Thanks Ya...
Udah Baca yang sebelumnnya...
.
.
.
.
.
.
.
Wira Pratama. Ya, ini nama gue. Umurku 20 tahun. Gue baru pindah dari Medan. Gue kesini untuk melanjutkan kuliahku.
Saat gue pindah, gue sempat melihat seorang gadis sedang jogging melewati depan rumahku. Dia cantik dengan rambut yang dikucir dan keringat yang mengaliri pipinya yang chuby itu. Gue melihatnya sampai dia sudah hilang dari tatapanku. Lalu, gue mengambil sepedaku dan mencoba mencari gadis itu. Ah, sial. Gue menemukannya sedang duduk di kursi taman kompleks ini dengan seorang pria yang sedang memberikan sebotol air mineral. Mungkinkah itu kekasihnya?. gue belum mengenal gadis itu, tetapi mengapa gue tidak suka dia berada di dekat pria itu. Menyebalkan sekali. Akhirnya gue mengayuh sepedaku menuju kembali kerumah.
Hari ini, hari pertama gue masuk di universitas baru. Gue mengambil jurusan yang sama seperti saat aku kuliah de Medan, yaitu Bisnis. Di hari pertama gue hanya menemukan beberapa teman baru yang cukup ramah. Ada salah satu teman baruku, namanya Laura. Entah mengapa dia selalu berada didekatku sejak kami berkenalan. Gue merasa risih sekali. Memang sih Laura cantik, cukup fashionable, rambut yang berwana hitam – coklat dengan kulit putih bersih yang menambah aura kecantikannya. Ingin sekali cepat pulang, gue udah bosan berada di dekat Laura.
Jam kuliah hari ini selesai pada pukul 17.00 WIB. Diluar hujan sangat deras. Gue melangkahkan kaki menuju loby kampus ini. Langkah gue terhenti. Gue ngelihat gadis kemarin sore. Dia terlihat sedang duduk di bangku itu sendiri, mengenakan kemeja yang dipadukan dengan celana jeans hitam. Sebenarnya, gue bawa mobil dan ada sebuah payung ditasku. Tapi, gue gak pengen pulang, gue pengen nemenin dia di bangku ini.
"Rachel." Dia menyebutkan namanya dengan nada yang singkat. Nama ini secantik pemiliknya.
Pas gue duduk disebelah Rachel, tiba – tiba ada seorang pria yang memanggil Rachel. Pria kemarin sore lebih tepatnya. Namanya Bobby. Ternyata dia bukan kekasih Rachel. Tetapi, menurutku Bobby seperti menyimpan rasa untuk Rachel karena tatapannya terhadap Rachel lembut.
Akhirnya, gue seneng banget bisa pulang sepayung berdua sama Rachel. Payung ini punya Bobby. Gue ninggalin mobil diparkiran kampus biar bisa sepayung sama Rachel. Karena, sepayung lebih bisa deket daripada di mobil. Gue tau, sepertinya Rachel terusik dengan keberadaanku yang sok asik begini. Lalu aku mengajaknya makan mie ayam disekitar kompleks ini. Gue melihat Rachel makan mie ayam dengan lahap seperti orang kelaparan. Lucu sekali. Hanya ada suara menyeruput mie diantara kami. Gue lebih banyak memandangi Rachel makan, dia tidak menyadari kalau aku memandanginya.
Setelah 20 menit kami pulang. Gue sudah tau dimana rumahnya. Mungkin besok gue bakal kerumahnya untuk mengajak berangkat bersama. Gue balik lagi ke kampus untuk mengambil mobilku yang kutinggalkan.
.
.
.
.
.
Jangan Lupa Vote, Saran, dan kritiknya sekalian.
-Arigatou-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionCERITA INI DI PERUNTUKAN UNTUK SEMUA USIA. SELAMAT MEMBACA ^^ ♥ arigatou ♥