Page-02

238 30 1
                                    

Moon Gayoung terpaksa membuka matanya saat mendengar bel rumahnya yang berbunyi. Cahaya matahari yang menembus korden jendela kamarnya menyadarkannya bahwa pagi telah tiba. Jam digital di samping tempat tidurnya sudah menunjukkan pukul sembilan. Tanpa mempedulikan penampilannya saat itu, Gayoung beranjak dari kasurnya dan segera membukakan pintu.

"Gayoung-ah,"

Ia mendapati sosok Do Kyungsoo berdiri di hadapannya saat ia membuka pintu. Ternyata namja itulah yang sudah mengganggu tidurnya yang tak cukup nyenyak semalam. Raut wajah namja itu tampak cemas, dan itu membuat Gayoung mengerutkan kening.

"Waeyo? Kau terlihat tegang." kata Gayoung parau, disusul dengan sekali uapan yang menunjukkan dirinya masih mengantuk.

Kyungsoo menyodorkan sebuah majalah harian padanya tanpa mengatakan apa pun. Dari raut wajahnya, jelas tersirat bahwa dirinya tidak membawa berita baik.

Gayoung mengambil majalah harian itu dari Kyungsoo. Ia tak membuka setiap lembarannya, karena yang mencuri seluruh perhatiannya ada di sampul majalah tersebut. Dunianya seolah runtuh setelah melihat gambar dan judul utama yang menjadi topik perbincangan hari itu. Ingin sekali rasanya Gayoung mencabik-cabik majalah itu. Tapi apa daya, tubuhnya seketika melemas hingga benda yang diperlihatkan Kyungsoo padanya itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai.

"Gayoung-ah, gwaenchana?" tanya Kyungsoo gusar sembari menggenggam pergelangan gadis itu. Tapi Gayoung menarik tangannya secara pelan dari namja itu.

Bagaimana ini bisa terjadi padanya? Mengapa Park Chanyeol melakukan hal sekejam ini terhadapnya? Hatinya seolah tersayat melihat berita itu. Jadi, selama ini Park Chanyeol hanya membohonginya? Mempermainkannya? Dan kemarin malam Chanyeol menutup teleponnya karena gadis yang dipotret secara diam-diam bersamanya di majalah itu? Oh, Tuhan! Gayoung tak bisa membendung air matanya lagi.

Tanpa berpikir dua kali, Kyungsoo menarik gadis itu mendekat kepadanya dan menjatuhkan gadis itu kedalam pelukannya. Sejak awal melihat majalah yang dibelinya di sebuah minimarket, ia yakin Gayoung akan sangat terpukul jika melihatnya. Kyungsoo tak ingin melihat gadis itu kecewa, tapi menyembunyikan semua itu lebih lama lagi justru akan lebih menyakitinya.

"Lelaki sepertinya tak pantas bersamamu, Moon Gayoung." ucap Kyungsoo lirih. Meskipun gadis itu tak ingin mendengarkannya, tapi ia tetap akan mengatakannya.

***


"Harga saham perusahaan kita turun drastis dalam dua hari ini. Dan tak hanya itu. Semua jadwal panggungmu dibatalkan!" seru Tuan Kim, CEO dari agensi yang membesarkan namanya, dengan suara meninggi.

Chanyeol dan Managernya hanya diam sambil menunduk melihat sikap Tuan Kim yang begitu meledak-ledak. Manager Chanyeol sudah berusaha menjelaskan bahwa semua kejadian yang diberitakan di media itu adalah kesalahannya. Tapi Tuan Kim tak mau mendengarkannya. Terakhir, beliau meminta kedua orang itu untuk meninggalkan ruangannya.

"Ini semua salahku, Chanyeol-ah." ujar manager Lee pada Chanyeol penuh rasa bersalah.

Chanyeol tersenyum pendek. "Sudahlah, hyung. Aku tidak menyalahkanmu atas semua ini. Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri."

"Seandainya saja malam itu aku tak banyak minum, juga tidak memintamu mengantar Jung Eunji, semua ini pasti tak akan terjadi." sesalnya.

Ia tak mengatakan apa pun. Malam waktu itu memang mengubah harinya dalam seketika. Chanyeol tak menyangka jika Jung Eunji yang saat itu sedang mabuk berat akan memeluk dan mencium pipinya saat Chanyeol mengantarnya pulang ke apartemennya. Dan sialnya, ia sama sekali tak menyadari ketika itu seorang paparazi tengah mengikutinya dan mengambil gambar yang akhirnya menuai kontroversi di media.

Chanyeol tak tahu, apakah Gayoung sudah mengetahui berita ini atau belum. Ponselnya yang sempat padam setelah terjatuh malam itu, untungnya masih bisa kembali menyala walaupun layarnya retak. Sejak berita itu menyebar, Chanyeol berusaha menghubungi Gayoung. Tapi gadis itu tak menjawab teleponnya. Ia juga mengiriminya pesan, dan gadis itu tak membalas pesannya hingga saat ini.

trrt.. trrt..

Manager Lee segera merogoh ponselnya yang bergetar di saku celananya. Yang menghubunginya saat itu ternyata manager Eunji. Buru-buru ia menjawab panggilan itu.

"Yeoboseyo," sapanya. Ia diam sejenak mendengar penjelasan dari pria di seberang sana. Kemudian ia menjawab, "Besok siang?" ulangnya.

Chanyeol hanya memperhatikan Managernya yang tengah bertelepon itu dengan tatapan setengah hati. Pikirannya kacau balau. Masalah yang terjadi saat ini bisa saja membuatnya kehilangan profesinya sebagai seorang artis. Namun bukan itu yang mengganggu pikirannya, melainkan Moon Gayoung.

"Baiklah. Aku akan menyampaikannya juga pada Tuan Kim." kata Manager Lee seraya mengakhiri panggilan.

"Manager Eunji?" tebak Chanyeol.

Manager Lee mengangguk. "Pihak dari perusahaannya ingin mengadakan jumpa pers besok siang, untuk mengklarifikasi masalah ini. Dan dia ingin meminta persetujuan Tuan Kim atas hal ini."

Chanyeol menghela nafas pendek. "Aku serahkan semuanya padamu, hyung. Aku lelah dan ingin beristirahat sebentar." ujar Chanyeol sembari pergi meninggalkan Managernya di lobi perusahaan.

Namja itu pergi ke parkiran tempat ia memarkirkan mobil pribadinya. Saat itu juga, ia ingin kembali ke apartemennya. Jika saja Gayoung mau menjawab teleponnya, setidaknya ia bisa memastikan apa gadis itu berada di rumahnya atau pergi bekerja. Chanyeol pun meluncurkan mobilnya keluar dari gedung agensinya.

***


Sudah dua hari berlalu sejak berita mengenai Park Chanyeol dan Jung Eunji, seorang penyanyi yang sama sekali tak dikenalinya, menyebar di media Korea Selatan. Kedua orang itu diduga sudah sejak lama menjalin hubungan secara diam-diam, mengingat hubungannya dan Chanyeol sendiri tidak pernah dipublikasikan. Walaupun sudah beberapa hari terakhir ia kesulitan untuk tidur, tapi Gayoung memutuskan untuk tetap pergi bekerja.

Gayoung mengambil ponselnya dari dalam tas. Sejak berita itu menyebar, ia berusaha menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber informasi. Meskipun ia tak akan diburu wartawan atau semacamnya. Tapi setiap kali melihat berita mengenai namja itu, ia merasa sangat sakit. Ia bingung dan tak mengerti dengan perasaannya saat ini. Apakah ia harus mempercayai namja itu? Atau mengakhiri hubungannya dengan Park Chanyeol? Ada banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari namja itu. Bahkan beberapa jam lalu namja itu menelepon dan mengiriminya pesan. Apa yang harus kulakukan?

Ia memutar kursi kerjanya menghadap ke jendela kantornya. Langit sudah gelap. Jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul delapan malam. Tak ada siapa pun lagi di sana. Gayoung pun merapikan meja kerjanya, mematikan lampu ruangan dan mengunci pintu. Ia tak berencana untuk langsung pulang ke apartemennya. Ia ingin berjalan-jalan sebentar mencari udara segar.


Langkah kakinya membawa Moon Gayoung tiba di taman kota. Dua hari lagi natal tiba. Hiasan natal yang menghiasi sepanjang taman kota Seoul membuat tempat itu tampak indah. Walaupun sudah malam, tapi taman kota malam itu masih cukup ramai dengan masyarakat yang menikmati keindahan malam itu. Gayoung berjalan seorang diri di tengah keramaian. Entahlah, dia hanya tak tahu hendak melangkah kemana. Orang berlalu-lalang, para anak kecil yang berlarian dan pedagang-pedagang yang sedang menjajakan barang dagangan mereka. Ia dikelilingi oleh banyak orang malam itu.

Tapi malam itu, air mata kembali menetes dari pelupuk matanya. Kenapa ia kembali menangis? Apa karena namja itu? Apa karena semua yang dialaminya begitu menyakitkan? Ya, Moon Gayoung terlalu mencintai namja itu. Dan di tengah keramaian pun, ia tetap merasakan kesepian yang sungguh menyakitkan. Karena namja itu tak berada di sampingnya, seperti tahun lalu.


***

[TAMAT] Christmas StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang