Chapter 3

48 8 0
                                    

"Walking with a friend in the dark is better than
walking alone in the light."


Helen Keller

AUTHOR POV

Airin berlari sekencang mungkin menuju gedung disebelah, "Ah, apa yang aku lakukan sih?" Dalam keadaan gawat seperti ini, rasanya ia sudah benar-benar kehilangan pikirannya. 'Sembunyi bodoh'. Ah baru saja terpikirkan.

Airin mempercepat larinya menuju barisan rak buku. Kemudian, ia bersembunyi dibalik salah satu rak buku rak buku tersebut. Sesekali ia mengintip keluar untuk memastikan bahwa orang aneh itu tidak mengikutinya.

Airin masih ditempat yang sama. Ia berjongkok tepat dibelakang rak buku dalam keadaan panik. Ia masih saja mengintip keluar dari balik sebuah rak buku. Ia tertunduk lemas sembari mencoba mengatur nafasnya. Bertemu orang aneh dan berlari tadi membuat kakinya terasa mati rasa. Baru saja, Airin hendak menyandarkan tubuhnya di rak buku itu. Tiba-tiba,...

*********

Seseorang terlihat berdiri di depan gedung I. Ia nampak sedang mendengarkan musik lewat earphone-nya. Ia berjalan pelan sambil terus sibuk akan ponselnya. Ia berjalan dengan santai. Apa dia tidak punya kelas di pagi ini ? Atau mungkin saja ini masih terlalu pagi untuk memulai sebuah kelas.

Ia berjalan sambil sesekali bersenandung mengikuti beat dari musik yang ia dengar.

"Ky..." Terdengar seseorang memanggil namanya.

Orang itu, Rieky tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan orang yang baru saja memanggilnya. Ya, inilah salah satu efek buruk menggunakan earphone. Mengacuhkan orang memag mudah. Tetapi, tetap saja tidak ada yang suka diacuhkan.

Ia masih saja asyik dengan ponselnya.

"Ky..." Panggilan kali ini disertai dengan sebuah tepukan bahu.

TIK TIK TIK TIK

Pejamkanlah matamu dan rasakan angin hangat yang berhembus menyapu kulitmu. Meskipun ini hangat, tetap saja terasa sejuk. Bayangkan, kau sedang berjalan di suatu tempat. Entah dimana itu, meskipun begitu, kau terlihat sangat menikmati suasana saat itu.

Paparan sinar matahari pagi menyusup melalui celah rimbunnya dedaunan. Nampak beberapa anak tengah bermain bersama. Sepertinya, semua orang bahagia saat itu, begitu juga kau.

Kau melanjutkan langkahmu sambil mendengarkan musik lewat earphone. Tidak jauh dari tempatmu berdiri sekarang, terlihat beberapa anak berkumpul di tepi jalan. Mereka terlihat bergembira dan antusias. Mereka melompat dan berteriak dengan semangat.

"OM TELOLET OM !!!"

TIK TOK TIK TOK

Tunggu sebentar, tadi itu apa ? Ah, sepertinya virus itu menyebar begitu cepat. Bahkan, itu sudah masuk kedalam wattpad ini. Kau tersenyum melihat tingkah anak-anak tersebut. Kau berlalu dan meneruskan langkahmu.

Ini adalah suasana yang sangat nyaman. Siapapun yang berada disana pasti akan sangat betah dengan suasana seperti. Tiba-tiba, semuanya berantakan. Sesuatu asing mengagetkanmu dan menghancurkan semua suasana ini.

"GUE GANTENG... EH GUE GANTENG... EH... EH..."

Rieky tersentak, imajinasinya seketika buyar. Ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Apakah orang ini yang terlalu sensitive atau tepukan bahu tadi itu terlalu dahsyat ? Seorang laki-laki berumur 20 puluhan ditemukan terjatuh setelah ditepuk oleh temannya. Konyol sekali bukan ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is it The Right Path ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang