Namanya Shani, 17 tahun dan masih kelas 3 SMA. Dia perempuan dengan tinggi 162 cm, berkulit putih pucat dengan mata almond berwarna terang. Punya rambut hitam yang tergerai panjang. Suka baca novel dan majalah suka nonton drama Korea, kadang dengar lagu-lagu sedih juga. Tak kan terganti, milik Marcell yang jadi kesukaannya. Itu sebagian kecil dari dirinya, sangat umum, Shani gadis biasa, sama saja dengan gadis lainnya yang tinggal di bumi.
Nothing special.
Except one....
Gadis itu, dia, bisa berjalan saat tidur.
Haha, bercanda, tapi itu benar, Shani kadang tertidur sambil berjalan di malam hari, bahkan pernah sampai ke depan pintu rumah tetangga, itu yang paling memalukan.
Forget it.
Ada satu hal kali ini yang sebenarnya harus kalian tau. Shani, bisa melihat masa depan, dengan matanya, dan dengan kesadaran yang penuh.
"Shani!".
"Eh, maaf ka maaf!".
Seisi kelas langsung dipenuhi suara tawa, bahkan sahabat yang duduk tepat disebelahnya pun ikut menertawakan. Dia cuma menunduk malu.
"Apa kamu tidur?".
Dia geleng kepala.
"Apa kamu sudah selesai?".
"Sudah pak".
Pak Hanif, pengawas ujian diam sebentar. Dia menyentuh dagunya dengan telunjuk.
"Bersihkan kotoran di bibirmu itu". Pak Hanif pergi, sambil terus memilin kumisnya.
Itu memalukan kalau mau tau. Sedikit lucu, juga.
**********
"Ci... Ci Shani!".
"Iya iya kenapa?".
"Kamu ngelamun?".
"Hah? Enggak".
"Tadi aku ngomong apa?".
"Memang kamu ngomong ya?".
Anak itu menepuk jidatnya, mendengus. Shani memang sedang melamun. Anak cerewet menempelkan punggung tangannya di dahi Shani cukup lama.
"Gak panas".
"Kamu kenapa sih?"."Aku.... Mimpi".
Dahinya berkerut samar, memperhatikan gadis dihadapannya lamat-lamat.
"Mimpi apa?".
Shani diam.
"Apa itu mimpi buruk? Kamu dikejar hantu?". Kata Gracia.
Shani masih diam, gadis itu menghela nafasnya yang berat. Kepalanya menggeleng, bukan itu yang dia maksud.
"Mimpi yang aneh". Shani bersuara.
"Maksudnya?".
"Yaa... Aku mimpi tabrakan dengan seseorang". Dia kembali melamun setelah itu, tatapan matanya kosong.
"Siapa? Kamu kenal?".
Shani geleng-geleng kepala, lantas lanjut menadahi kepalanya dengan kedua tangan seraya memijat pelipis. Kepalanya mulai pening. Semua teka-teki ini menjadi semakin rumit, pikirnya.
"Aku bahkan gak tau itu dimana, yang ku ingat itu cuma aku nabrak dia. Dan ya, kamu tau? Aku dengar suara kamu di mimpiku, itu artinya kamu juga ada disana".
"Apa ada hubungannya dengan de javu yang suka kamu alami?". Anak itu bertanya dengan santai.
Shani menggidikan bahunya, entahlah, bisa iya, bisa juga tidak, terlalu abu-abu,pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 OneShot Story
FanfictionSemoga anda semua #BAPER dengan hasil coretan iseng saya.