عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ : اُرِيْتُ النَّارَ فَاِذَا اَكْثَرُ اَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ. قِيْــــــلَ: اَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ? قَا لَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ, وَيَكْفُرْنَ الاِحْسَــــــانَ, لَوْ اَحْسَنْتَ اِلَي اِحْدَا هُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَاَتْ مِنْكَ شَيْاً قَا لَتْ: مَا رَاَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, "Diperlihatkan neraka kepadaku. Ternyata, mayoritas penghuninya adalah kaum wanita yang ingkar." Seseorang bertanya kepada beliau, " Mereka ingkar kepada Allah?" Beliau menjawab, "Mereka mengingkari kebaikan suami mereka. Jika kamu berbuat kebaikan kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun lalu ia melihat suatu (kesalahan) darimu maka ia akan berkata, 'Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan darimu,).'" H.R Bukhari
Dalam hadits ini, Rasulullah menjelaskan bahwa beliau melihat surga. Beliau menceritakan keagungan surga kepada para sahabat dengan menyebutkan setangkai anggur. Beliau juga menceritakan neraka kepada mereka. Selama hidup, beliau belum pernah melihat pemandangan sedahsyat itu.
Rasulullah juga menjelaskan bahwa penghuni neraka itu terdiri dari laki-laki dan perempuan, akan tetapi mayoritas penghuninya perempuan. Ini karena perempuan sering mengingkari kebaikan suami dan durhaka kepadanya.
Berita dari Rasulullah ini membangkitkan rasa keingintahuan sahabat untuk mengetahui lebih mendalam tentang berita tersebut. Melihat hal itu, Rasulullah memanfaatkan kesempatan itu untuk memotivasi kaum Muslimin guna menggapai surga dan memperingatkan kaum Muslimah dari neraka. Dalam keadaan seperti inilah manusia lebih mudah memahami dan lebih bersemangat mengikutinya.
Berita tersebut mengandung 2 makna penting :
1. Suami hendaknya mengetahui karakter istri.
Tatkala arah, seorang istri sering mengingkari keutamaan dan kebaikan suaminya. Dengan kata lain, kaum perempuan mudah dikuasai oleh perasaannya sehingga acap kali membuatnya menyimpang dari kebenaran. Untuk itu, hendaknya suami senantiasa memberi peringatan kepada istrinya. Hal ini dimaksudkan agar istri tidak mudah emosi dan suami tidak terburu-buru menghukumi istrinya dengan emosi pula.
2. Istri hendaknya jangan mengingkari kebaikan suami.
Kaum wanita hendaknya waspada dari perbuatan tercela ini. Perbanyaklah amal ibadah yang dapat menghapus dosa. Tujuannya, jika suatu ketika ia terjerumus dalam perbuatan ini maka ia memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat menghapus keburukan yang besar ini.
Hadits ini menjelaskan bahwa mengingkari kebaikan suami termasuk dosa benar sehingga Rasulullah menamainya dengan kekufuran. Tidak diragukan lagi bahwa kemaksiatan yang menunjukkan kata kufur lebih berbahaya daripada kemaksiatan yang tidak menunjukkan kata kufur.
An-Nawawi berkata, "Hal ini menunjukkan bahwa pengingkaran istri terhadap kebaikan suami termasuk perbuatan dosa besar. Salah satu ciri dosa besar adalah pelakunya diancam dengan siksa neraka " Al-minhaj : II/88