chapter 1

4.7K 336 25
                                    

Senja yang mengkuning tak lantas menyurutkan semangat seorang pemuda bersurai orange , dengan semangat menggebu dirinya masih setia membututi seorang pemuda bersurai coklat yang tengah berjalan pulang menuju rumahnya, tanpa menyadari jika ia terus di ikuti seorang pemuda manis di belakang sana.

"waaaa, sedang serius memutar kunci pun dia benar-benar tampaaan ..." Jimin, Park Jimin si pemuda manis bersurai orange itu memekik girang manakala matanya masih menangkap bayang dari sosok pemuda tampan yang kini sudah masuk ke rumah nya yang cukup besar . alay memang jika di perhatikan tindakan si pemuda manis ini, tapi apa mau di kata lagi ...

dia...
Park Jimin , terlanjur jatuh cinta pada Jeon Jungkook.

Putra bungsu dari Jeon Seungwoo, Guru sejarah di sekolahannya.
Jungkook anak yang pintar dan berbakat, dia tampan dan banyak di sukai orang-orang karna kebaikannya .

tapi bukan itu yang membuat Jimin jatuh cinta pada sosok rupawan itu, ini semua bermula karna beberapa hari yang lalu, pemuda itu membantunya saat dia akan terjatuh dari tangga perpustakaan. seperti drama drama yang ibunya tonton, Jimin begitu shock mendapati seseorang yang tengah menopang tubuhnya yang mungil, mendekapnya begitu erat . manik pemuda itu terlihat bersinar di mata Jimin dan senyumannya begitu manis, uh begitu tampan dengan pahatan wajah yang sempurna .

"kau tidak apa-apa? tolong berhati-hatilah untuk lain kali, supaya tidak terjatuh lagi.." ugh... ya ampun... dan suara husky itu .. CUKUP! iya Cukup, cukup membuat jimin menyadari jika dirinya sudah jatuh cinta. terdengar aneh memang karna jujur saja Jimin bahkan tidak pernah mengalami jatuh cinta sebelumnya. tapi di saat dia berkonsultasi dengan sahabatnya si mungil Jihoon, kenapa jantungnya berdetak lebih cepat saat di dekat seseorang ? dengan enteng Jihoon menjawab kalau Jimin sedang jatuh cinta.
awalnya dia menampik perasaannya yang jauh dari kata normal, hey dia berbatang kawan.. dan akal nya masih sehat untuk tidak menyukai sejenis batang sepertinya hahaha, oke.. ini terdengar vulgar, tapi percayalah hal ini benar-benar membuatnya frustasi , hell- dia menyukai sesama laki-laki? tidak bisa di percaya , tapi toh akhirnya dia percaya kalau dia memang sudah abnormal tapi hanya pada Jungkook saja, sungguh Jimin masih Normal pada lelaki yang lain tapi tidak dengan pria bergigi kelinci itu . dia benar-benar jatuh cinta pada Jeon jungkook dan akan berusaha mendapatkannya , bagaimanapun caranya .

"aisshh.. sudah jelas aku merasa sakit hati, tapi kenapa aku masih mengikuti dan melihat mereka? kau benar-benar bodoh, Park Jimin.." Jimin terus memukul pelan dada kirinya, berusaha menetralkan rasa sesak yang ia rasakan saat ini.

ini hari ke 6 dia mengikuti Jungkook saat pemuda itu akan pulang ke rumahnya, Jimin akhir-akhir ini memang rutin membututi Jungkook saat pulang sekolah, niat hati sih ingin melihat jungkook lebih lama. namun hari ini mendadak hatinya menjadi mendung, tak di sangka-sangka saat jungkook akan pergi dari halaman sekolah, seorang gadis yang asing di mata jimin menghapiri jungkook sembari bergelayut manja, parasnya cantik sekali, tubuhnya tinggi semapai dan jelas sekali dia murid yang pintar, terlihat dari cara ia bicara dan bertingkah laku. ugh.. Jungkook pasti sangat menyukai type gadis seperti itu. melihat hal ini Jimin jadi menyadari hal yang baru-baru ini menjadi beban pikirannya.

'akulah yang di pihak ini mengakui dirinya tidak normal, langcangkah kalau aku memaksakan hendak ku sendiri pada jungkook? sedangkan aku sendiri tidak tau apapun tentangnya, bahkan aku menyadari kalau dia terlalu normal untuk ku gapai, dia hanya menyukai lawan jenisnya tentu saja. lalu bagaimana jika dia malah Homophobia? sanggupkah aku nanti di benci olehnya?'

Jimin cukup menyadari jika dirinyapun masih bimbang dengan perasaannya sendiri, tapi di sudut hatinya masih bersikap egois untuk tetap mempertahankan apa yang ia rasakan.

bahkan di hari berikutnya, di saat Jungkook terus berjalan berdampingan dengan sosok gadis cantik itu, jimin masih setia mengekor di belakangnya.
kemarin dia bertanya pada Jihoon perihal gadis yg belakangan ini sering di antar jemput jungkook itu , namun jawaban nya tidak sedikitpun membuat hatinya sedikit merasa lega, malah tambah mendung saja.

"dia Choi Tzuyu, sahabat masa kecilnya jungkook.. setauku dia selama ini pindah ke tiongkok bersama ayahnya sejak masa SMP dan sekarang dia balik lagi ke korea, dia baru pindah ke sekolah ini 3 hari yang lalu, tepat di saat kamu mergokin dia pulang bareng sama jungkook." Jihoon mengulurkan tangannya dan meletakan tangan mungilnya di atas tangan mungil jimin.

"jangan putus asa, ada aku yang mendukungmu di sini.. dia hanya sahabatnya chim.." ucap jihoon menyemangati, Jimin selalu bersyukur punya sahabat seperti jihoon karna bagaimanapun dia selalu mendukung dan berada di sisinya di saat ia dalam keadaan apapun. bahkan Jimin sempat menangis haru saat Jihoon tidak menjauhinya karna ia mengaku dirinya gay, padahal awal-awal ia sangat ragu untuk memberi tahu karna takut di jauhi dan akan lebih parah lagi kalau sampai di benci , sungguh dia tidak mau kalau sahabat yang paling di sayanginya ini sampai pergi darinya.

"tapi Jungkook sepertinya sangat menyukai gadis itu." gumam jimin, wajahnya nampak sendu dan matanya yang sayu tak lepas dari sepasang pemuda dan pemudi yang sedang bersenda gurau tak jauh dari tempat mereka duduk di dalam kantin saat ini.

"Kau menyerah jimin? tidak gentleman sekali... kemana Jimin yang keras kepala pergi? setauku aku hanya punya teman yang tak kenal putus asa" Jihoon mulai mengkompori, jimin mendelik sebal dan itu membuat jihoon menahan tawanya, jimin selalu memiliki ekpresi yang lucu saat ia tersinggung ataupun marah. tidak sadar diri, padahal dirinyapun sama seperti jimin.

"lalu aku harus bagaimana? melirik padaku saja , Jungkook tidak pernah.." gerutu jimin, wajahnya semakin tertekuk lucu.

"Yak, bagaimana dia mau melihatmu kalau kamu saja ga berani nemuin dia, bisanya cuma nguntitin dia di belakang, huh.. udah kaya ekor anjing aja kamu chim.." Jihoon mencibir , mulutnya terkekeh saat mendapat respon dari jimin yang tengah mencebik kan bibirnya kesal.

"Bo-bodoh, itu karna aku belum siap.. aku takut, kalau dia menolak dan malah membenciku.." lirih Jimin kembali sendu.

Jihoon tau sahabatnya ini tengah di landa keresahan dengan hatinya, jadi dia meremas tangan jimin dan tersenyum hangat.

"sesuatu hal yang kamu takuti itu belum tentu terjadi kalau kamu belum mencobanya chim.. ini bukan Jimin yang biasanya, bukankah Jimin yang ku kenal itu cerewet, ceria, petakilan, tidak pantang menyerah dan bodoh "

jimin mulai merasa bangkit kembali, namun...

"yak ! aku tidak bodoh.... hey kembali kau pendek!" jimin bangkit dari duduknya dan berlari mengejar jihoon yang terlebih dulu berlari menghindari amukan jimin.

"Yak! tidak sadar kau juga PENDEK PARK JIMIN! " jihoon ikut berteriak , tak terima dirinya di katai pendek meski itu fakta ya tapi itu bahasan yg sensitif untuk Jihoon.
suasana kantin menjadi gaduh karna ulah dua kurcaci itu.

dan tak jauh dari mereka , seseorang tengah memandang mereka dengan sebuah senyum yang jenaka. berdiri menopang berat badannya pada diding luar kantin, menyilangkan kedua tangannya yang kekar.

" Park Jimin.. manis.. wah, boleh juga.."

TBC

ini ff yaoi pertamaku di wattpad , lagi coba-coba ja sih. . kalo ini bagus dan bnyak yg respon bakal terus di publikasikan . mohon kritik dan sarannya.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang