Brakkk"Dimana gadis itu?"tanya seorang pria bermata Biru Cerah setelah mengebrak meja didepannya.
"Gadis sialan" umpat lelaki lainnya yang bermata Coklat Tua.
"Seharusnya kau tidak gegabah seperti ini Lou" Kata lelaki bermata Coklat tadi kepada lelaki bermata biru itu,yang bernama Lou.
"Bisakah kau diam?" Bentak Lou
"Cih, pokoknya ini salahmu" Kata orang bermata coklat sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah wajah Lou.
"Kau juga ikut dalam masalah ini William Gordon" Geram Lou
"AHH bodo amat" Lelaki bermata coklat itu segera melangkah pergi dengan wajah kesal.
Lou Pov
Pengecut, batin Lou.
Usai perkelahian dirinya dengan sahabat karibnya, ia segera melangkah kearah kamar yang ada didepannya. Setelah ia masuk,Ia langsung mengedarkan pandangannya ke ruangan itu.
Kosong,batinnya.
Pandangan Lou terhenti saat melihat ranjang didepannya. Tempat dimana gadis itu seharusnya berada. Dan sekarang gadis itu hilang entah kemana. Ia mendesah pelan.
Setelah melihat-lihat, ia segera melangkah untuk meninggalkan ruangan itu. Ia tidak mau ruangan itu berantakan akibat kekesalannya. Ia butuh ketenangan sekarang.
Krieeet
Lou berhenti tepat ketika suara pintu terbuka terdengar. Ia mendapat suatu kejutan. Gadis itu kembali.
Cila Pov
Usai mencoba mencari jalan keluar berkali-kali yang tidak menghasilkan apapun,ia akhirnya menyerah. Mencoba mengingat kamar dimana ia berasal dan mulai melangkah ketujuannya. Ia terhenti ketika melihat ada seseorang disana. Ia bimbang dan bahagia. Ia bimbang apakah orang itu baik dan ia bahagia karena akhirnya menemukan seseorang di ruangan yang jumbo ini. Ia akhirnya memutuskan untuk sembunyi karena tidak terlalu yakin apakah pria itu orang yang baik. Ya,orang itu adalah seorang pria yang cukup tampan dengan mata coklat tua. Orang itu seperti tidak fokus berjalan. Daritadi ia hanya menunduk dan berakhir melewati diriku. Untung selamat. Aku segera keluar dari persembunyianku dan melangkah,ralat berlari ke kamar yang mau aku tuju. Segera setelah aku menemukan ruangan itu aku segera membuka pintunya dan berjalan masuk. Aku hanya takut lelaki tadi mengejarku. Lelaki itu terlihat kejam. Segera setelah masuk aku menghela nafas panjang. Lega rasanya ketika kau aman. Kuangkat kepalaku untuk memastikan kamar ini bemar-benar kamarku.
Deggg
Siapa dia?
Author Pov
Kedua makhluk berbeda jenis itu saling menatap satu sama lain dengan raut yang berbeda-beda. Sang lelaki menatap dengan wajah kesal dan Sang perempuan menatap dengan wajah tekejut. Keduanya terus menatap sampai Sang perempuan, yang kita ketahui bernama Cila memutuskan pandangannya.
Suasana yang mereka cipatakan mengakibatkan tidak ada yang berani membuka suara.
"Kau mencoba kabur,heh?" Tanya Lou dengan nada meremehkan.
"Kau siapa?" Bukannya menjawab Cila malah bertanya kembali.
"Bukan urusanmu aku siapa sekarang jawab pertanyaanku yang tadi" kata Lou dengan nada menuntut.
"Y,a-aku menco-coba untuk ka-kabur" jawab Cila tergagap karena takut.
"Bagus, apa kau berhasil?" Tanya Lou dengan nada antusias
Cila hanya menjawab dengan sebuah gelengan kepala.
"Kasihan.. Kau tau sebenarnya aku kerja disini. Aku bisa memberitahumu jalan keluarnya, itu pun kalau kau mau" Bujuk Lou
"Benarkah?" Tanya Cila dengan mata berbinar.
"Iya. Kalau kau ingin tau... mendekatlah" Kata Lou sambil menggerakan jari telunjuknya maju-mundur.
"Baiklah" Jawab Cila sebelum melangkah mendekati lelaki itu.
Lou Pov
Gadis ini bodoh sekali. Mudah sekali dibujuk. Aku yakin ia masih polos dan suci. Ia pasti cocok untuk orang sepertiku. Dan aku yakin darahnya pasti manis.
Cila Pov
Lelaki itu tau jalan keluar dari ruangan ini. Aku meragukannya. Tapi tak ada jalan lain. Ia haru menuruti lelaki itu agar bisa segera pergi,walau ia tak yakin lelaki itu berkata jujur.
Back Author Pov
"Sebelum aku memberitahumu, bolehkah aku tau siapa namamu?" Tanya Lou setelah Cila tepat berada didepannya.
"Cila, Azzahra Cila" jawab Cila
"Cila,kenalkan namaku Louis"Kata Lou memperkenalkan diri
"Salam kenal" Ucap Cila sambil tersenyum tulus.
Senyuman tulus Cila membuat Lou tanpa sadar ikut tersenyum.
"Well,Cila. Apa kau tak keberatan aku peluk?" Tanya Lou dengan frontal.
"Ehh,ap-apa maksudmu?" Tanya Cila kembali. Ia bingung dengan pertanyaan frontal Louis.
"Aku baru mendapatkan sesuatu hal yang buruk. Aku sangat butuh sebuah pelukan sekarang" Jelas Lou dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Oh be-benarkah? Ten-tentu saja" Ucap Cila memberikan izin. Cila tidak tau kalau orang didepannya sedang bersandiwara.
Grepp
"Oh,terimakasih" Ucap Lou setelah memeluk Cila dengan nada pura-pura bersyukur. Oh ya, dan ia mengatakan itu sambil menyeringai yang tentu saja tidak diketahui Lou karena posisi mereka bertolak belakang.
"Iya tak apa" balas Cila sambil memeluk Lou erat. Ia hanya mau Lou,orang yang baru ditemuinya tidak sedih lagi. Ia semakin mengeratkan pelukannya ketika ia merasakan ada yang basah dibahunya. Ia mengira Lou sedang menangis. Padahal itu bukan air mata, melainkan Liur Milik Lou.
Ia sekarang sedang menatap leher Cila yang terpampang jelas. Ia tidak boleh melewatkan Situasi 'beruntung' ini.
Cepppp
Argggghhhhhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
To Go Home
خيال (فانتازيا)Karena kecelakaan itu ia menjadi seperti ini. Tak ada yang dapat disalahkan. Para saksi seolah bungkam untuk selama-lamanya. Ia tau ada seseorang disana. Tetapi malam itu terlalu gelap.Disaat itu ia hanya dapat melihat suatu bayangan. Setelah itu ya...