Happy reading:)
Kinal. Gadis dengan kemeja flanel kotak kotak dan celana jeans lusuh berdiri disamping mobil tua-nya. Dibawah pohon rindang yang besar tinggi menjulang. Namun tak ada daun sama sekali, pohon itu tidak mati, tapi tak ada kehidupan didalamnya.
Matanya merah dengan lingkaran hitam disekitarnya. Entah sudah berapa botol minuman keras yang telah ia habiskan dan ia hancurkan saat itu juga. Lobi hotel yang dingin dan sepilah yang jadi saksi bisu kepiluannya malam itu.Tangannya langsung bergetar begitu melihat sepaket undangan yang tersimpan rapih dalam sebuah bungkus plastik.
Ve & Marcell
Begitulah tulisan yang tertera disana, langsung ia lempar undangan itu dengan penuh amarah. Gadis yang begitu dicintainya, entah apa jadinya hidup Kinal jika gadis itu pergi darinya, dan itu pasti.
Kita kembali pada Kinal hari ini, niat awal ingin menghadiri pernikahan sang sahabat tapi alhasil tujuannya malah teralih kesini. Sebentar lagi di gereja tua yang berada didepan padang rumput tempatnya berada saat ini akan berlangsung pernikahan sakral. Dan kinal jelas akan melewatkannya.
Mungkin inilah saatnya untuk membiarkannya pergi, mulai menjauh dari kehidupannya, dan memulai kehidupan baru tanpanya, walaupun itu sama sekali tak terdengar mudah.
Hatinya terlalu sakit bila harus ada disana, walaupun ia tau Veranda pasti akan sangat menunggu kehadirannya. dengan separuh tenaganya ia berjalan ke belakang mobilnya. Sambil membawa selang air yang terlihat kotor itu ditangannya.
Ia masukan selang itu ke dalam lubang pada knalpot mobilnya, entah apa yang ingin ia lakukan. Hidupnya tanpa arah sekarang.
Ia berjalan gontai masuk kedalam mobil sedan tua yang ia beli dari hasil jerih payah nya sendiri. Jika dibandingkan dengan Marcell yang hidup dengan segala kemewahan, Kinal kalah telak. Mungkin itu yang membuat Ve berpaling darinya.
Atau mungkin Ve memang tak pernah sedikit pun menaruh rasa itu padanya, hanya harapannya lah yang terlalu besar yang menutupi segala kebenaran itu dari matanya. Hal yang sangat konyol bila ia percaya kalau perasaan aneh yang ia rasakan, Ve juga merasakannya.
Dia coba hidupkan mobilnya, walau cukup sulit akhirnya mesin mobil itu pun menyala, bunyinya sangat tidak enak didengar, tapi itu terdengar bagai musik yang mengalun ditelinganya.
Perlahan asap masuk dari dalam jendela mobilnya, asap pekat itu yang berasal dari selang yang ia hubungkan ke knalpot tadi.
Ia biarkan asap-asap kotor ia berkeliaran didalam mobilnya, asap yang perlahan akan merusak paru parunya. Mungkin itu caranya agar ia mati perlahan. Air mata kembali luruh dari pelupuk matanya, membasahi pipinya yang kian menirus.
Ceklek!
Pintu mobilnya terbuka dan langsung tertutup kembali dengan kencang. Ia terkejut bukan main begitu tau siapa yang duduk disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 OneShot Story
FanfictionSemoga anda semua #BAPER dengan hasil coretan iseng saya.