Namaku Yamase Fuuka.
Aku kelas 3 SMP.
Badanku memang terbilang pendek untuk anak SMP tapi bodo amat, aku gak peduli.
Aku adalah seorang otaku. Setiap hari aku selalu fangirling ria bersama teman-temanku sesama otaku.
Dan aku adalah seorang fujoshi.
.
.
.
Hari ini pelajaran olahraga yang melelahkan, badanku salah urat semua gara-gara disuruh lari 5 kali keliling sekolah. Rasanya ingin kusantet guru olahraga kami.
Semua murid juga tumbang, semuanya tampak kelelahan dan berkeringat.
Aku melirik ke arah teman sekelasku, Amama Hotaru-kun. Salah satu anak yang kuship dengan temanku juga, yaitu Rokujou Sasaki-kun.
Amama-kun dan Rokujou-kun akrab banget dan selalu kemana-mana bersama-sama. Setiap melihat mereka berdua rasanya pinggangku ingin terbang ke galaksi lain. Kenapa pinggang? Karena authornya fujo shipper berat AndukAnnas (temen sekolah) dan dapet inspirasinya dari pinggang ( ͡° ͜ʖ ͡°).
Amama-kun benar-benar hot dan cocok menjadi seorang seme. Ah, khayalan manisku datang lagi, tenanglah diriku!
Aku pun menampar diriku sendiri guna menyadarkanku pada khayalan sesat ini. Teman-teman pun melirik ke arahku dengan tatapan aneh dan bingung. Tiba-tiba saja Amama-kun menghampiriku.
"Anu.. kau baik-baik saja, Yamase-san?" Tanyanya. Baju olahraganya yang basah akan keringat yang bercucuran dan rambutnya yang tersibak karena basah membuatnya tambah hot.
Pliss, dia ikemen banget.
Aku bisa pingsan.
Pinggangku~!!!
Guna menahan diriku yang mulai larut ke dalam dunia khayalan aku pun menutup wajahku dengan tanganku sendiri.
"Aku baik-baik saja. Tolong mundur!" Teriakku. Gawat, saking gugupnya aku sampai mengusirnya. Amama-kun bingung dan mundur dariku. Aku langsung berdiri dan berlari menuju toilet dan tau-tau sohibku, Miyajima Yaya-chan mengejarku.
Di toilet..
"YAYA-CHAN!! PLISS, PINGGANGKU TERBANG!!!" Teriakku ria sejadi-jadinya. "LIHAT GAK TADI!? AMAMA-KUN GANTENG BANGET!! IKEMEN DA~~!!!" Lanjutku. Mungkin sekilas anak-anak yang lewat di depan kamar mandi akan berpikir ada orang gila kesurupan tapi nyatanya itu hanyalah aku yang tak kuasa menahan fangirlingan.
"Umm.. te-tenangkan dirimu, Fuu-chan.." ujarnya sambil mengelus pundakku. Aku pun menenangkan diriku dengan segala usaha.
"Oke," aku meraba handphoneku dan membuka galeri. Aku tersenyum selebar-lebarnya ketika melihat husbandoku.
Tiba-tiba mataku berair.
"Fuu-chan! Kamu nangis!? Kenapa?" Tanya Yaya-chan panik. Aku menghapus air mataku.
"Mereka nggak nyata, Yaya-chan.." Yaya-chan hanya diam memandangku yang terus bersedih. "Andaikan mereka nyata seperti Amama-kun.. huee.." aku mulai menangis gaje.
"Sabar, Fuu-chan.." Yaya-chan mengelus punggungku dengan lembut.
Kami pun kembali ke lapangan olahraga setelah kejadian gaje nan absurd tersebut.
.
.
.