“ Aku lebih memilih menjadi cahaya lilin yang menerangi lorong gelap,
Daripada hanya menjadi cahaya lilin yang berkumpul bersama nyala lilin-lilin lainnya “
- Amakura Chou –
“ Ini dimana? “ tanya gadis kecil itu kebingungan. Mata batu amethystnya menyapu pemandangan di sekelilingnya. Rupanya dia sedang berada di jalan raya hutan perbatasan kota.
Sungguh aneh dia merasa tak asing dengan tempat itu sementara setiap kali kepalanya berusaha keras mengingat sesuatu hanya menemukan fakta bahwa tak ada satupun memori tersisa. Keningnya pening setiap kali dia mencoba mengingat. Gadis itu mengalihkan pandangan pada dirinya sendiri,rambut hitam lurus sepundak dan baju terusan lengan pendek berenda hitam sedengkulnya basah kuyup akibat hujan.
“ Kau tersesat gadis manis?? " sebuah suara mengerikan di sertai sekelebatan bayangan gelap terdengar di ujung jalan raya
Gadis cilik itu menginggil ketakutan, dia mundur beberapa langkah, namun gerakkannya di ikuti oleh sosok di hadapannya. Anak perempuan itu baru bisa melihat wajahnya ketika cahaya remang dari deretan lampu neon jalan raya menerangi mereka. Gadis itu berteriak ngeri melihat penampilan penyapanya.
Seorang pria yang terlihat separuh baya, berambut botak, bermata hitam pekat, wajahnya dipenuhi luka dan sayatan, mulutnya robek lebar dengan taring tersembul, air liur membasahi pipinya. Lebih cocok di panggil monster ketimbang pria.
Gadis kecil itu mencoba berlari, namun seberapa kencangpun larinya monster itu tetap bisa mengikutinya. Jangankan anak kecil, kecepatan fisiknya melebihi manusia dewasa normal.
Akhirnya anak perempuan itu jatuh tersungkur akibat terantuk batu, bau amis darah membuat monster dihadapannya mengeram marah pada udara, dengan penuh nafsu dia begerak cepat menghampiri mangsa kecilnya.
Gadis itu hanya mampu menangis, berusaha berdoa memegangi kalung salib emas putih yang ternyata sudah menggantung di lehernya sejak tadi.
“ Ya Tuhan, dimanapun engkau berada tolonglah lindungi aku dari kuasa kegelapan” bisiknya seraya menitikkan air mata, matanya terpejam khusyuk.
Monster itu hanya berjarak semeter dari si gadis kecil, dia sudah siap mengoyak daging incarannya, serta menikmati kemurnian darahnya, saat terdengar bunyi tembakan dari arah belakang mereka.
“ Dasar monster jelek! Beraninya pada anak kecil!! ”
Gadis itu membuka matanya, menemukan sesosok anak laki-laki berambut perak lebih tua sekitar 2 tahunan dari dirinya, berdiri dengan gagah sambil memegangi sebuah pistol yang harusnya hanya diperuntukkan untuk orang dewasa, mata silvernya berkilat penuh dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT KNIGHT
FantasiMengandung unsur 18 tahun ke atas, harap memperhatikan konten. Yuurei Everell sang prajurit malam diculik oleh Valius si misterius, di sekap di dalam istananya untuk ditandai dan dijadikan calon pengantinnya. Di sisi lain K...