Lisan dan kemaluan adalah anggota badan yang paling banyak digunakan untuk bermaksiat, karena kedua organ ini yang paling sulit dikendalikan. Untuk menjaga dan mengendalikannya, diperlukan iman yang kuat dan latihan yang lama.
Rasulullah Saw. bersabda :
اِنَّ اللّٰه كَتَبَ عَلَي ابْنِ اۤدَمَ حَظُّهُ مِنَ ازِّ نَا اَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَۃَ, فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ , وَزِنَا الِّسَا نِ الْمَنْطِقُ , وَ النَّفْسُ تَتَمَنَّي وَتَشْتَهِيْ , وَالْفَرْخُ يُصَدِّ قُ ذَلِكَ كُلَّهُ اَوْيُكَذِّ بُهُ
"Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagian dosa dari zina yang tidam mustahil dia akan menjalaninya. Kedua mata zinanya melihat, lisan zinanya bicara (kotor), dan hati membayangkan atau menganganangankannya. Semua itu akan ditindaklanjuti atau ditolak oleh kemaluan." H.R. Bukhori
Zinanya mata adalah melihat, zinanya mulut adalah bicara, dan zinanya tangan berupa menyentuh dan memegang. Karena itu, menjaga kemaluan meliputi penjagaannya dari perbuatan tang paling keji. Menjaganya agar tidak terbuka atau tersentuh sehingga tidak dapat dijangkau dengan mata, tangan, atau yang lainnya.
Menjaga lisan dan kemaluan adalah aspek yang paling utama yang mesti diperhatikan oleh hamba yang mengharapkan rahmat Rabbnya. Itu semua dilakukan agar manusia selamat dari keburukan jiwanya sendiri, lalu orang lain juga selamat dari keburukannya. Semua ini tercakup dalam sabda Rasulullah :
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَ بَيْنَ رِجْلَيْهِ اَ ضْمَنْ لَهُ الْجَنَّۃ
"Barang siapa yang menjamin kebaikan lisan dan kemaluannya maka ia dijamin masuk surga." H R. Bukhari
Rahasia lain di balik disatukannya lisan dan kemaluan pada hadits diatas adalah adanya hubungan yang erat satu sama lain. Jika salah satunya tidak di jaga maka akan berimbas pada yang lain. Lisan dan kemaluan dapat menjadi sarana penunjang dan jalan yang mengantarkan pada yang lain. Mari kita memohon kepada Allah Swt. agar Dia selalu menjaga anggota badan kita dari segala perbuatan buruk.