Bagian Pertama

17 5 0
                                    

Tinggal 1 minggu lagi dunia baru akan ku tempuh, yaitu dunia perkuliahan. Aku mengambil jurusan perhotelan di salah satu kampus idaman di daerah karawaci. Universitas Pelita Harapan menjadi tempat perjanjian aku dengan dia untuk menempuh pendidikan saat kuliah nanti, ya walaupun itu sudah lumayan lama. Aku rasa dia disana akan mengambil jurusan kedokteran. Karena dari tk-Sd kalau di tanya mau jadi apa atau tentang cita-cita, dia selalu menjawab dokter. Perjanjian itu pastinya sudah hilang begitu saja sama seperti dia yang menghilang begitu saja. Semua harapan untuk berkuliah ditempat yang sama sudah tiada.
Hari ini aku berencana untuk pergi ke salah satu toko buku untuk membeli semua peralatan kuliah ku yang baru. Mungkin dengan memiliki alat tulis dan buku tulis yang baru bisa membuat aku menjadi tambah bersemangat.
Pagi ini aku diatar oleh Pak Karyo yang sudah menjadi supir di keluargaku sejak aku kelas 3 SD. Aku pergi ke salah satu mall yang cukup besar. Disana aku membeli beberapa alat tulis dan beberapa dekorasi untuk kamar baruku di dormitory. Hanya seorang diri berjalan di mall membuatku cepat bosan di tempat ramai ini. Hanya membutuhkan waktu 2 jam saja aku sudah selesai membeli semua keperluan kuliahku yang 1 minggu lagi akan dimulai. Akhirnya aku sampai rumah setelah melewati macetnya kota Bandung yang membuatku pulang pada saat waktu akan makan malam.

Mamaku yang sedang menyiapkan makan malampun menyambut aku. "Cherry dari mana aja?"tanya mamaku. "Dari mall ma, macet banget." Jawabku dengan muka yang terlihat lelah akan kemacetan tadi sore. "Yaudah makan malem yuk, uda di siapin nih." Ajak mamaku. "Iya ma aku mandi dulu deh." Kataku sambil naik ke kamarku. "Jangan lupa panggil Chris ya." perintah mamaku. Oh iya, aku memiliki 2 orang kakak laki-laki. Christopher Alvin dan Christian Daniel. Alvin sudah berkerja di luar negri dan Daniel masih menempuh kuliahnya di ITB. Hanya tinggal bersama 1 kakak saja sudah bisa membuatku bete berkali kali. Untunglah Alvin harus bekerja di luar negri untuk waktu yang cukup lama.
Pada saat Daniel masih 1 sekolah denganku, ia memang digilai banyak wanita. Tapi aku tak peduli dengan hal itu, yang membuatku jengkel adalah seringkali adanya kesalah pahaman antara aku dan fansnya Daniel. Ya kalian tau lahh, aku suka dikira bahwa aku ini pacarnya Daniel. Padahal ogah banget aku memiliki pacar yang suka membuatku badmood. Aku selalu pulang dan pergi bersama Daniel membuat semua wanita yang menggilainya memarahi dan melabrakku di lorong sekolah. Semenjak saat itu aku harus pergi dan pulang diantar oleh supir. Aku hanya malas saja berurusan dengan fansnya Daniel.

"Nielllll turun makann" teriakku di depan kamar Daniel. Daniel pun keluar dengan muka yang baru bangun tidur. "Iyee iyee bisa ga sih ga triak triak terus?? Brisik!!" Ocehnya. Makan malampun dimulai, seperti biasa tanpa papa karena urusan pekerjaannya yang belum selesai mungkin jadi tak bisa ikut dalam makan malam. Obrolan-obrolan di sela makan malam pun tak pernah sepi, sampai ada 1 pertanyaan dari Daniel yang membuatku sedikit tersedak. "Eh de, lu masuk kuliah jadi ga bareng Rico dong? Katanya mau 1 sekolah terus. SMP SMA ga kesampean kuliah juga dong??" pertanyaan Daniel yang membuatku berhenti melahap makan malamku. "Ya gitu." Jawaban singkat yang bisa kuberikan. Pertanyaan itu membuat aku tidak napsu lagi dengan makananku. Cepat-cepat aku menyudahi makanku dan pergi ke kamar. Entah kenapa setiap orang yang menanyakan hal tentang dia membuat moodku langsung turun. Aku memang benar-benar belum bisa melupakan dia.

Dimana sih dia?
Kenapa ngilang gitu aja?
Ada apa sih dengan dia?
Ada masalah apa?
Kenapa ga pernah crita apa apa sih?
Kenapa sampai detik ini tak ada kabar?
Please come back.
Jujur, aku kangen.

Hanya itu yang ada di benak pikiranku kalau mengingat tentangnya. Selalu itu, tak ada yang lain.




TBC❤️

DIA YANG SELALU KU TUNGGU (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang