarang" "itu cuman masa SMA" "terus?" "masa SMA itu adalah masa dimana aku mudah dibohongi oleh kenyataan bahwa jadi penulis itu bisa kaya RAYA" ucapan sang suami mengeras "mungkin memang begitu, tapi aku suka jiwa semangatmu itu mas" "semangat itu cuman buat orang bodoh" "semangat itu yang membuatku jatuh cinta padamu" ucap istri pelan Sang suami terdiam sesaat seakan sedikit sadar atas ucapan istrinya "mas, aku cinta kamu yang dulu" "iya, kamu cinta aku yang dulu. Sekarang bilang kalau kamu cuman butuh uang" "mas ngomong apa sih, gak nyambung" "udah lah, aku gajelas ya karna kamu" bentak terakhir sang suami dan pintu di tutup olehnya dengan keras Sang istri tertegun memikirkan suaminya yg telah berubah Setiap hari yudi pergi bekerja naik angkot meskipun yudi sangat membenci angkot karena bau penumpang yang macam – macam tidak jelas, kondisi kendaraan yang kurang layak dan kadang ada beberapa sopir yang menyetir seolah - olah jalanan itu adalah miliknya. Tak lama menunggu berhentilah sebuah angkutan. Terpaksa ia menaikinya karena keuanganya yang selalu sedikit.

Detik TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang