Kau itu ibaratkan gelembung yang terbang bebas di udara, sementara aku gelembung di dalam air soda.
.
.
.
***Taehyung itu cerah.
Dari rupa hingga segala perbuatan yang dia lakukan. Memandangnya saja tak ada yang sanggup. Terlalu cerah hingga Yeon sendiri harus memicing selama berhadapan dengan sosoknya.
Kelakuannya seperti orang tolol. Kadang dia hanya duduk diam tanpa ekspresi, kadang juga dia melompat kesana kemari. Pernah sekali Yeon mendapati Taehyung duduk berselonjor di depan kelas menangisi seekor kumbang yang mati terlindas langkahnya. Ah, juga ketika pemuda itu memulai 'perang makanan' di cafetaria bulan lalu yang mengakibatkan dirinya di sanksi membersihkan seantero sekolah.
Tidak ada yang heran. Dia Kim Taehyung, bukan orang lain.
Yang membuat Hae Yeon heran setengah mati adalah Kim Taehyung yang tiba-tiba masuk ke kelasnya setelah pelajaran kalkulus usai dua minggu lalu. Saat itu Yeon tengah membenahi kotak pensilnya ketika Taehyung menghampiri mejanya dan dengan santai mengajaknya makan siang bersama. Dan saat itu pula Hae Yeon berpikir Taehyung itu benar-benar tidak waras.
Hey, Hae Yeon itu bukan siapa-siapa di sekolah. Mereka berbanding terbalik dengan Taehyung yang dielu-elu kan seantero sekolah—tidak, seantero Seoul lebih masuk akal mengingat orang tuanya adalah pasangan selebritis teromantis se-Korea. Taehyung melangkah saja dapat membuat gadis-gadis meraung. Intinya, Hae Yeon bukan siapa-siapa untuk sekedar jadi bahan lirikan Taehyung.
Hae Yeon kaum irrelevant yang orang lain jauhi, tetapi Taehyung datang padanya.
Katanya Taehyung cepat bosan, makanya dia mencari mainan baru yang sungguh disayangkan adalah Hae Yeon sendiri. Tapi Yeon tidak pernah protes. Tak sekalipun ia bertanya alasan Taehyung datang padanya selama dua minggu mereka menghabiskan waktu bersama.
Heck, menjawab segala lontaran pertanyaan Taehyung saja dia masih gagap. Bagaimana dia mau balik melontar pertanyaan?
"Setelah dua minggu bersamamu, dapat kutarik kesimpulan bahwa kau itu melihat dunia dengan cara yang sangat simpel. Hitam dan putih. Yang jahat itu hitam dan yang baik itu putih, benarkan?"
Taehyung kembali menjabarkan pendapatnya tentang Hae Yeon, membuat gadis itu terlonjak dari duduknya tatkala suara bass pemuda itu memecah keheningan.
Jari-jemarinya bermain di ujung blazer seragamnya. Bingung harus menanggapi teori Taehyung tentang dirinya barusan. Lebih tepatnya Yeon bingung bagaimana merespon Taehyung tanpa bergagap tiap kata nya
"Ummm ... " Yeon mencicit, lebih parah karena satu kata pun tidak dapat dia utarakan.
Taehyung itu tipe orang yang suka berpikir dalam. Sangat dalam higga presepsinya tentang hidup dan segala macam hal simpel bisa sangat berarti ketika ia lontarkan teorinya. Terkadang membuat Yeon berpikir bagaimana Taehyung bisa sedetil itu menanggapi sesuatu? Bagaimana ia bisa memperhatikan segalanya dari sudut pandangnya sendiri? Bagaimana bisa Taehyung menangisi kumbang mati?
Tidak, tidak ada yang tahu jalan pikiran Taehyung. Tidak Jimin—karibnya—tidak pula Jungkook si partner in crime nya.
"Kau tidak membatah tidak pula mengiyakan. Jadi, aku benar, kan?"
Taehyung kembali bersuara, membuat Yeon kembali menggenggam buku-buku jarinya kuat. Dia ingin menjawab, dia ingin merespon tetapi rasanya terlalu berat.
Taehyung terlalu bebas untuk Hae Yeon yang bahkan sulit lepas dari belenggu pikirannya sendiri.
Yeon merangsek dari duduknya untuk bersandar pada oak di belakangnya diiringi manik Taehyung yang tak lepas dari setiap gerak geriknya. Bukannya merasa tak nyaman dengan perhatian yang Taehyung berikan, justru Yeon menikmatinya. Terlalu menikmatinya hingga ia takut akan fakta Taehyung dan dia berbeda.
Gadis itu menarik napas dalam, sembari membiarkan maniknya bersirobok dengan milik Taehyung. Lama dia larut dalam manik cokelat Taehyung untuk sadar bibirnya melontar kata.
"Kau itu ibaratkan gelembung yang terbang bebas di udara, sementara aku gelembung di dalam air soda."
"Apa?"
Suara Taehyung memecah suasana dan fokus Hae Yeon. Pemuda itu kini menarik ujung bibirnya membentuk senyum kotak andalannya.
Hae Yeon meringis lalu menunduk. Merutuk bibir dan otaknya yang tak sejalan kali ini. Harusnya ia lebih hati-hati dalam berucap. Harusnya ia tidak terlalu larut pada manik Taehyung yang memikat. Harusnya ia—
"Gelembung, ya?"
Yeon mengangkat kepalanya cepat mendelik kearah Taehyung yang sekarang tampak berpikir keras. Dahinya mengernyit tetapi senyumnya tak runtuh.
"Kupikir kau menambah satu alasan lagi dengan teori gelembungmu."
Dan senyum Taehyung semakin lebar. Hae Yeon khawatir wajah tampannya akan koyak jika dia terus tersenyum selebar itu.
"Al-alasan apa?"
Sial, penyakit gapapnya kambuh lagi!
Taehyung terekeh sejenak lalu kembali menatap Hae Yeon lekat. Mata pemuda itu mengerling nakal.
"Alasan aku begitu menyukaimu, duh."
.
.
.
.
.Terkutuklah Taehyung dan mulut manisnya yang selalu sukses membuat ruam-ruam bahagia bermunculan di kulit pucat Hae Yeon.
Fin
HAPPY BIRTHDAY KIM TAEHYUNG aka V aka TAETAE aka MASA DEPANKU. Taehyung itu segala-gala-gala-gala-galanya bagi aku dan bangtan. A ray of sunshine bagi hidupku yang kelam/apasih
Wish you all the best, babe. Jangan pernah berubah. Kamu itu sempurna apa adanya. Bullshit sama 'manusia gak ada yang sempurna' karna menurut aku tae lebih dari kata sempurna. Stay helathy, rest well. Jangan terlalu ikut arus ya sayang. Aku takut kamu berubah:(( cintai bangtan dan army selalu terutama aku calon masa depanmu ehehehehehe.
I LOVE YOU 💕💕💕💕