Kisah klise romansa tak pernah jadi membosankan bila kamu yang jadi tokoh utamanya. Walaupun cuma bertemu tanpa sengaja dengan cara tak terduga, saling benci, lalu saling memperhatikan satu sama lain, lambat laun saling jatuh cinta, lalu sakit hati. Begitu terus siklusnya hingga kamu bisa dengan mudah menebak alurnya.
Yang ini berbeda, dia sudah jatuh cinta bahkan sebelum dia tau bahwa dia telah jatuh cinta. Ah, begitu sulit memahaminya ya?
Begini, kamu pasti tau kan bagaimana rasanya jatuh cinta? Seperti jantungmu yang selalu berdebar saat kamu dekat dengan dia, perut sakit seolah ada ribuan kupu-kupu beterbangan di dalamnya. Mudahnya, perasaan hangat yang buat hatimu bergetar saat kamu dekat dengan si dia.
Anak itu mengalami itu, merasakannya dengan sangat jelas hingga dia mulai gelisah.
Dia bukan sekadar tak kenal orang dia cinta, dia bahkan tak tahu rasa campur aduk itu datang untuk siapa. Dia bingung.
Maka dari itu dia membicarakan ini pada temannya, satu-satunya sahabat yang dia punya. Dan satu-satunya tempat dimana mereka bisa bertemu adalah, di club malam dipusat kota. Di meja bartender paling pojok, sendirian, tanpa diketahui keberadaannya.
Gadis itu, namanya Ratu Vienny Fitrilya.
"Kenapa kusut gitu? Masih belum ketemu siapa jodoh kamu ya?".
Laki-laki itu menertawakan ucapannya sendiri, lalu geleng-geleng kepala. Yang ditanya cuma mendecih sebal, mulai menenggak minumannya. Ah, itu bukan alkohol atau minuman memabukan. Anak itu vuma minum jus jeruk dingin.
Setiap detik dimana laki-laki itu bisa mengajaknya bicara pasti waktu yang berharga bagi mereka. Semakin malam, klub itu akan semakin ramai, semakin padat juga perkerjaannya.
"Aku bingung, Dyo. Perasaan itu hilang begitu saja". Setelah itu dia mulai memijat pelipisnya.
Kawan bartendernya, Dyo, berseru tertahan. Antara senang dan bingung. Pasalnya, wajah sahabatnya itu terlihat begitu tidak bahagia.
"Bukannya bagus? Daripada kamu terus-terusan gelisah karena perasaan anehmu itu". Dyo masih sibuk mengelapi gelas-gelas, kini pekerjaannya jadi semakin ringan setelah teman satu shift-nya datang.
"Aku malah makin gelisah. Dia kemana ya, Yo?".
"Kamu aja gak tau siapa yang sedang kita bicarakan ini, boleh jadi dia itu sebenarnya gak ada, cuma imajinasi kamu saja". Kalimat itu keluar lagi. Viny lagi-lagi mendecih malas.
"Gak ada imajinasi yang terasa senyata ini".
Dia lalu mulai kembali membayangkan.
Anak itu, Viny, dia selalu berangkat kerja dengan bus kota, setiap pagi dan pulang setiap sore atau malam.
Perasaan aneh itu dimulai entah dihari ke berapa dia naik bus kota untuk bekerja. Saat bus itu berhenti dihalte nomor enam perasaan itu semakin meledak-ledak, kepalanya bahkan mulai pening saat dia memikirkannya.
Anak itu dari dalam bahkan mulai memperhatikan siapa-siapa saja orang yang mulai memasuki busway saat terhenti di halte enam itu. Ibu-ibu pekerja kantoran, para lelaki pekerja bangunan, anak-anak sekolahan, dan wanita tua yang selalu membawa payung merah polkadot kesayangannya. Dia bahkan sampai hafal.
Dia pun pernah sengaja berdiri untuk memperhatikan satu persatu wajah penumpang bus. Hasilnya sia-sia.
Bahkan saat tanpa sengaja dia beradu pandang dengan pria tampan yang selalu naik bus yang sama dengannya pun dia masih merasa bukan karena pria itu getaran dihatinya terus ia rasakan.
Bahkan sampai-sampai gadis-gadis SMA pun tergila-gila dengan pria itu, dia perhatikan bocah-bocah itu setiap hari berbisik sambil cekikikan, mulai mengambili potret pria itu dengan diam-diam. Begitu tergila-gilanya mereka dengan pria itu, tapi tak sedikit pun hati Viny tergugah. Seseorang dari halte 6 itu harus segera ia temui, seseorang yang mengisi penuh ruang hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 OneShot Story
FanfictionSemoga anda semua #BAPER dengan hasil coretan iseng saya.