Page-01

351 32 5
                                    

Tuut.. Tuut..

Moon Gayoung meletakkan ponselnya di atas meja kerjanya sambil menghela nafas pendek. Sudah berulang kali ia mencoba menghubungi Park Chanyeol, tapi namja itu tak kunjung menjawab panggilannya. Dan ia pun memutuskan untuk berhenti menelepon namja itu.

Sebentar lagi Natal tiba. Ia yakin Park Chanyeol pasti akan sangat disibukkan dengan jadwal kegiatannya. Berprofesi sebagai seorang artis terkenal di Korea Selatan membuat namja itu tak punya banyak waktu untuk Gayoung. Gayoung bahkan sangat sulit untuk menghubunginya. Dan pada akhirnya ia hanya mengirimi pesan kepada namja itu dan biasanya pesan itu akan dibalas beberapa hari kemudian.

Gayoung menutup laptopnya, merapikan kertas-kertas dan peralatan kerjanya dan mematikan lampu kerjanya. Ia sudah kehilangan niatnya untuk melanjutkan pekerjaan desainnya. Dari pada menghabiskan waktu sia-sia, Gayoung memutuskan untuk pergi berbelanja di supermarket.

"Gayoung-ah,"

Gayoung menoleh kearah suara yang baru saja menyerukan namanya saat ia hendak menutup pagar rumahnya. Ternyata Do Kyungsoo, tetangga sekaligus temannya sejak kecil, yang baru memanggilnya. Namja itu menghampirinya.

"Kau mau kemana?" tanya Kyungsoo penasaran.

"Aku ingin pergi berbelanja sebentar. Kau sendiri?" Gayoung balik bertanya ketika melihat penampilan namja itu yang juga sepertinya hendak pergi. Kyungsoo mengenakan sweater berwarna biru tua, celana jeans panjang dan sneaker.

"Ah, tadinya aku ingin pergi berkeliling mencari udara segar sebentar. Bagaimana jika aku ikut bersamamu? Mungkin aku bisa membantumu mengangkat barang belanjaanmu." Kyungsoo menawarkan diri dengan senang hati.

Gayoung tergelak melihat sikap Kyungsoo. Ya, namja itu memang sangat baik padanya. Selalu. "Baiklah." sahut Gayoung tak menolak. Bukan hal buruk baginya jika Kyungsoo menemaninya berbelanja, karena ia sendiri butuh seorang teman saat itu. Setidaknya untuk mengurangi rasa kesepiannya beberapa hari terakhir ini.

***

Seusai berbelanja, Gayoung dan Kyungsoo mengunjungi sebuah cafe yang tak jauh dari supermarket. Mereka memilih meja yang tak jauh dari pintu masuk dan memesan dua cangkir kopi. Sambil mengaduk kopinya, Gayoung kembali memeriksa ponselnya. Barangkali Chanyeol sudah membalas pesannya. Tapi ternyata yang diharapkannya tidak berjalan sesuai. Gayoung memangku dagunya dengan sebelah tangan sambil memperhatikan pejalan kaki yang berlalu lalang di depan cafe. Ia tak sadar jika Kyungsoo memperhatikannya yang tengah termenung sejak tadi.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?" Kyungsoo memberanikan diri untuk bertanya pada gadis itu.

Gayoung seketika tersadar dari lamunannya. "Ah, ya?" sahutnya sambil tersenyum. Ia tak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kyungsoo barusan.

Kyungsoo menatap gadis itu datar, kemudian menghela nafas pendek. "Kau melamun sejak tadi."

"Eo?" Bibir gadis itu membulat setelah mendengar perkataan Kyungsoo. Lalu ia diam menatap kosong cangkir berisi kopi yang mulai dingin.

"Apakah karena Park Chanyeol?"

Gayoung mengangkat wajahnya menatap Kyungsoo yang saat itu juga tengah menatapnya serius. Belum sempat ia menjawab pertanyaan namja itu, ponselnya di atas meja tiba-tiba berdering. Sebuah pesan masuk. Bergegas ia meraih ponselnya dan seraya seulas senyuman terlihat di wajah Gayoung.

Do Kyungsoo hanya memandangi gadis itu tanpa mengatakan apa pun. Gadis yang semula bersikap muram itu seketika begitu bersemangat setelah ponselnya berdering. Ia yakin, semua itu karena Park Chanyeol, namja yang berhasil mendapatkan hati Moon Gayoung tiga tahun lalu. Menyadari hal itu membuat hatinya hancur. Ia merasa sakit setiap kali menyadari dirinya bukanlah alasan bagi Moon Gayoung untuk tersenyum, tapi Park Chanyeol. Ia terpaksa memendam semua perasaannya itu. Karena, bisa berada di dekat gadis itu saja sudah membuatnya bahagia. Walaupun ia tak bisa memiliki seorang Moon Gayoung.

[TAMAT] Christmas StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang