PART 4

38 6 14
                                    

Tidak memerlukan waktu lama hanya sekitar 30 menit untuk sampai di depan rumah besar bercat putih itu.

Setelah menyadari bahwa dirinya dan Bara sudah berada di depan rumahnya kini Assyifa turun dari motor Bara sambil berkata, "Nih helmnya dek, Makasih ya BTW, Mau masuk dulu ga dek?" ucapnya seraya memberikan helm Clara ke Bara.

"Iya sama-sama kak, Gausah deh kak anak baik-baik mau langsung pulang dulu, Balik duluan ya kak." ucap Bara sambil menyalakan kembali motornya.

"Hati-hati ya dek jangan kangen." ucap Assyifa sebelum meninggalkan Bara yang kini hanya dapat melihat punggungnya pergi masuk ke arah rumahnya.

Setelah Assyifa sudah masuk ke dalam rumah barulah Bara pergi dari rumah besar itu.

Setelah memasuki ruang tamu yang cukup besar dengan cat tembok berdominasi warna cream itu Assyifa langsung merebahkan tubuhnya di sofa yang bermuatan hingga 3 orang itu.

Sehabis melepas sepatu dan kaus kaki Assyifa segera memanggil Bi Ijah karena perutnya yang sudah berbunyi cukup keras.

Bi Ijah pun langsung datang menghampiri majikannya itu setelah mendengar dirinya dipanggil oleh Assyifa.

"Iya non, Kenapa atuh?" ucap Bi Ijah sambil melepas lap yang dipakainya di pundak sewaktu di dapur.

"Mau makan nih aing laper. Noh perutnya bunyi, buatin bakso ya Bi, Jangan lupa kasih sambelnya juga Bi." ucap Assyifa sambil memegang perutnya.

Setelah melahap habis bakso buatan Bi Ijah Assyifa langsung ke kamarnya untuk pergi tidur.

Saat waktu menunjukkan pukul 19.00 Assyifa masih sibuk berkutat dengan pr matematikanya.

Setelah menghabiskan waktu selama 1 jam untuk mengerjakan pr Assyifa meraih ponsel yang berada di atas meja belajarnya itu dan dengan keterkejutan yang dia ketahui bahwa ada 1 notifikasi yang membuatnya begitu kaget adalah..

Bara added you as a friend by ID Line

Dia pun langsung menchat Bara untuk mencari tau dari mana Bara bisa dapat ID Linenya.

Dari mana lu tau ID Line gua Bar?

Tadi dikasih tau sama Le-nya

Mendengar hal tersebut Assyifa lalu menaruh kembali ponselnya ke atas meja belajarnya dan berfikir "Sejak kapan Le tahu punya Line?" batinnya sambil mendongak ke arah atas.

Pagi ini terasa berbeda dari biasanya, tatapan sinis dan bisikan obrolan tampak ada di sekeliling Assyifa.

"Liat deh tuh kakak kelas yang kemaren digonceng sama Bara, Masih cakepan juga gua, kenapa Bara lebih milih gonceng dia? Udah gayanya kaya jamet begitu." Ucap Vania kepada Cynthia dan Irma sambil memainkan tangannya.

Assyifa yang mendengar hal tersebut dari kejauhan pun langsung berkata "Jametan juga lu kali mba, Kalo ngegosip tuh jangan kenceng kenceng bego, Baru belajar ngegosip lu ya? Nenek nenek budek juga bisa kali denger omongan lu yang kaya lumba lumba keserempet mobil itu."

Assyifa lalu menghampiri Vania dan mengangkat kerah baju Vania ke atas dan berkata, "Buat lu, lu, dan lu." sambil menunjuk satu persatu ke arah Vania, Cynthia dan Irma.

"Kalo mau privat gosip sini sama gua, Bayar goceng, Murah kan? Biar lu pada bisa pinteran dikit ngegosipnya." lanjutnya.

"Lepasin, yuk cabut." ucap Vania sambil melepaskan tangan Assyifa yang sedang memegang kerah bajunya dan kemudian pergi meninggalkan Assyifa diikuti oleh kedua temannya tersebut.

"Apaan sih pagi-pagi udah bikin emosi aja." Ucap Assyifa sambil kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Setelah berada di kelas Assyifa langsung menuju ke arah bangkunya tanpa menatap teman-teman sekelasnya yang sedari tadi melihat ke arahnya.

"FIX ini tuh ada berita penting penting penting penting penting pentingggggg banget yang harus lu denger Fa." ucap Tasya yang sedang berdiri di depannya sambil menunjuk ke arah Assyifa pada saat dia mengucapkan kata-kata terakhirnya.

"Apaan sih lu dugong pagi-pagi udah berisik." ucap Assyifa sambil menaruh tangannya di kedua telinganya karena terganggu dengan suara Tasya yang lumayan bisa merusak telinga itu.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang