Chapter 3 - END

595 26 4
                                    


Keesokan harinya bongkahan es yang membekukan Spike mencair dengan sendirinya, Jave yang akhirnya meminta izin pada Rudy untuk membawa Spike pulang ke Frozen Land disetujui oleh semua anggota Seven Knight yang tersisa. Perjalanan membutuhkan waktu beberapa hari dan mungkin lebih dari seminggu untuk kembali ke Frozen Land. Spike pun tidak pernah berbicara selama dalam perjalanan hingga membuat Jave tidak memiliki pilihan lain selain diam.

Jave hanya mengantar Spike ke pintu gerbang istana, ia tidak berniat bertemu dengan sang Ratu yang terlihat di jendela besar istana menatap tajam ke pulangan Spike yang seperti kehilangan nyawa.

Lania kembali ke singgasananya menunggu kedatangan sang putera untuk menghadapnya. Tidak lama menunggu Spike kini sudah berada di hadapan Lania, berdiri bak boneka dan ekspresi wajah yang datar.

‘Mungkin ini adalah saatnya.’ Kata Lania dalam hati, ia mengetahui kekalahan Spike melawan Lu Bu dan mantan anggota Four Lord.

“Menyedihkan,” Ucap Lania pada anak semata wayangnya.

“Kau adalah seorang Pangeran dari Frozen Land dan kau kalah dalam pertarungan melawan mantan Four Lord?! Sangat menyedihkan,” Lanjutnya, Spike masih terdiam.

“Sebenarnya apa yang kau latih selama ini?” Tanya Lania dan Spike masih tetap diam tidak menjawab.

“Aku tahu manusia memang lemah, tetapi mengapa kau bahkan lebih lemah daripada manusia?” Kini Spike mengangkat wajahnya dan menatap tajam Lania.

“Bagaimana bisa kau menjadi seorang Raja jika kau selemah ini? Kau benar-benar menyedihkan.”

“Diamlah!!! Kau tidak akan mengerti!” Bentak Spike.

“Aku memang tidak ingin mengerti dirimu, Pangeran. Aku tidak membutuhkan orang lemah sepertimu untuk menggantikanku di kerajaan ini. Frozen Land tidak membutuhkan seseorang yang lemah seperti dirimu.” Jawab Lania.

“Aku pasti bisa menggantikanmu dan menjadi Raja di kerajaan ini, Lania.” Spike sudah mengeluarkan aura dingin di tubuhnya.

Lania tersenyum sinis, ”kalau begitu serang aku dengan seluruh kekuatanmu, kita lihat apakah kau memang pantas untuk menjadi Raja jika kau masih saja kalah melawanku.” Spike menatap Lania penuh amarah.

“Jika kau masih saja kalah melawanku, aku akan membuangmu kembali. Kau tidak pantas menjadi Pangeran dan menjadi anakku.” Lanjut Lania.

Hatinya begitu terasa sakit saat mengatakan semua itu, ingin rasanya menangis tetapi inilah satu-satunya cara untuk melihat apakah anak tercintanya dapat menggantikannya. Kali ini Spike terbakar amarah dan langsung menerjang Lania.

"Tutup mulutmu!!!" Api seolah membara di manik Onyx Spike.

Kapak raksasa bersepasang tanduk pada bagian tajamnya dilemparkan Spike ke arah Lania yang seketika bangkit dari singgasananya. Kapak itu berputar-putar vertikal di udara diikuti Spike yang terus berlari menerjang Lania. Lania yang melompat menghindari serangan dari anaknya itu tersenyum lebar saat kapak milik Spike menghantam dan menghancurkan singgasana Lania. Kibasan tangan Spike yang beberapa kali dilakukannya terus mengeluarkan mata tombak yang sekilas terlihat seperti kunai yang terbuat dari es.

Mata tombak itu dilesatkan ke arah Lania yang masih melayang di udara dari lompatannya. Sekitar lima buah kunai es berhasil dihindari Lania. Spike berlari meraih kapak yang menancap di dinding di balik singgasana melewati posisi Lania. Tangannya mencengkram kuat pegangan kapak itu. Kakinya melangkah pada tembok seperti laba-laba.

TAP

TAP

TAP

I Love You My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang