Bag 5 : Remember Of Promise

1.8K 155 2
                                    

Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto sudah berhubungan sejak dua tahun yang lalu. Hubungan mereka dimulai sejak dibangku Sekolah Menengah Pertama, lebih tepatnya saat itu adalah hari ulang tahun Sasuke. Sejak saat itu, mereka selalu merayakan ulang tahun Sasuke bersama-sama.

Yang mengetahui hubungan merekapun hanya segelintir orang yang mereka percayai untuk menjaga rahasia ini. Namun, yang namanya seorang Uchiha Sasuke si keras kepala, ia bersih kukuh memperkenalkan Naruto pada kedua orang tuanya. Walaupun awalnya mereka ditentang, namun dengan kisah romans picisan mereka akhirnya bisa membuat kedua orang tua Sasuke luluh.

"Sasuke! Bentar lagi kamu ulang tahun kan? Mau kado apa dariku~?" Kedua tangannya ditelungkupkan sambil menatap kedua manik onyx milik Sasuke dengan kedua matanya berbinar menunggu jawaban.

"Cukup kamu saja, aku sudah bahagia."

"Sasuke!" Bentak Naruto cemberut dengan kedua pipi menggembung kesal.

Sasuke terkekeh pelan, "Bercanda. Aku ingin kue tapi semuanya harus berbahan dasar tomat. Bagaimana? Pasti mudah mencari 'kan?"

"Kamu ini mau jadi tomatxual?! Semua aja dari dulu pengen dari tomat. Hmph!"

Setiap tahun, di hari ulang tahun Sasuke. Dia berjanji satu hal pada Naruto, "Tahun depan, kita rayakan lagi sama-sama, oke?". Bagi mereka, itu lebih membuat bahagia dibandingkan hadiah atau kejutan yang semeriah apapun. Hingga tahun ini mereka masih menepati janji itu.

"Dobe, kamu lihat ponselku?" Kedua tangannya sibuk meraba-raba seluhur saku yang berada dipakaiannya, bahkan ia sampai mengacak isi tas yang sedari tadi tergeletak di bawah meja makan mereka.

Naruto yang sedang asik memakan kue tersebut harus terhenti karena kekasihnya sibuk mencari ponsel ber-casing dan ber-sticker tomat. Bahkan tema line dan ponselnya pun tomat--tak terkecuali wallpaper. Tentu saja itu foto Naruto.

"Hm? Tumben banget kamu lupa nyimpen barang. Biasanya teliti."

"Aku juga manusia, Dobe." Mendengus kasar saat dirinya dikatai tumben lupa nyimpen barang. Oke, ia memang tak pernah lupa, tapi untuk yang satu ini tolong lah. Dia juga manusia, punya rasa lupa menyimpan barang jika dengan kekasihnya. "Kayaknya ketinggalan di kelas. Aku ambil dulu oke?"

"Eh! Jangan pergi sendiri dong, memangnya kamu tega kalau nanti kamu ke sekolah terus di sini aku digodain sama om-om? Nggak 'kan? Yaudah aku ikut!"

Sasuke mengusap telinganya. Ia malas jika Naruto sudah berceloteh atau mengeluh tentabg suatu hal yang sudah dia alami hari itu. Dan anehnya, Sasuke tak pernah bosan atau ingin memaki karena kekasihnya sangat cerewet. Bahkan, itu lebih baik. Dimana dirinya adalah sosok yang tidak peduli, lalu disatukan dengan seseorang yang sangat cerewet.

"Oh iya." Sasuke berhenti, ia berbalik menghadap Naruto dan memberikan cincin pasangan yang dikalungkan pada Naruto, sedangkan dirinya memakai cincin di jari manis. "Ini tanda bahwa kau itu milikku. Jadi jangan pernah berpaling ke yang lain, oke?"

"Kamu ini kenapa jadi pacar yang punya sifat possesif atau protective banget. Aku kan nggak akan berpaling sama kamu." Menjulurkan lidahnya; berniat meledek.

Namun, saat Naruto hendak melangkah kaki untuk menyebrang. Seseorang pengendara sepeda motor berkendara dengan kecepatan tinggi. Melihat itu, Sasuke tentu takkan tinggal diam. Ia mendorong kembali Naruto ke trotoar jalan sehingga dirinyalah yang menjadi korban. Sang pelaku, beruntung tak melarikan diri dan dia dengan rasa bersalah segera membawa Sasuke ke rumah sakit.

***

Sesampainya di rumah sakit, Sasuke segera dimasukkan ke ruang UGD. Saat Naruto menelepon keluarga Uchiha bahwa putra bungsunya kecelakaan akibat seorang pendengara motor yang kebut-kebutan. Tentu saja itu membuat keluarga Uchiha terpukul, dengan kontrol emosi yang baik, ibu runah tangga Uchiha angkat bicara mengenai hubungan mereka. Ia meminta bahwa lebih baik Naruto melupakan yang sudah terjadi atau dialaminya dengan Sasuke.

All About SasuNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang